Hollywood "Sekarat", Trump Kenakan Tarif 100 Persen untuk Film Asing Halaman all - Kompas
/data/photo/2025/01/11/678167c79f77c.png)
KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan segera menerapkan tarif 100 persen untuk film-film produksi asing.
Kebijakan ini diberlakukan menyusul pendapat Trump tentang industri perfilman AS sedang goyah.
Baca juga: Menlu Anggota BRICS Kumpul di Brasil Bahas Strategi Hadapi Tarif Trump
Menurutnya selain untuk menyelamatkan Hollywood, tarif ini juga bisa mengurangi ancaman bagi keamanan nasional.
Netanyahu Didemo! Warga Israel Tuntut Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera
"Ini (film asing) adalah upaya yang dibuat oleh negara-negara lain dan, oleh karena itu, merupakan ancaman bagi keamanan nasional. Selain itu, ini adalah pesan dan propaganda," kata Trump di Truth Social seperti yang dikutip dari Reuters, Minggu (4/5/2025).
Sebagai bentuk perlawanan terhadap "propaganda" tersebut, Presiden AS memberikan wewenang kepada badan pemerintah terkait untuk menerapkan kenaikan tarif film asing.
Untuk itu, Departemen Perdagangan akan mengenakan 100 persen tarif untuk film-film produksi luar negeri yang kemudian diimpor oleh AS.
"KAMI INGIN FILM-FILM YANG DIBUAT DI AMERIKA, LAGI!" seru Trump.
Ucapan itu mendapat respons dari Menteri Perdagangan Howard Lutnick bahwa Kementerian tengah memulai proses tarif tersebut.
Bagaimana mekanisme tarif film asing di AS?
Dengan wacana memberikan tarif pada film produksi luar AS, muncul pertanyaan bagaimana kebijakan itu diterapkan.
Hingga saat ini, belum ada kejelasan apakah tarif 100 persen itu berlaku untuk film bioskop atau yang tayang melalui aplikasi streaming.
Selain itu, tarif yang dihitung apakah berdasarkan biaya produksi atau pendapatan box office juge belum ditentukan.
Pada Minggu malam, para eksekutif Hollywood mencoba melakukan perhitungan. Namun, mereka yang diwakili Motion Picture Association, belum bisa memberikan komentar pada pers.
Trump sempat dorong Hollywood kembali berjaya
Setelah dilantik pada bulan Januari lalu, Trump meminta agar industri perfilman AS kembali menggeliat.
Ia bahkan menunjuk para veteran Hollywood seperti Jon Voight, Sylvester Stallone, dan Mel Gibson dengan harapan agar industri kembali "lebih besar, lebih baik, dan lebih kuat dari sebelumnya".
Untuk diketahui, produksi film dan TV sudah tidak lagi berpusat di Hollywood selama bertahun-tahun.
Kini, para pembuat film dan produser lebih memilih lokasi-lokasi dengan pajak rekaman yang lebih murah daripada area legendaris tersebut.
Berdasarkan prediksi Ampere Analysys, pemerintah di seluruh dunia telah meningkatkan kerdit dan potongan tunai terkait biaya pembuatan film.
Baca juga: Ini 10 Poin Hasil Negosiasi Indonesia dengan Tarif Trump dari AS, Apa Saja?
Setidaknya pada tahun 2025, pembuatan konten seluruh dunia akan menghabiskan anggaran belanja 248 miliar dollar AS (sekitar Rp4 triliun) untuk diberikan pada pemerintah setempat.
Selain itu, perusahaan besar seperti Walt Disney, Netflix, hingga Universal Pictures membuat film di luar negeri seperti Kanada dan Inggris.
Terkait tarif Trump yang juga menyasar industri perfilman, para pemimpin negara lain memberikan tanggapan.
Pemerintah Australia dan Selandia Baru mengatakan akan menjembatani advokasi industri lokal mereka.
Seperti diketahui, film superhero dari Marvel telah melakukan syuting di Australia. Sedangkan Selandia Baru merupakan latar belakang film "The Lord of the Rings".
Mengapa Hollywood sekarat?
Industri perfilman Hollywood tengah mengalami penurunan pendapatan selama sepuluh tahun terakhir.
Pada tahun 2023 tercatat sekitar setengah pengeluaran produser AS untuk proyek film dan TV dihabiskan di luar as. Firma riset ProdPro memperkirakan dana sekitar 40 juta dollar AS (sekitar Rp658 miliar) lari ke luar negeri dalam proses pembuatan film.
Selama satu dikade terakhir, FilmLA melacak bahwa produksi film dan TV di Los Angeles sebagai asal Hollywood mengalami penurunan sebesar 40 persen.
Selain itu, kebakaran hutan Los Angeles juga dikhawatirkan akan meningkatkan minat produser mencari lokasi di luar wilayah tersebut.
Baca juga: Apple Lawan Tarif Trump, Angkut 600 Ton iPhone dari India ke AS
Daripada membangun kembali, para pekerja balik layar yang terdiri dari operator kamera, desain kostum, teknisi suara, dan lainnya kemungkinan akan pindah dari Los Angeles.
Survei ProdPro menunjukkan bahwa California berada di urutan keenam dalam daftar lokasi syuting favorit para pembuat film.
Negara bagian itu dikalahkan kawasan lain seperti Toronto Kanada, Inggris, Vancouver Kanada, Eropa Tengah, dan Australia.
Mengenai penurunan minat terhadap produksi film di Hollywood, produser dan serikat pekerja telah mendesak Gubernur California Gavin Newson meningkatkan intensif pajak negara bagian agar bisa bersaing lebih baik dengan lokasi lain.
Apa efek tarif film Trump?
Sebelumnya pada 2 April 2025, Trump telah mengumumkan tarif impor perdagangan negara-negara lain. Sehingga tarif film adalah kebijakan susulan dari langkah Presiden AS untuk memulihkan pendapatan negara.
Namun, usulan itu dianggap akan mengguncang pasar dan meningkatkan kekhawatiran akan terjadi resesi di AS.
Baca juga: Apple Lawan Tarif Trump, Angkut 600 Ton iPhone dari India ke AS
Mantan pejabat senior Perdagangan William Reinsch mengatakan pembalasan terhadap tarif film Trump akan membuat negara kehilangan lebih banyak.
"Balasan itu akan membunuh industri kita. Kita akan kehilangan lebih banyak daripada yang kita dapatkan," ujar Reinsch.
Peneliti senior di Center for Strategic and International Studies itu menambahkan bahwa alasan keamanan nasional atau keadaan darurat sulit diajukan untuk menerapkan tarif film.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar