Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Peringatan Keras Para Jenderal Israel kepada Netanyahu: Nyawa Sandera Jadi Taruhan! - Bagian All

TEL AVIV, iNews.id - Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jenderal Eyal Zamir memperingatkan Perdana Menteri Benjamin Netantahu terkait rencana untuk memperluas operasi darat di Jalur Gaza. Perluasan operasi akan dijalankan setelah lawatan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Timur Tengah.
Zamir mengungkap rencana itu pada Minggu (4/5/2025) setelah Netanyahu berjanji akan melanjutkan perang di Gaza meski derasnya seruan di dalam negeri untuk memulangkan sandera serta mengakhiri perang.
"Ada dilema dalam mengejar kedua tujuan utama perang ini, melenyapkan Hamas dan membebaskan para sandera, karena pada titik tertentu, keduanya mungkin saling bertentangan di lapangan," kata Zamir, seperti dikutip dari surat kabar Yedioth Ahronoth, dikutip Senin (5/5/2025).
"Anda harus mempertimbangkan bahwa manuver darat skala penuh bisa mengakibatkan tewasnya para sandera," katanya, menambahkan, seperti dilaporan kembali Anadolu.
Pernyataan Zamir itu menunjukkan semakin tajamnya perbedaan pendapat antara pimpinan politik dan militer Israel terkait perang di Gaza.
Lepas dari perdebatan itu, sebagai persiapan memperluas operasi darat di Gaza militer Israel memanggil puluhan ribu tentara cadangan.
“Minggu ini, kami mengirim perintah wajib militer kepada puluhan ribu personel cadangan guna mengintensifkan dan memperluas aksi di Gaza," kata Zamir.
Menurut dia, operasi di area tambahan dan menghancurkan semua infrastruktur Hamas di atas dan bawah tanah.
Bukan hanya Zamir, Mayor Jenderal Yair Golan, perwira yang bertanggung jawab terhadap tentara cadangan, mengatakan keputusan untuk memperluas operasi militer di Gaza dibuat bukan untuk menjaga keamanan Israel, melainkan menyelamatkan Netanyahu dan pemerintah ekstremis.
Dia menegaskan militer hanya memiliki satu peran yakni melindungi warga Israel, bukan melayani tujuan politik.
"Pendudukan Gaza yang sebenarnya atas nama kelangsungan hidup pemerintah akan mengorbankan banyak darah kita, dalam bentuk nyawa para sandera, dalam bentuk nyawa tentara pria dan wanita, dalam bentuk kelelahan," katanya.
Pengerahan tentara serta tekanan militer ke Gaza juga ditentang warga Israel serta para pengamat militer karena terbutki tak pernah berhasil.
Para pejabat Israel mengklaim perluasan serangan bisa memaksan Hamas untuk membebaskan 59 sandera yang tersisa. Namun para pengamat menilai cara hal justru semakin membahayakan nyawa para sandera.
Kampanye dan gerakan bermunculan di Israel mengeluarkan petisi yang telah diteken oleh ratusan ribu orang dari berbagai kalangan guna menyerukan diakhirinya perang. Bahkan semakin banyak tentara cadangan yang mengabaikan panggilan wajib militer.
Bantuan Kemanusiaan Gaza
Dua pejabat pemerintah Israel mengatakan kepada Reuters, kabinet juga akan membahas kemungkinan dimulainya kembali bantuan ke Gaza karena kelompok-kelompok kemanusiaan memperingatkan tentang meningkatnya kelaparan di kantong tersebut.
Israel menghadapi kemarahan global terkait perang di Gaza yang telah menghancurkan infrastruktur wilayah tersebut, termasuk sistem perawatan kesehatan.
Organisasi-organisasi kemanusiaan internasional, termasuk Palang Merah, memperingatkan bahwa respons kemanusiaan di Gaza berada di ambang keruntuhan total dan warga Palestina telah berjuang untuk bertahan hidup di tengah pengeboman dan blokade.
Badan-badan PBB mengatakan konvoi truk yang membawa bantuan menumpuk di perbatasan dan belum diizinkan masuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar