Skip to main content
728

Disuntik 21 Vial Antivenom, Begini Kondisi Bocah Rafa Korban Gigitan Ular Weling - detik

 Kesehatan

Disuntik 21 Vial Antivenom, Begini Kondisi Bocah Rafa Korban Gigitan Ular Weling


Pekalongan 

-

Rafa (11), korban gigitan ular weling saat ini masih dalam perawatan intensif di ICU RSI Pekajangan Pekalongan. Hingga kini Rafa sudah mendapatkan 21 vial antivenom.

"Iya masih di ICU, mohon doanya. Pasien R saat ini berada dalam pengawasan ketat tim medis RSI Pekajangan. Semangat gotong royong dan kepedulian yang ditunjukkan oleh semua pihak ini menjadi kunci keberhasilan penanganan kasus darurat medis," kata Humas RSI Pekajangan Pekalongan, Atina, pada detikJateng, Minggu (29/6/2025).

Penanganan Rafa, lanjutnya, mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan dan RSUD Kajen. Menurut Atina, Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan berperan aktif berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Kementerian Kesehatan RI, memastikan ketersediaan antivenom.

Sedangkan RSUD Kajen telah memberikan bantuan signifikan berupa 12 vial antivenom.

"Ya, kami telah menerima antivenom, yang diserahkan langsung ke RSI Pekajangan oleh dr Imam Prasetyo Direktur RSUD Kajen, dan disaksikan langsung oleh keluarga pasien pada Jumat (27/6)," kata Atina.

Secara total, lanjutnya, Rafa sudah mendapatkan 21 vial antivenom. Seluruh antivenom tersebut sudah disuntikkan ke Rafa.

"Hingga saat ini, RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan telah menerima total 21 vial antivenom yang seluruhnya telah diberikan kepada pasien R," ujar Atina.

Terpisah, Direktur RSUD Kajen, Imam Prasetyo, menyebut telah mengirimkan 15 vial antivenom untuk mendukung kesembuhan Rafa. 15 anti venom tersebut, 12 di antaranya dari RSUD Kajen, 2 dari dr Tri Maharani dan 1 dari Dinkes Provinsi.

"Kami dan RSUD Kajen, selalu berkoordinasi dengan RSI Pekajangan, untuk kesembuhan pasien. Ini kemarin kita mengirimkan 15 vial antivenom," kata Imam dalam rilis yang diterima detikJateng, Minggu (29/6).

"Kami RSUD Kajen berempati dan selalu bekerjasama dengan RSI Pekajangan untuk penanganan terbaik. Karena antivenom ini agak susah dicarinya, RSUD Kajen mendapatkan dari Bio Farma Bandung, langsung kami ambil dan kirim ke RSI," jelasnya.

Menurut Imam, perjuangan mendapatkan antivenom tidaklah mudah. Dengan pihak dinas kesehatan, ia mendapatkan anti venom. Ia menyebut, 1 antivenom seharga Rp 4,5 juta.

"Kami harapkan pasien untuk segera membaik dan beraktifitas kembali," terangnya.

"Kami dari rumah sakit, seluruh tenaga kesehatan, tidak mempunyai niat jahat ya, untuk mencelakakan pasien. Niat kita selalu untuk menolong pasien. Dan untuk pasien kemarin, kami menghadirkan dr Tri Maharani, spesialis emergency medis, tentunya ini bertujuan untuk mengakhiri polemik yang sudah sepuluh hari ini beredar," tambahnya.

Sempat Viral Salah Diagnosis

Diberitakan sebelumnya, kisah Rafa viral di media sosial usai RSUD Kajen disebut salah diagnosis. Kuasa hukum keluarga Rafa, Imam Maliki, mengungkapkan insiden tragis itu terjadi pada Senin (16/6) dini hari. Saat itu, korban tengah tidur.

"Dari keterangan pihak keluarga ke kita, kronologis awal pada Senin (16/6) pukul 04.00 WIB. Yang mana, adik RR sedang tidur. Ibunya kaget, karena ular melewatinya, kemudian ular menggigit anaknya," kata Imam saat ditemui detikJateng, Selasa (24/6) di Kantor LBH Garuda Kencana Indonesia, Kabupaten Pekalongan.

Sempat dibawa ke mantri kesehatan, Rafa kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kajen Senin pagi. Saat itu, RSUD memberikannya suntikan dan oksigen selama sekitar 45 menit. RS menganggap pasien kondisinya aman sehingga bisa dilakukan rawat jalan.

"Disuntik, dioksigen, sekitar 45 menit kemudian dicabuti semua. Rumah sakit menganggap pasien tidak apa-apa dan disarankan untuk dibawa pulang. Pihak keluarga meminta pasien di rawat inap, RSUD meminta pasien dirawat rumah saja," ungkap Imam.

Sekitar pukul 06.27 WIB, pihak keluarga membayar administrasi rumah sakit dan membawa pulang pasien. Namun, belum juga sampai ke rumah, pasien kejang-kejang.

"Di perjalanan pulang, pasien kejang-kejang. Keluarga panik, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pekajangan. Sampai hari ini masih dirawat di RSI Pekajangan," kata Imam.

"Ya, kami menyayangkan, pihak RSUD sepertinya salah mendiagnosa. Jadi racun sudah menyebar di badan, tetapi dianggap tidak ada apa-apa. Kemarin, pihak keluarga mendatangi kantor kami untuk pendampingan hukum terkait hal ini," ungkapnya.

(aku/aku)

Posting Komentar

0 Komentar

728