Kriteria Siswa yang Masuk Barak Militer, Dedi Mulyadi: Tukang Tawuran, Pemabuk, Pemain "Mobile Legend"
/data/photo/2025/04/29/6810982d3aed0.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membeberkan kriteria siswa nakal yang akan menjalani pendidikan militer di barak.
"Tukang tawuran, tukang mabuk, tukang main Mobile Legends. Yang kalau malam kemudian bangunnya mau sore," ujar Dedi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Selain itu, Dedi menjelaskan, anak-anak nakal yang akan masuk ke barak adalah mereka yang suka melawan orang tua dan melakukan pengancaman.
Kemudian, anak-anak itu juga kerap membuat ribut di sekolahnya masing-masing.
Drone Israel Serang Kapal Bantuan Gaza di Laut Malta
Baca juga: Dedi Mulyadi Ngotot Larang Wisuda: Saya Tak Akan Dengar Siapa Pun
"Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah. Ke sekolah enggak nyampe," ucapnya.
"Kan kita semua dulu pernah gitu ya?" imbuh Dedi sambil tertawa.
Rencana pembinaan siswa di barak militer ini muncul setelah Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengusulkan agar siswa yang berulang kali melakukan pelanggaran berat dapat digembleng dalam lingkungan militer untuk menanamkan rasa disiplin dan tanggung jawab.
Dedi menjelaskan, pelaksanaan program akan dimulai secara bertahap di daerah rawan sebelum diperluas ke seluruh kabupaten/kota.
"Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap," ujar Dedi, dilansir dari Antara, Senin.
Dedi mengungkapkan, tiap siswa akan mengikuti program itu selama 6 bulan di sekitar 30 hingga 40 barak khusus yang telah disiapkan oleh TNI.
Baca juga: Disebut Gubernur Konten, Dedi Mulyadi: Viral Terus, Belanja Iklan dari Rp 50 M Jadi Rp 3 M Saja
"Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal. TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya," kata Dedi.
Program ini akan dibiayai lewat kerja sama antara Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten/kota yang terlibat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Perundingan Nuklir Mandeg, AS Jatuhkan Sanksi Baru, Iran Semakin Menjauh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar