Skip to main content
728

Cerita Jemaah Haji usai Pesawat Dapat Teror Bom - detkk

 

Cerita Jemaah Haji usai Pesawat Dapat Teror Bom


Jakarta 

-

Perjalanan pulang jemaah haji ke Tanah Air sempat diwarnai detik-detik menegangkan. Pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV 5276 terpaksa mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, setelah dapat ancaman bom.

Salah satu jemaah, Hans (54), mengaku sempat kaget ketika pesawat yang ditumpanginya tiba-tiba berputar arah saat berada di atas wilayah Sumatera Barat. Kejadian itu berlangsung di tengah pembagian makan siang, dan mendadak pramugari meminta semua penumpang melipat meja.

"Nah di situlah mulai banyak bertanya kenapa mau mendarat. Nah dari sejak itu mulai banyak galaulah ceritanya. Ada apa, ada apa, ada apa. Dan sampailah kita tiba di Kualanamu," kata Hans dikutip detikNews, Kamis (19/6/2025).

Jemaah pun diminta turun dengan posisi terburu-buru. Kepanikan sempat merambat ketika tim Gegana naik ke pesawat. Namun menurut Hans, para jemaah lebih banyak diliputi rasa heran.

"Biasa aja (perasaannya), jadi kecenderungan heran. Heran, karena ya antara heran, antara mau bilang takut juga, alhamdulillah nggak, karena kita sudah berhasil turun kan. Sudah berhasil turun, jadi takut tuh nggak," tuturnya.

"Cuma agak ditakutkan kalau memang kejadian, kalau memang mendapat pesawat yang sama. Sampai ada berita yang namanya teknis peledakan bom seperti apa, gimana ya, itu baru mulai agak takut-takut," tutup Hans.

Tahani dan Fahrurozi, jemaah asal kloter JKS 12 (depok) yang pesawatnya sempat dapat teror bom.Tahani dan Fahrurozi, jemaah asal kloter JKS 12 (depok) yang pesawatnya sempat dapat teror bom. Foto: (Dok. Kemenag)

Sementara itu, jemaah lain bernama Tahani punya cerita berbeda. Meski sempat diuji oleh insiden ancaman bom, ia justru menyebut kejadian tersebut sebagai "bonus tak terduga".

"Alhamdulillah kami semua baik-baik saja. Bahkan bisa dibilang berakhir bahagia. Kami pulang lewat Medan dan bisa bawa oleh-oleh bolu Meranti untuk keluarga," kata Tahani, sambil tersenyum di Bandara Soekarno-Hatta, dikutip dari laman Kemenag.

Tahani menjelaskan, sejak awal para jemaah diinformasikan secara jelas dan ditangani dengan baik. Pesawat memang semula dijadwalkan langsung menuju Jakarta dari Jeddah, tetapi dialihkan ke Medan untuk pemeriksaan menyeluruh menyusul ancaman yang dikirim ke Kementerian Perhubungan melalui email.

Selama di Medan, jemaah diberikan layanan penuh mulai dari penginapan, makanan, hingga pendampingan medis dan keamanan. Jemaah merasa sangat diperhatikan dan berjalan sangat manusiawi.

Meski harus menunda pulang sehari, banyak jemaah justru merasa dapat pengalaman unik. Ada yang bilang ini adalah rezeki bisa singgah ke Medan.

"Banyak dari kami belum pernah ke Medan. Jadi ini seperti bonus setelah haji," imbuh Fahrurozi.

Kini, setelah sampai di rumah masing-masing, para jemaah membawa lebih dari sekadar buah tangan. Mereka membawa kisah tentang keimanan, ketenangan dalam ujian, dan betapa takdir kadang menyelipkan cerita indah di tengah kekhawatiran.

(hnh/kri)

Posting Komentar

0 Komentar

728