Dunia Internasional,
Konflik Makin Panas, Pakistan Tembak Jatuh Drone Pengintai India

KOMPAS.com - Tentara Pakistan dilaporkan menembak jatuh pesawat nirawak alias drone India di wilayah Kashmir yang disengketakan kedua belah pihak.
Menurut laporan stasiun radio milik pemerintah Pakistan, pasukan negara tersebut menembak jatuh drone India karena melanggar wilayah udara Pakistan.
Radio Pakistan mewartakan, drone India tersebut berupaya melakukan pengintaian di sepanjang garis kontrol atau line of control (LoC) di Sektor Manawar, Bhimber, Kashmir. Namun, stasiun radio tak merinci kapan penembakan drone itu dilakukan.
Di sisi lain, militer India menyatakan kedua belah pihak saling jual beli tembakan selama lima malam berturut-turut di sepanjang LoC, sebagaimana dilansir AFP, Selasa (29/4/2025).
Tensi India dan Pakistan semakin mendidih usai New Delhi menuding Islamabad menjadi dalang di balik tewasnya 26 warga sipil oleh serangan milisi bersenjata pada 22 April 2025. Pakistan membantah tudingan itu.
Polisi India merilis poster daftar pencarian orang (DPO) untuk tiga orang, dua warga Pakistan dan seorang warga India, yang disebut anggota kelompok Lashkar-e-Taiba, sebuah organisasi teroris yang ditetapkan oleh PBB.
Mereka telah mengumumkan hadiah 2 juta rupee untuk informasi yang mengarah pada penangkapan ketiga orang tersebut orang.
India juga melakukan penahanan besar-besaran untuk mencari siapa pun yang dicurigai memiliki hubungan dengan para pembunuh.
Pasca insiden berdarah nan mematikan di Kashmir sepekan lalu, India dan Pakistan saling jual beli tembakan, saling sindir diplomatik, mengusir warga negara dan memerintahkan perbatasan ditutup.
India mengatakan, Selasa adalah batas waktu bagi warga negara Pakistan untuk angkat kaki dari "Negeri Anak Benua".
Kekhawatiran aksi militer
Di satu sisi, sejumlah analis mengkhawatir pernyataan-pernyataan yang bersifat agresif dari kedua negara akan membuat konflik menjadi kemungkinan aksi militer.
Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim telah terbagi antara India dan Pakistan. Kedua negara mengeklaim wilayah itu seutuhnya.
Kelompok pemberontak di wilayah Kashmir yang dikuasai India melancarkan pemberontakan sejak tahun 1989. Kelompok tersebut menginginkan kemerdekaan atau bergabung dengan Pakistan.
Sementara itu, PBB mendesak Pakistan dan India menahan diri semaksimal mungkin.
Sedangkan China, yang berbatasan dengan India dan Pakistan, pada Selasa mengulangi seruannya kepada kedua belah pihak untuk menahan diri.
"Baik India maupun Pakistan merupakan negara penting di Asia Selatan. Hidup berdampingan secara harmonis sangat penting bagi perdamaian, stabilitas, dan pembangunan kawasan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun.
Iran telah menawarkan diri untuk menjadi penengah. Arab Saudi mengaku tengah berusaha untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Di tempat lain, Presiden AS Donald Trump menganggap enteng ketegangan India dan Pakistan. Dia sempat menuturkan, perselisihan tersebut akan diselesaikan, dengan satu atau lain cara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar