ASEAN Luncurkan Peta Jalan Dedolarisasi, Transaksi Mata Uang Lokal Berlaku 2026 | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Selasa, 03 Juni 2025 - 07:36 WIB
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) secara resmi meluncurkan peta jalan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS). FOTO/Indiplomacy.com
- Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) secara resmi meluncurkan peta jalan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS). Rencana strategis ini akan mulai diterapkan pada 2026 dengan menggunakan mata uang lokal dalam transaksi lintas batas.
Kebijakan tersebut disepakati dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-46 di Kuala Lumpur, Malaysia. Blok regional ini berkomitmen membangun struktur keuangan multipolar yang akan berlaku hingga 2030.
Meski tidak serta-merta menghilangkan peran dolar AS, ASEAN akan secara bertahap meminimalkan penggunaannya. Langkah ini tertuang dalam dokumen "Rencana Strategis Komunitas Ekonomi ASEAN 2026-2030", yang bertujuan mendorong pemakaian mata uang lokal untuk seluruh transaksi intra-kawasan.
"ASEAN akan mempromosikan penggunaan mata uang lokal untuk mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi nilai tukar dan guncangan ekonomi global," bunyi dokumen tersebut, seperti dikutip dari Watcher Guru, Selasa (3/6).
Baca Juga: BRICS dan Asia Lepas Aset AS Rp122.000 Triliun, Ancaman Besar bagi Amerika
Melalui kebijakan tersebut, mata uang negara-negara ASEAN diproyeksikan akan semakin aktif bersaing di pasar valas. Pergeseran ini berpotensi memicu fluktuasi nilai tukar, di mana mata uang lokal bisa mengalami apresiasi jangka pendek.
Langkah ASEAN tersebut dapat membawa dampak signifikan terhadap sistem keuangan global. Jika sukses, transaksi bernilai miliaran dolar akan diselesaikan tanpa melibatkan greenback.
"Kami akan memperluas konektivitas pembayaran regional dan mendorong penyelesaian transaksi dalam mata uang lokal," tegas laporan tersebut.
Baca Juga: Kata Menhan Healey, Inggris Harus Bersiap Perang Langsung dengan Rusia
Kebijakan ini diperkirakan akan memberi tekanan pada dominasi dolar AS di kawasan Asia Tenggara. ASEAN terdiri dari 10 negara, yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Jika seluruh anggota konsisten menerapkan kebijakan ini, dampaknya terhadap dolar AS bisa sangat besar.
(nng)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Tidak ada komentar:
Posting Komentar