Rafale dan J-10C Kembali Terlibat Pertarungan Seru, Kali Ini Terjadi di Mesir dan Reputasi Keduanya DIpertaruhkan - Zona Jakarta - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Rafale dan J-10C Kembali Terlibat Pertarungan Seru, Kali Ini Terjadi di Mesir dan Reputasi Keduanya DIpertaruhkan - Zona Jakarta

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, 

Rafale dan J-10C Kembali Terlibat Pertarungan Seru, Kali Ini Terjadi di Mesir dan Reputasi Keduanya DIpertaruhkan - Zona Jakarta

ZONAJAKARTA.COM - Pesawat tempur generasi 4,5 buatan Prancis, Rafale, kembali terlibat pertarungan seru dengan pesawat sekelas buatan China, J-10C.

Kali ini, pertarungan terjadi di Mesir, bukan saling adu senjata namun berebut tender modernisasi angkatan udara negara Timur Tengah tersebut.

Perkembangan ini memperpanas wacana tentang rivalitas Rafale dan J-10C yang masih hangat menjadi pembicaraan dunia.

J-10C mendapat reputasi baru, setelah sukses digunakan Angkatan Udara Pakistan (PAC) dalam pertempuran udara melawan India, 7 Mei 2025.

Menurut klaim PAC, pesawat J-10C yang mereka gunakan mampu menembak enam pesawat tempur India, di antaranya tiga Rafale, satu Su-30MKI, satu MiG-29, dan satu Mirage 2000.

Meski klaim itu belum diakui oleh India atau Dassault Aviation (Prancis) sebagai produsen, namun sudah menurunkan reputasi Rafale.

Sementara reputasi J-10C buatan China terus menanjak, ditandai dengan naiknya nilai saham Chengdu Aircraft Corporation sebagai produsen J-10.

Sebaliknya, nilai saham Dassault Aviation langsung merosot karena pertempuran Pakistan-India tersebut.

Di tengah situasi itu, Mesir sedang berusaha memodernisasi angkatan udaranya dan berencana membeli beberapa pesawat tempur canggih.

Sebelumnya, pesawat FA-50 buatan Korea Selatan dilaporkan menjadi salah satu opsi Mesir dan bahkan sudah ada ancang-ancang akan memesan 100 unit.

Namun, peristiwa pertempuran Pakistan-India itu mengubah banyak hal dan Mesir dikabarkan mulai melirik J-10C, karena performanya dalam menghadapi Rafale.

Mesir sendiri sudah biasa dengan pesawat tempur Rafale dan saat ini mengoperasikan 54 unit yang dibeli pada 2015 (24 unit) dan pada 2021 (30 unit).

China pun semakin aktif mempromosikan J-10C kepada Mesir.

Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:52 WIB

Rafale-Dassault-Aviation-3168635064
Pesawat Rafale buatan Dassault Aviation (Prancis) yang sedang turun citranya oleh J-10C, kembali harus bertarung dengan pesawat buatan China itu di Mesir. Kedua pesawat itu bersaing ketat merebut minat Mesir untuk mengakuisisinya. (Dassault Aviation)

Bahkan, baru-baru ini, jet tempur J-10C berpartisipasi dalam latihan udara gabungan Eagles of Civilization 2025 di Mesir.

Ini pertama kalinya China melakukan latihan militer bersama Mesir dan oleh banyak pihak dianggap sebagai tawaran potensial bagi negara tersebut.

Kementerian Pertahanan Nasional China mengumumkan, latihan angkatan udara gabungan China-Mesir itu sangat penting bagi kerja sama pertahanan kedua negara.

Sementara itu, media Korea Selatan Chosun Daily mengatakan, setelah Mesir baru-baru ini melakukan latihan gabungan angkatan udara pertamanya dengan China, ada spekulasi bahwa Kairo akan mengimpor pesawat J-10C China.

Perkembangan itu bisa mengganggu, bahkan membatalkan negosiasi Korsel dengan Mesir tentang pengadaan FA-50.

Ini akan menjadi masalah berat, karena secara teknologi J-10 memang lebih unggul daripada FA-50.

Apalagi, J-10 baru saja mendapat reputasi besar dan dijuluki "Pembunuh Rafale".

Justru di saat situasi tersebut, Prancis lebih giat melakukan lobi kepada Mesir untuk tetap setia menggunakan platform pesawat tempur buatan negara itu.

Menurut situs intelijen tacticalreport.com, 6 Mei 2025 dalam artikelnya berjudul, "Egypt-France Defense Relations: Rafale deal update", pembicaraan kedua belah pihak sudah berjalan.

Saat ini masih dibahas tentang beberapa perbedaan dan juga tentang beberapa permintaan Mesir.

Menurut media itu, ada beberapa hal yang masih dalam tahap tawar-menawar.

