Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Haji Kisah Inspirasi Kisah Inspiratif pinfo pinfo9

    Kisah Haru Aisyah Temani Ibu Berhaji Usai Ayah Tiada - Halaman all - Tribun-timur

    4 min read

      

    Kisah Haru Aisyah Temani Ibu Berhaji Usai Ayah Tiada - Halaman all - Tribun-timur

    Laporan Mansur Amirullah, Media Centre Haji dan wartawan tribun-timur.com dari Mekah

    TRIBUN-TIMUR.COM, MEKAH – Aisyah Fitriana (23) seorang karyawan swasta di Batam, berangkat ke Tanah Suci tahun ini untuk menemani ibunya, Paonirawati (59 tahun). 

    Namun, di balik kebahagiaan menjejakkan kaki di Tanah Suci, ada kesedihan mendalam.

    Sedianya, ibunya Paonirawati mendaftar haji bersama ayahnya, Ngatjimi (60 tahun). 

    Namun, takdir berkata lain, sang ayah berpulang ke rahmatullah pada 2023 lalu. 

    Dengan aturan Kemenag memperbolehkan ahli waris menggantikan nomor porsi, Aisyah pun berangkat ke Tanah Suci.

    “Gembira sekaligus sedih. Seharusnya yang berangkat tahun ini adalah almarhum bapak,” kata Aisyah kepada wartawan Media Centre Haji di Hotel Mizab Al Adl, Kawasan Raudhah, Mekah, Senin (12/5/2025).

    Aisyah tidak pernah jauh dari ibunya. 

    Di lobi hotel, ia setia menemani ibunya. 

    Petang itu, ibu dan anak ini janjian bertemu dengan kerabat sesama jamaah Kloter 01 BTH Batam, meskipun mereka menginap di hotel terpisah.

    “Kami 7 orang terpisah dari rombongan besar Kloter 01 BTH di Mekah,” kata Paonirawati.

    Meski terpisah dari rombongan kloternya, Aisyah dan Paonirawati mengaku puas dengan pelayanan petugas haji selama di Madinah dan dua hari berada di Mekah.

    “Petugasnya gercep (gerak cepat) menangani tiap keluhan. Ramah juga,” kata Aisyah.

    Selain itu, petugas haji Indonesia mudah ditemui dengan identitas yang mencolok.

    “Mudah-mudahan petugas dan jamaahnya sehat walafiat semua,” kata Aisyah.

    Syarikah

    Sebagai informasi, kebijakan pemondokan hotel di Madinah dan Mekah berbeda. 

    Di Madinah, pemondokan jamaah berdasarkan kelompok terbang (kloter).

    Sementara di Mekah, pemondokan berdasarkan syarikah (perusahaan lokal Arab Saudi). 

    Ini adalah kebijakan Kementerian Arab Saudi tahun ini untuk memberikan pelayanan maksimal kepada jamaah haji, terutama pada momen puncak haji, Arafah, Musdalifah, dan Mina.

    “Setelah puluhan tahun pengelolaan haji ditangani satu muassasah (yayasan), tahun ini ada perbedaan di mana pengelolaan haji ditangani lebih dari satu syarikah,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis Hanafi.

    Muassasah basis pelayanannya berdasarkan geografis. Seperti Indonesia ditangani muassasah khusus Asia Tenggara.

    Meski berbeda konsep, Muchlis memastikan pelayanan hak dasar jamaah haji tetap tidak ada perbedaan berarti, seperti konsumsi dan transportasi bus shalawat. 

    Masing-masing syarikah akan memberikan layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, dan fasilitas selama jamaah di Mekah, terutama selama fase puncak ibadah (Armuzna).

    Total jemaah reguler Indonesia yang akan dilayani berjumlah 203.320 orang.

    Berikut daftar delapan syarikah penyedia layanan dan kapasitas layanannya seperti disampaikan Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Muchlis Muhammad Hanafi, saat jumpa pers di Kantor Daker Mekah, Minggu (11/5/2025):

    Al Bait Guests

    Kapasitas: 35.977 jemaah
    Persentase: ±17,7 persen. 


    Rakeen Mashariq

    Kapasitas: 35.090 jemaah
    Persentase: ±17,3 persen


    Sana Mashariq

    Kapasitas: 32.570 jemaah
    Persentase: ±16,0 persen


    Rehlat & Manafea

    Kapasitas: 34.802 jemaah
    Persentase: ±17,1 persen

    Al Rifadah
     

    Kapasitas: 20.317 jemaah
    Persentase: ±10,0 persen


    Rawaf Mina
     

    Kapasitas: 17.636 jemaah
    Persentase: ±8,7 persen


    MCDC

    Kapasitas: 15.645 jemaah
    Persentase: ±7,7 persen


    Rifad

    Kapasitas: 11.283 jemaah
    Persentase: ±5,5 persen
    Penunjukan syarikah ini diatur secara resmi dan bertujuan memastikan distribusi layanan adil dan terstandar bagi seluruh jemaah haji Indonesia.

    Muchlis menegaskan, pelayanan diberikan akan diawasi dan dievaluasi agar sesuai dengan kontrak dan ketentuan berlaku. 

    Dengan adanya sistem syarikah terdistribusi secara proporsional, diharapkan kualitas pelayanan selama musim haji 2025 semakin meningkat, serta memberikan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh jemaah Indonesia.

    (MCH). (*)

    Komentar
    Additional JS