Dunia Internasional,
Di SPIEF Rusia, Prabowo Pamer Cadangan Beras Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah
/data/photo/2025/06/20/68558029aa14a.jpg)
/data/photo/2025/06/20/68558029aa14a.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto membanggakan peningkatan produksi beras dan jagung nasional hingga 50 persen saat berbicara di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, Jumat (20/6/2025).
Prabowo mengatakan, ini merupakan lonjakan produksi agregat terbesar dalam sejarah Indonesia.
"Saya bangga berdiri di sini dan menyampaikan dalam tujuh bulan pemerintahan saya, kami berhasil meningkatkan produksi beras dan jagung hingga sekitar 50 persen," kata Prabowo.
"Kami kini memiliki cadangan 4,4 juta ton beras di gudang pemerintah, jumlah tertinggi dalam sejarah Indonesia. Ini dicapai hanya dalam beberapa bulan dengan meningkatkan efisiensi, melawan korupsi, dan menyederhanakan regulasi. Hasilnya langsung terasa," tambah dia.
Rusia Serang Ukraina dengan Drone, Picu Kebakaran Hebat di Odesa dan Kharkiv
Baca juga: Prabowo Analogikan Pertumbuhan Penduduk RI di Depan Putin: Dalam 10 Tahun, Ada 10 Singapura
Prabowo menargetkan Indonesia mencapai swasembada pangan dalam 4 tahun lagi. Dia puas karena saat ini Indonesia sudah mengalami kemajuan yang sangat cepat.
"Dalam beberapa tahun ke depan, kami akan menjadi pengekspor beras dan jagung," kata Prabowo.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut stok beras nasional saat ini mencapai lebih dari 4 juta ton. Jumlah ini merupakan yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir.
"Stok kita sekarang ini ada 4 juta ton lebih. Tertinggi selama 57 tahun," kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Sebagai pembanding, Indonesia pernah memiliki cadangan beras 3 juta ton pada 1984.
Baca juga: Ajak Rusia Berivestasi, Prabowo: Saya Miliki Hubungan Baik dengan Perusahaan Rusia
Dengan stok saat ini, Amran berharap Indonesia tak perlu lagi mengimpor beras sepanjang 2025.
Ia juga menyebut target swasembada pangan bisa dipercepat.
"Target dari Bapak Presiden dari awal rencana kita swasembada 4 tahun kemudian, (jadi) 3 tahun. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada impor," ujar Amran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Putin: Rusia Siap Bantu Pengembangan Proyek Nuklir Indonesia
0 Komentar