Dunia International,Konflik Timur Tengah,
Eks Pejabat Uni Eropa: Israel Membantai di Gaza dengan Senjata yang Dipasok Eropa - Serambinews
SERAMBINEWS.COM - Mantan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menuduh Israel melakukan genosida di Gaza dan mengutuk Uni Eropa karena gagal menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan kekejaman tersebut.
Borrell mengkritik keras Israel, dengan menyatakan bahwa pemerintahnya melakukan genosida di Gaza dan mengatur operasi pembersihan etnis terbesar sejak akhir Perang Dunia Kedua.
Dilansir Guardian pada Sabtu saat berbicara pada upacara penghargaan di Spanyol, Borrell juga mengkritik kegagalan Eropa untuk meminta pertanggungjawaban Israel, dengan alasan bahwa UE memiliki sarana dan tanggung jawab untuk mempengaruhi perilaku Israel.
Borrell membuat pernyataan pada hari Jumat saat ia menerima Penghargaan Eropa Charles V yang bergengsi di Yuste, Spanyol barat daya. Salah satu undangan yang hadir termasuk Raja Spanyol Felipe VI dan sejumlah pejabat Eropa.
“Kami menghadapi operasi pembersihan etnis terbesar sejak akhir Perang Dunia Kedua untuk menciptakan tujuan liburan yang indah setelah jutaan ton puing-puing dibersihkan dari Gaza dan warga Palestina tewas,” kata Borrell.
Mantan menteri luar negeri Spanyol dan politisi sosialis veteran itu tidak berbasa-basi dalam kecamannya atas perang Israel di Gaza.
Borrell mengatakan bahwa serangan 7 Oktober tidak membenarkan kengerian (Israel) sejak itu menimpa Gaza, menuduh Tel Aviv melanggar hukum perang dan dengan sengaja membuat penduduk sipil Gaza kelaparan.
“Kekuatan ledakan tiga kali lebih banyak telah dijatuhkan di Gaza dibandingkan yang digunakan dalam bom Hiroshima," kata Borrell.
“Dan selama berbulan-bulan, tidak ada yang masuk ke Gaza. Tidak ada: tidak ada air, tidak ada makanan, tidak ada listrik, tidak ada bahan bakar, tidak ada layanan medis. Itulah yang dikatakan para menteri Netanyahu dan itulah yang telah mereka lakukan.”
Dia melanjutkan dengan menyatakan bahwa para pemimpin Israel telah membuat deklarasi yang jelas tentang niat genosida, menambahkan: “Jarang sekali saya mendengar pemimpin suatu negara dengan jelas menguraikan rencana yang sesuai dengan definisi hukum genosida.”
Borrell, yang menjabat sebagai diplomat tertinggi UE dari 2019 hingga 2024 dan menjadi Presiden Parlemen Eropa dari 2004 hingga 2007, juga membidik sikap pasif Eropa.
“Eropa mempunyai kapasitas dan sarana tidak hanya untuk memprotes apa yang sedang terjadi tetapi juga untuk mempengaruhi perilaku (Israel),” katanya.
“Tapi tidak melakukannya. Kami memasok setengah bom yang jatuh di Gaza. Jika kita benar-benar yakin bahwa terlalu banyak orang yang meninggal, maka respons alaminya adalah dengan memasok lebih sedikit senjata dan menggunakan tuas perjanjian asosiasi untuk menuntut agar hukum humaniter internasional dihormati.”
Pernyataan Borrell adalah puncak dari perubahan nada yang stabil selama masa mandatnya.
Meskipun awalnya berhati-hati dalam komentar publiknya, ia menjadi semakin blak-blakan mengenai tindakan Israel di Gaza— khususnya pada bulan-bulan terakhir masa jabatannya sebagai kepala kebijakan luar negeri UE.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar