Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Netanyahu Murka, Tuduh Perancis, Inggris, dan Kanada "Berpihak" pada Hamas
/data/photo/2025/02/20/67b6f6bd9bda0.jpg)
YERUSALEM, KOMPAS.com – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melontarkan kritik keras terhadap para pemimpin Perancis, Inggris, dan Kanada, yang menurutnya telah memberikan dukungan kepada Hamas melalui tekanan pada Israel untuk menghentikan operasi militernya di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (23/5/2025), Netanyahu menuduh ketiga negara tersebut “mendukung pembunuh massal, pemerkosa, pembunuh bayi, dan penculik"—merujuk pada serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Ia mengatakan, "Kalian berada di sisi yang salah dari kemanusiaan dan sejarah."
Baca juga: Inggris Hingga Perancis Ancam Israel Jika Teruskan Operasi Militer di Gaza, Ini Jawaban Netanyahu
Israel Terus Gempur Gaza, Ciptakan Ledakan Besar, Langit Menyala
Komentar ini muncul setelah para pemimpin Prancis, Inggris, dan Kanada mengancam akan mengambil "langkah konkret" jika Israel tidak segera menghentikan serangan terbarunya di Gaza dan tidak membuka akses bantuan kemanusiaan.
Meski pernyataan mereka tidak secara eksplisit menuntut penghentian perang total, Netanyahu menilai desakan itu secara tidak langsung memberi semangat pada Hamas.
Kekhawatiran atas pengakuan Negara Palestina
Pemerintah Israel semakin khawatir atas meningkatnya dukungan di Eropa untuk mengakui Negara Palestina.
Negara-negara seperti Spanyol dan Irlandia telah mengindikasikan langkah tersebut, dan Netanyahu menyebut pengakuan ini sebagai "hadiah tertinggi bagi para pembunuh."
Menurutnya, pendirian negara Palestina bukan untuk perdamaian, melainkan akan menjadi ancaman eksistensial bagi Israel.
Ia mencontohkan pembunuhan dua staf Kedutaan Besar Israel di Washington baru-baru ini oleh pelaku yang berteriak “Free Palestine” sebagai bukti bahaya itu.
“Mereka tidak ingin Negara Palestina. Mereka ingin menghancurkan negara Yahudi,” kata Netanyahu di media sosial X.
Baca juga: Inggris Protes Serangan Israel di Gaza, Tunda Perjanjian Dagang
Menanggapi tudingan Netanyahu. Menteri Luar Negeri Jean-Noel Barrot menyatakan bahwa tuduhan itu “absurd dan fitnah.”
Ia menegaskan bahwa Perancis tetap berkomitmen pada keamanan Israel dan melawan antisemitisme.
Sementara itu, Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, Luke Pollard, menekankan bahwa Inggris mendukung hak Israel untuk membela diri, namun pembelaan itu harus berada dalam kerangka hukum humaniter internasional.
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Kecam Upaya Trump Buat Negara Teluk Bergantung pada AS
Tekanan internasional meningkat
Seiring terus mengalirnya gambar-gambar kehancuran dan kelaparan dari Gaza, tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat.
Demonstrasi pro-Palestina terjadi di berbagai penjuru dunia, membuat posisi diplomatik Israel makin terjepit.
Netanyahu, yang saat ini memimpin pemerintahan dengan dukungan kelompok sayap kanan, terus menolak segala bentuk tekanan internasional yang ia anggap melemahkan posisi Israel dalam menghadapi Hamas.
Baca juga: Makin Memanas, Inggris Tunda Perundingan Dagang dengan Israel akibat Serangan di Gaza
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Kata Damai Masih Jauh dari Gaza, "Geng Preman" Netanyahu Tolak Akhiri Perang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar