Kelaparan Memburuk di Gaza Saat Blokade Bantuan Israel Berlanjut, Tekanan Internasional Tak Digubris - Liputan6 - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Kelaparan Memburuk di Gaza Saat Blokade Bantuan Israel Berlanjut, Tekanan Internasional Tak Digubris - Liputan6

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah 

Kelaparan Memburuk di Gaza Saat Blokade Bantuan Israel Berlanjut, Tekanan Internasional Tak Digubris

PBB memperingatkan bahwa kondisi saat ini kemungkinan merupakan yang terburuk sejauh ini, akibat kombinasi dari blokade yang terus berlangsung, serangan terbaru, serta perintah evakuasi yang sejak 18 Maret telah memaksa sekitar 500.000 orang mengungsi.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 02 Mei 2025, 19:33 WIB

096956400_1746005580-20250430-Pengungsi_Palestina-AFP_5
Selanjutnya, Israel kembali melancarkan berbagai serangan udara dan darat ke wilayah Gaza pada 18 Maret 2025. (Eyad BABA/AFP)

Advertisement

Liputan6.com, Gaza - American Near East Refugee Aid (Anera), sebuah organisasi kemanusiaan berbasis di Amerika Serikat (AS), yang menjalankan dua dapur komunitas di Jalur Gaza menyuarakan kekhawatirannya tentang kebutuhan mendasar di wilayah kantong Palestina itu.

"Orang-orang bergantung pada makanan kami; mereka tidak punya sumber penghasilan untuk membeli apa yang tersisa di pasar lokal dan banyak makanan sudah tidak tersedia," kata Sami Matar, pemimpin tim Anera seperti dikutip dari BBC.

BACA JUGA:

"Dulu kami memasak nasi dengan daging – dengan protein. Sekarang, karena blokade, tidak ada daging sama sekali, tidak ada sayuran segar."

Advertisement

Dua bulan setelah Israel memutus semua pasokan masuk ke Jalur Gaza, Matar memperingatkan bahwa beberapa dapur makanan yang masih beroperasi akan tutup dalam hitungan hari.

"Beberapa hari ke depan akan sangat krusial. Kami perkirakan hanya memiliki persediaan untuk dua minggu, mungkin kurang," kata dia.

Pada 2 Maret, Israel menutup semua perbatasan menuju Jalur Gaza – mencegah masuknya semua barang, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan – dan melanjutkan serangan militernya dua minggu kemudian, mengakhiri gencatan senjata dua bulan dengan Hamas. Israel menyatakan langkah tersebut dimaksudkan untuk memberi tekanan pada Hamas agar membebaskan para sandera yang masih mereka tahan.

Baru-baru ini, Program Pangan Dunia (WFP) dan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan bahwa mereka telah kehabisan semua stok bantuan makanan.

"Bantuan kemanusiaan dan nyawa sipil yang diselamatkannya, seharusnya tidak pernah dijadikan alat tawar-menawar," kata Kepala Badan Kemanusiaan PBB Tom Fletcher pada Kamis (1/5/2025).

"Memblokir bantuan membuat warga sipil kelaparan. Itu membuat mereka tanpa dukungan medis dasar. Itu merampas martabat dan harapan mereka. Itu merupakan hukuman kolektif yang kejam. Memblokir bantuan berarti membunuh."

Ratusan ribu warga Jalu Gaza bergantung pada beberapa puluh dapur umum yang masih tersisa untuk bertahan hidup. Dapur yang dijalankan oleh Anera di Khan Younis memberi makan sekitar 6.000 orang setiap harinya.

Namun, jika Israel tidak mencabut blokadenya – yang merupakan yang terpanjang yang pernah diberlakukan terhadap Jalur Gaza – dapur-dapur ini, satu-satunya harapan terakhir bagi banyak orang, akan segera kehabisan bahan makanan. Stok makanan yang ditimbun selama masa gencatan senjata di awal tahun ini hampir habis.

"Kami dulu menerima lebih dari 100 truk setiap minggu – truk bantuan makanan dan paket kebersihan. Sekarang kami tidak memiliki apa pun," ungkap Matar sambil menunjukkan kepada jurnalis BBC gudang Anera yang kosong melompong.

"Kami kesulitan menyediakan makanan seperti nasi, lentil, pasta, minyak goreng, dan garam, untuk dapur komunitas kami. Bahkan sangat mahal untuk membeli 1kg kayu bakar, padahal kami butuh lebih dari 700kg per hari untuk memasak."

Tuduhan Tanpa Bukti Israel

041086200_1743736698-20250404-Antre_Makan-AFP_7
Badan amal internasional yang bekerja di Gaza telah memperingatkan bahwa 2,4 juta penduduk Gaza tidak dapat menanggung bencana kelaparan. (Eyad BABA/AFP)
... Selengkapnya

Israel menuduh Hamas mencuri dan menyimpan bantuan kemanusiaan untuk diberikan kepada para pejuangnya atau dijual untuk mengumpulkan uang. PBB dan lembaga-lembaga lainnya membantah bahwa bantuan telah disalahgunakan dan mengatakan bahwa mereka memiliki mekanisme pemantauan yang ketat.

"Kami bekerja keras untuk menghindari campur tangan dari pihak mana pun. Kami memiliki proses distribusi yang akurat dan kuat," tegas Matar sambil memeriksa daftar penerima bantuan di komputernya.

"Kami memiliki database yang mencakup ratusan ribu orang, termasuk nama, nomor identitas, dan alamat mereka – serta koordinat kamp-kamp mereka. Ini mencegah terjadinya duplikasi dengan pekerjaan organisasi non-pemerintah lain dan menjamin transparansi."

Pekan ini, para pekerja bantuan mengungkapkan telah terjadi lima kasus penjarahan di gudang-gudang dan kompleks utama UNRWA di Jalur Gaza.

Seorang pejabat PBB mengatakan bahwa hal ini adalah tanda meningkatnya keputusasaan rakyat dan kehancuran sistemik.

Sudah lebih dari satu setengah tahun sejak perang di Jalur Gaza dimulai, yang dipicu oleh serangan yang dipimpin Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Serangan itu menurut Israel menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan lebih dari 250 orang disandera. Sekitar 59 orang masih ditahan dan hingga 24 di antaranya diyakini masih hidup.

Serangan militer Israel, yang dimulai pada hari yang sama, telah menewaskan lebih dari 52.400 orang di Jalur Gaza, sebagian besar perempuan, anak-anak, dan lansia. Lebih dari 90 persen dari populasi 2,1 juta orang telah mengungsi – banyak yang terpaksa berpindah tempat berkali-kali.

PBB memperingatkan bahwa kondisi saat ini kemungkinan merupakan yang terburuk sejauh ini, akibat kombinasi dari blokade yang terus berlangsung, serangan terbaru, serta perintah evakuasi yang sejak 18 Maret telah memaksa sekitar 500.000 orang mengungsi.

Advertisement

Kejahatan Perang

077704900_1746005581-20250430-Pengungsi_Palestina-AFP_7
Salah satu jaringan LSM Palestina juga memperingatkan bahwa dapur umum yang masih beroperasi di Gaza hanya memiliki persediaan stok makanan untuk beberapa hari. (Eyad BABA/AFP)
... Selengkapnya

Tekanan internasional terhadap Israel untuk mencabut blokadenya semakin meningkat, dengan peringatan bahwa secara sengaja membuat warga sipil kelaparan bisa menjadi kejahatan perang. PBB mengatakan bahwa Israel memiliki kewajiban yang jelas menurut hukum internasional sebagai kekuatan pendudukan untuk mengizinkan dan memfasilitasi bantuan untuk warga Jalur Gaza.

Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump mengaku dia telah mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa "kita harus berbuat baik kepada Gaza". Trump mendorongnya untuk mengizinkan lebih banyak makanan dan obat-obatan masuk ke wilayah itu.

Tidak ada tanggapan resmi terhadap hal itu, namun awal pekan ini, Kementerian Luar Negeri Israel menolak kritik dari Inggris, Prancis, dan Jerman, yang dalam pernyataan bersama menyebut blokade "tidak dapat diterima" dan bersikeras bahwa "ini harus dihentikan".

Kementerian itu menyatakan lebih dari 25.000 truk yang membawa hampir 450.000 ton barang telah masuk ke Jalur Gaza selama gencatan senjata.

"Israel memantau situasi di lapangan dan tidak ada kekurangan bantuan," sebut Kementerian Luar Negeri Israel.

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages