Skip to main content
728

Skakmat Pelapor KDM, Guru di Finlandia Ungkap Fakta: Terimakasih Pak Dedi Sudah Bawa Sistem di Sini - Halaman all - Tribunnewsbogor

 

Skakmat Pelapor KDM, Guru di Finlandia Ungkap Fakta: Terimakasih Pak Dedi Sudah Bawa Sistem di Sini - Halaman all - Tribunnewsbogor

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Warga Negara Indonesia (WNI) yang jadi guru TK di Finlandia, Diana, mengungkap sistem pendidikan di negara tersebut.

Hal itu menjawab pernyataan Adhel Setiawan, wali murid yang melaporkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke Komnas HAM.

Pada talk show di TV One beberapa waktu lalu, Adhel mengatakan kalau negara maju di dunia tidak ada yang mendidik anak secara militer.

Bahkan ia memberikan contoh sistem pendidikan di Finlandia.

"Negara-negara maju, yang pendidikannya maju nih, Finlandia dan lain sebagainya, gak ada satu pun menggunakan instrumen militer," kata Adhel Setiawan saat berdebat dengan wali murid pendukung KDM.

Ia juga mengatakan kalau Dedi Mulyadi tidak paham dengan falsafah pendidikan.

"Ini Dedi Mulyadi gak paham falsafah. Jangankan ibu ini, Dedi Mulyadi saja tidak paham falsafah. Jadi saya nggak perlu mendebat ibu ini. Jadi kalau pendapat ibu ini begini begini, ya wajar-wajar saja," ucapnya lagi.

Menanggapi hal itu, Diana yang tinggal di Finlandia pun akhirnya buka suara.

Diana membenarkan bahwa Finlandia merupakan negara dengan pendidikan terbaik nomor satu di dunia.

Ia pun membantah apa yang disampaikan oleh Adhel Setiawan yang mengatakan kalau anak nakal di Finlandia tidak dikirim ke barak militer.

"Pertanyaan saya, bapak tahu dari mana? Apakah bapak sudah melakukan survei? Apakag bapak sudah negecek di Finlandia itu seperti apa mengurusi anak-anak nakal?," kata Diana di akun Tiktoknya, @Diananjs.

Diana menjelaskan kalau dirinya merupakan guru TK Finlandia.

Tak hanya itu, tempat Diana mengajar juga ternyata satu gedung dengan sekolah khusus untuk anak-anak nakal di Finlandia.

"Mungkin namanya berbeda, bukan barak militer, tapi di sini namanya family center, ada Bahasa Finlandia-nya sendiri," jelas Diana.

Menurut Diana, Family Center ini sistem pendidikannya kurang lebih sama dengan program barak militer yang dibuat oleh Dedi Mulyadi.

"Cuma tidak diajarkan kalau di Indonesia baris berbaris, kayak wajib militer. Cuma caranya kurang lebih sama, mirip lah, jadi khusus untuk anak-anak bandel," beber Diana.

Anak nakal yang masuk ke sekolah itu, kata Diana, merupakan siswa yang tidak mau sekolah, sering tawuran, atau anak-anak yang sudah kecanduan mengonsumsi minuman beralkohol aatu barang terlarang.

"Sistemnya sama, dia akan dimasukkan ke sekolah ini, dan menginap di situ. Jadi dia tidak tinggal dengan keluarganya. Kalau sakit ada dokter bisa dibawa ke rumah sakit, ada psikolog, ada gurunya juga, dia sekolah juga," ungkapnya.

Namun perbedaan lainnya, yakni anak-anak tetap belajar di sekolah asal mereka.

Baca juga: Sosok Sofiyah, Emak-emak yang Skakmat Ono Surono Soal Anak Masuk Barak Militer, Tetangga Pelapor KDM

"Dia sekolah tidak di situ, ditaruh di sekolahan tapi untuk antar jemput itu oleh bapak polisi. Pertanyaanku, TNI sama polisi sama-sama gak? Beda ya? Tapi itu militer juga gak sih, jatuhnya sama-sama aparat negara kan, aparat keamanan. Jadi dia antar jemputnya sama bapak polisi," urai Diana lagi.

Sama seperti di Jawa Barat, kata Diana anak-anak nakal itu juga mendapat fasilitas gratis.

"Mereka tetap mendapatkan pendidikan, mereka dapat makan gratis juga, karena disediakan sama pemerintahnya, mereka dapat ilmu yang gak bisa dia dapatkan di lingkungan tempat dia tumbuh," ucapnya.

"Misal dia korban dari orangtua yang sering berantem, dia jadi anaknya semaunya sendiri, karena orang tua yang nggak bertanggung jawab. Dikirimlah ke situ, begitu. Pokoknya anak-anak nakal akan dikirim ke situ, begitu. Jadi prosesnya sama, sistemnya kurang lebih sama," tambah Diana.

Ia juga mengungkap, selain jadi jadi negara maju dengan pendidikan terbaik nomor satu di dunia, Finlandia juga menjadi negara paling bahagia di dunia selama delapan tahun berturut-turut.

"Karena sistemnya bagus, warganya sejahtera. Karena pemerintah kita menyediakan tempatnya, menyediakan layanan untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan. Dalam hal ini anak-anak yang butuh bantuan," ungkap dia.

Diana pun memuji program Dedi Mulyadi yang menurutnya sama dengan sistem di Finlandia.

"Jadi secara gak langsung, aku di sini mau bilang kepada Gubernur Jawa Barat, bapak hebat karena sudah menerapkan sistem yang ada di sini, dibawa ke Indonesia negara kita tercinta," katanya.

Baca juga: LAWAN Pelapor Dedi Mulyadi, Emak-emak Ini Bela KDM Soal Anak Masuk Barak Militer, Argumennya Dipuji

Diana tulus memuji Dedi Mulyadi tanpa adanya unsur politik, apalagi dirinya bukan merupakan warga asal Jawa Barat.

"Jadi untuk aku pribadi, aku bukan masyarakat Jawa Barat, aku asal Sumatera yang tinggal di Finlandia. Jadi gak ada urusan dengan politik. Aku hanya ingin menginformasikan bahwa sistem itu tuh luar biasa hebat," katanya.

"Jadi kalau bilang HAM aku kurang paham, cuma untuk sistemnya ya kurang lebih sama. Walaupun agak berbeda tapi mirip lah, dan itu keren. Jadi di sini anak-anak nakal juga akan dikirim, cuma bukan ke barak, tapi dikirim ke family center. Orangtua bisa nengok seminggu sekali," tandasnya.

Video Diana itu juga diunggah lagi di akun TikTok @dedimulyadiofficial.

"Mari kita cari tahu sekaligus pencerahan dari Kak @diananjs WNI yang tinggal di Finlandia," tulis KDM di akun TikToknya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Sumber: TribunnewsBogor.com

Posting Komentar

0 Komentar

728