Opsi bahwa akuisisi Rafale disertai transfer tenologi juga mengemuka dan Mesir berharap bisa memproduksi sendiri beberapa komponen Rafale.

Prospek produksi lokal merupakan aspek penting dari negosiasi tersebut.

Mesir telah lama berupaya untuk mendiversifikasi rantai pasokan militernya dan mengurangi ketergantungan pada pemasok asing.

Halaman:
user-author
Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:52 WIB
Rafale-Dassault-Aviation-3168635064
Pesawat Rafale buatan Dassault Aviation (Prancis) yang sedang turun citranya oleh J-10C, kembali harus bertarung dengan pesawat buatan China itu di Mesir. Kedua pesawat itu bersaing ketat merebut minat Mesir untuk mengakuisisinya. (Dassault Aviation)

Ini sebuah strategi yang didorong oleh kendala geopolitik dan frustrasi masa lalu.

Misalnya, Amerika Serikat sebagai salah satu mitra pertahanan utama Mesir, telah membatasi akses ke persenjataan canggih seperti rudal AIM-120 AMRAAM.

Menurut laporan Chatham House pada 2024, alasan AS adalah karena khawatiran Meir akan memiliki keunggulan militer kualitatif atas Israel.

Sementara, menurut laporan itu, Prancis masih menahan rudal Meteor dari kesepakatan Rafale Mesir tahun 2021, dan malah melengkapi jet tersebut dengan rudal MICA jarak pendek.

Keterbatasan ini telah mendorong Kairo untuk mengeksplorasi pemasok alternatif dan membangun kemampuan domestik.

Kesepakatan transfer teknologi dengan Prancis dapat memungkinkan Mesir untuk mengembangkan keahlian dalam memelihara dan berpotensi meningkatkan armada Rafale-nya.

Ini juga akan menjadi langkah menuju kemandirian yang lebih besar di kawasan yang ditandai oleh ketidakstabilan.

Sebab itu, menurut tacticalrepor.com, aspek ini menjadi pertimbangan penting Mesir.

Jika kedua negara gagal menemukan kesepakatan, Mesir siap dengan opsi lain dalam memodernisasi angkatan udaranya.

Inilah yang membuat pertarunga. Rafale dengan J-10 buatan China akan semakin memanas.

Tidak di dalam pertempuran udara, tapi dalam berebut tender modernisasi angkatan udara Mesir.

China sangat antusias untuk memasarkan J-10 kepada Mesir, karena selama ini hanya Pakistan sebagai negara lain yang mengoperasikan pesawat China tersebut.

Jika Mesir tertarik dan membelinya, maka akan menjadi negara ketiga yang mengoperasian J-10, setelah China dan Pakistan.

Rumor daring yang terus beredar menyebutkan, Kairo sedang mengevaluasi J-10C Vigorous Dragon buatan China.

Halaman:
user-author
Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:52 WIB
Rafale-Dassault-Aviation-3168635064
Pesawat Rafale buatan Dassault Aviation (Prancis) yang sedang turun citranya oleh J-10C, kembali harus bertarung dengan pesawat buatan China itu di Mesir. Kedua pesawat itu bersaing ketat merebut minat Mesir untuk mengakuisisinya. (Dassault Aviation)

Rumor ini semakin menguat setelah kemunculan J-10C di Egypt International Air Show pada September 2024 dan selama latihan udara gabungan Eagles of Civilization 2025.

Apalagi, seperti dilaporkan Aero News Journal, pada latihan itu seorang pilot Mesir terlihat mengendarai jet latih J-10S.

Ini menandai keseriusan Mesir dalam mempertimbangkan J-10 sebagai alternatif baru.

Spekulasi tentang ketertarikan Mesir kepada J-10 terus berlanjut, apalagi Mesir ikut berpartisipasi dalam blok BRICS.

Pertemuan antara Panglima Angkatan Udara Mesir, Letnan Jenderal Mahmoud Abdel-Gawad, dengan mitranya dari China pada 2024 juga dianggap indikasi bahwa negara itu mulai melirik persenjataan China.

Sementara, Prancis sebagai mitra pertahanan yang sudah lama memasok Rafale, mendapat tantangan berat.

Pertempuran dengan J-10 di pasar Mesir ini tak kalah beratnya dari pertemuan Rafale lawan J-10 pada konflik Pakistan dan India.

Kemenangan J-10 atas rafale tak hanya pada perang Pakistan-India saja, tapi juga dalam teknologi pesawat modern.

Selain itu, J-10 juga menawarkan rudal dari udara-ke-udara PL-15 yang bisa mengimbangi rudal Meteor yang biasa diintegrasikan pada Rafale.

Khusus Mesir, PRancis tidak menyertakan Meteor, karena untuk menjaga keunggulan ISrael.

Ini justru menjadi titik lemah Rafale dalam bertarung di pasar melawan J-10, apalagi jika China menawarkan transfer teknologi dalam transaksi J-10. ***

Halaman:
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages