Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
Demo Anti-Perang Menggema di AS, Trump Dijuluki sebagai Penjahat Perang | Halaman Lengkap


Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Senin, 23 Juni 2025 - 15:15 WIB
Demo anti-[erang menggema di AS, Donald Trump dijuluki sebagai penjahat perang. Foto/X/@RudigerRod
- Aktivis antiperang turun ke jalan di beberapa kota di AS pada Minggu untuk memprotes keputusan Presiden Donald Trump untuk menggunakan kekuatan militer AS untuk menyerang fasilitas nuklir
Iran.
Demonstrasi tersebut sebagian besar berlangsung damai, karena massa yang melambaikan spanduk berkumpul sebagai bagian dari protes nasional terkoordinasi yang juga mencakup demonstrasi di Los Angeles, Austin, Boston, Cincinnati, Chicago, Portland, dan Washington, D.C.
Para demonstran berkumpul di Times Square di New York City, membawa spanduk antiperang yang bertuliskan, "Trump adalah Penjahat Perang" dan "Tidak Ada Perang AS-Israel terhadap Iran."
Melansir News Nation, kerumunan massa juga meneriakkan "Tidak Ada Kejahatan Perang AS" saat mereka berbaris melalui tujuan wisata populer di Midtown Manhattan.
Pendukung Presiden Donald Trump juga berada di lokasi di Times Square, memegang bendera pro-Trump.
Di Chicago, sekitar 100-125 orang muncul untuk memprotes penggunaan kekerasan di Iran.
Seorang demonstran, yang mengidentifikasi dirinya sebagai pengungsi Iran, mengatakan sudah empat hingga lima hari sejak dia berbicara dengan keluarganya di Iran.
Ada seorang pendukung Trump di lokasi yang mengenakan topi MAGA. Ia bertukar beberapa patah kata dengan para demonstran, dengan mengatakan bahwa mereka memiliki informasi yang salah, dan presiden tidak memulai perang dengan Iran karena ia telah berjanji untuk menyingkirkan kemampuan nuklir mereka selama lebih dari 10 tahun.
Para demonstran juga berkumpul di luar Gedung Putih dengan membawa spanduk "Tidak Ada Perang terhadap Iran! Trump adalah Penjahat Perang!"
Baca Juga: Rakyat Iran Menanti Serangan Balas Dendam ke AS
Demonstrasi tersebut diselenggarakan dilancarkan oleh beberapa kelompok aktivis, termasuk Partai Sosialisme dan Pembebasan, dan Dewan Nasional Iran Amerika.
Penyelenggara protes mengecam serangan udara tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan Konstitusi AS.
Dalam pernyataan yang mengumumkan demonstrasi di Washington, penyelenggara menyebut pemboman Trump terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai "kejahatan perang" yang "melanggar Piagam PBB, hukum internasional, dan Konstitusi AS."
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan tersebut merupakan keberhasilan yang menghancurkan ambisi nuklir Teheran.
Kelompok tersebut memperingatkan bahwa aksi militer tersebut "mengancam akan memicu perang regional atau bahkan global dengan korban jiwa yang besar, radiasi nuklir, dan konsekuensi yang dahsyat."
Aktivis menuduh Trump mengingkari janji kampanye untuk mengakhiri konflik militer, dengan menyatakan bahwa ia "berbohong selama kampanye ketika ia mengatakan akan mengakhiri 'perang abadi' dan mewujudkan perdamaian."
Para penyelenggara membuat perbandingan dengan invasi Irak tahun 2003, dengan mengklaim bahwa Trump "tidak berbeda dengan George W. Bush, yang berbohong tentang 'senjata pemusnah massal'."
Kelompok-kelompok protes menuntut "serangan AS dan Israel terhadap Iran dan kedaulatannya segera diakhiri" dan menyerukan pengalihan anggaran militer untuk prioritas dalam negeri, termasuk perawatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
(ahm)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Presiden AS Donald Trump Kecam Serangan India ke Pakistan
0 Komentar