Menggantikan Ibunda Menunaikan Haji, Pemuda 19 Tahun di Mataram ini Masih tak Menyangka - Lombok Post - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Menggantikan Ibunda Menunaikan Haji, Pemuda 19 Tahun di Mataram ini Masih tak Menyangka - Lombok Post

Share This
Responsive Ads Here

  

Menggantikan Ibunda Menunaikan Haji, Pemuda 19 Tahun di Mataram ini Masih tak Menyangka - Lombok Post

Di antara ribuan nama yang dipanggil ke Tanah Suci tahun ini, satu nama melangkah dengan beban rindu dan amanah yang tak biasa.

Sugeng Jayadi, 19 tahun, menunaikan haji bukan karena mimpi, tapi karena untuk menggantikan ibunda yang telah tiada. 


Di antara ratusan jamaah haji Kloter 3 Kota Mataram yang memadati Asrama Haji, sosok Sugeng Jayadi mencuri perhatian.

Bukan hanya karena usianya yang baru 19 tahun, menjadikannya jamaah termuda dalam rombongan, tetapi juga karena kisah haru di balik keberangkatannya ke Tanah Suci.

Sugeng adalah pemuda asal Pagesangan yang kini menempuh semester II jurusan Teknik Informatika dan Komputer di Universitas Islam Negeri Malang.

Ia tak pernah menyangka akan bisa menjejakkan kaki di Makkah secepat ini.

Keberangkatannya tahun ini adalah amanah.

Ia menggantikan sang ibunda tercinta yang wafat pada September 2023.

"Saya merasa terharu dan bangga. Bangga karena bisa dipanggil ke Tanah Suci di usia muda," ungkap Sugeng dengan mata berkaca-kaca saat ditemui sebelum keberangkatan ke Bandara Internasional Lombok, Sabtu (3/5).

Panggilan ini terasa istimewa bagi Sugeng, meski diiringi duka mendalam atas kepergian sang ibu.

Ia mengaku tak pernah memiliki mimpi khusus untuk berhaji di usia muda.

Senin, 5 Mei 2025 | 15:31 WIB
MENUNAIKAN IBADAH: Sugeng (kiri) dan ayahnya berada di Asrama Haji, Kota Mataram, sebelum bertolak ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji.
BARCODE-LOMBOK-POST-1680995381-1948983315

“Tidak ada mimpi. Karena kondisi ibu baik tapi Allah SWT berkehendak lain. Sehingga saya yang menggantikan,” ujarnya.

Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, Sugeng mengambil cuti kuliah demi menunaikan rukun Islam kelima.

Ia pun memanfaatkan waktu persiapan di Mataram sebaik mungkin, mengingat keterbatasan waktu saat berada di Malang.

“Karena di Malang agak susah untuk persiapan. Jadi persiapan di sini,” imbuhnya.

Sebagai anak tunggal, Sugeng memiliki ikatan kuat dengan sang ayah.

Keberangkatannya kali ini bukan hanya sebagai jamaah haji, tetapi juga sebagai pendamping Sumardiono, ayahnya yang berusia 59 tahun.

"Semoga jamaah haji Kloter 3 Kota Mataram ini sehat selalu dan mendapatkan haji mabrur. Saya pribadi ke depannya bisa sukses dan mendampingi bapak saya," harap Sugeng tulus.

Sumardiono, pensiunan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) NTB, mendaftarkan diri berhaji pada akhir 2011.

Setahun kemudian, istrinya menyusul mendaftar.

Rencana awalnya, Sugeng akan berangkat bersama ibunya pada 2023. Namun takdir berkata lain.

"Sebenarnya tahun 2023 saya mau berangkat sama istri. Tapi karena meninggal dunia, saya dan anak saya dipanggil naik haji pada 2025. Anak saya menggantikan ibunya," tutur Sumardiono dengan nada sendu.

Penantian 14 tahun itu akhirnya berbuah manis. Sumardiono tak bisa menyembunyikan rasa syukur dan harunya bisa berangkat bersama putra semata wayang.

Halaman:
Senin, 5 Mei 2025 | 15:31 WIB
BOKS-9-1-3074248780
MENUNAIKAN IBADAH: Sugeng (kiri) dan ayahnya berada di Asrama Haji, Kota Mataram, sebelum bertolak ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji.

"Perasaannya bersyukur sekali. Setelah menunggu lama, Allah memanggil kita menunaikan ibadah haji tahun ini. Bersyukur sekali atas nikmat kesehatan, umur panjang. Mudah-mudahan mendapatkan haji yang mabrur, mendoakan kedua orang tua yang sudah meninggal dan istri saya," ucapnya penuh haru.

Kebahagiaan Sumardiono terasa lengkap karena kehadiran Sugeng di sisinya.

“Saya senang sekali bisa bersama anak. Karena saya sudah tua dan pensiun, sehingga perlu pendamping. Alhamdulillah anak saya diberikan cuti kuliah untuk mendampingi saya," katanya.

IMG-20250502-WA0223-2376284833

Menjelang keberangkatan, Sumardiono sempat diliputi kekhawatiran.

Visa Sugeng sebagai pendamping lebih dulu terbit, sementara visanya sendiri sempat tertahan.

“Tadi malam saya sempat waswas karena anak saya pendamping visanya sudah keluar duluan. Tadi saya waktu berangkat ke Kantor Wali Kota Mataram memang belum keluar. Saya ikut saja ke Asrama Haji, setelah dicek visa saya sudah keluar. Cuma di daftar absen belum dirilis. Sekarang sudah keluar visanya dan bisa diberangkatkan bersama anak di Kloter 3," jelasnya lega.

Sebagai lansia, Sumardiono sangat membutuhkan kehadiran putranya. Ia sempat membayangkan skenario terburuk jika harus berangkat terpisah.

“Sempat khawatir sekali, karena saya berdua. Karena saya tua harus ada pendamping. Jadi tadi malam sempat khawatir bagaimana kalau saya terpisah dengan anak saya. Kalau bisa mundur ke Kloter 9, saya rela mundur. Yang penting bersama dengan anak saya," ungkapnya tulus. (Sanchia Vaneka/r7)

Halaman:
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages