Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Kisah Bayi Gaza Dipulangkan ke Zona Perang Usai Operasi Jantung di Yordania Halaman all - Kompas
/data/photo/2024/03/04/65e5bce686287.jpg)
GAZA, KOMPAS.com – Seorang bayi yang baru menjalani operasi jantung di Yordania dikembalikan ke Jalur Gaza meski kondisi perang sedang berlangsung.
Bayi perempuan bernama Niveen itu sebelumnya dievakuasi bersama 28 anak lainnya ke Yordania pada Maret 2025 untuk menjalani perawatan medis.
Niveen, yang baru berusia tujuh bulan, lahir dengan kelainan jantung di tengah konflik bersenjata antara Israel dan Hamas.
Baca juga: Eropa Tingkatkan Tekanan ke Israel Terkait Serangan Intensif di Gaza
TPUA Bergerak ke Bareskrim Pukul 11.00, Masih Masalahkan Ijazah Jokowi
Di Gaza, ia kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, sehingga harus dibawa ke Yordania bersama ibunya, Enas Abu Daqqa, dan kakaknya untuk menjalani perawatan di rumah sakit saat gencatan senjata berlaku.
Operasi jantung yang dijalani Niveen dinyatakan berhasil oleh tim medis di Yordania.
Namun, pada Senin (12/5/2205), otoritas Yordania menginformasi bahwa keluarga Niveen akan dipulangkan ke Gaza keesokan harinya.
Pemulangan dilakukan setelah otoritas menyatakan bahwa Niveen telah menyelesaikan pengobatannya.
Kementerian Luar Negeri Yordania menambahkan, kebijakan pemulangan dilakukan atas dasar logistik dan alasan politik.
Dalam hal ini, pemerintah menyatakan tidak ingin menjadi bagian dari upaya pemindahan penduduk Palestina keluar dari wilayahnya.
“Anak-anak yang dikembalikan berada dalam kondisi medis yang baik,” bunyi pernyataan resmi Yordania, seraya menambahkan bahwa pemulangan ini juga memungkinkan lebih banyak anak sakit dievakuasi dari Gaza.
Namun, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza menyebut, beberapa anak, termasuk Niveen, masih memerlukan perawatan lanjutan.
Mereka menyatakan bahwa mengembalikan anak-anak ke wilayah perang dapat membahayakan keselamatan mereka.
Sejumlah keluarga turut mengeluhkan proses pemulangan yang dilakukan sebelum pengobatan selesai.
Baca juga: Perancis Makin Mantap Akui Negara Palestina di Tengah Memburuknya Situasi di Gaza
Enas Abu Daqqa mengatakan, kondisi anaknya masih belum stabil dan dapat memburuk sewaktu-waktu.
“Dia kadang sesak napas dan membiru. Kami tinggal di tenda tanpa fasilitas medis,” ujarnya.
Kasus serupa juga dialami oleh Nihaya Bassel, ibu dari Mohammed, bayi satu tahun yang menderita asma dan alergi makanan.
Ia menyatakan anaknya belum menerima perawatan penuh, tetapi sudah dipulangkan.
“Kami kembali ke situasi kelaparan, ketakutan, dan tanpa obat,” katanya.
Selama perjalanan kembali ke Gaza, beberapa warga Palestina mengaku mengalami perlakuan kasar dari pasukan Israel di perbatasan.
Mereka mengaku bahwa uang tunai, ponsel, dan barang-barang pribadi mereka disita.
Sementara itu, militer Israel menyebut penyitaan dilakukan terhadap uang yang melebihi batas yang diperbolehkan karena diduga akan digunakan untuk kegiatan teror.
Hingga saat ini, evakuasi medis dari Gaza ke Yordania masih berlangsung. Terakhir, Yordania mengumumkan telah menerima empat anak sakit tambahan dari Gaza untuk perawatan lebih lanjut.
Baca juga: Netanyahu: Israel Akan Kuasai Seluruh Wilayah Gaza, Serangan Darat Diperluas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Penampakan dari Udara Serangan Rusia Hancurkan Permukiman di Ukraina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar