Skip to main content
728

Dukungan Warga Amerika Terhadap Israel Menurun, Terutama dari Kalangan Anak Muda - Halaman all - TribunNews

 Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah z

Dukungan Warga Amerika Terhadap Israel Menurun, Terutama dari Kalangan Anak Muda - Halaman all - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM - Dukungan untuk Israel di kalangan orang Amerika menurun, terutama dari kalangan anak muda.

Dikutip dari Al Jazeera, Kamis (26/6/2025), data tersebut didapatkan dari jajak pendapat yang dilakukan pada 11-12 Juni, sebagaimana dilansir media IsraelMariv.

Berdasarkan jajak pendapat itu, dukungan keseluruhan untuk Israel telah turun, awalnya 80 persen menjadi 75 persen dari warga Amerika yang disurvei selama dua tahun.

Sementara itu, persentase orang-orang yang menentang Israel meningkat dari 21 persen menjadi 30 persen.

Mariv juga mencatat dukungan untuk Hamas meningkat.

Sebanyak 25 persen responden mengatakan, mereka mendukung Hamas daripada Israel, dibandingkan dengan 16 persen pada bulan November.

Dukungan untuk Hamas ini paling kuat berasal dari kalangan anak muda.

Kebanyakan dari mereka berusia 18-24 tahun, yakni ada sekitar 47 persen responden.

Mereka mengatakan lebih mendukung kelompok tersebut daripada Israel.

Kemudian, 38 persen terdiri dari responden usia 25-34 tahun.

Jajak pendapat terkait dukungan Israel di kalangan Amerika itu bisa dilihat di sini Harvard Caps Harris Poll.

Baca juga: Intervensi Trump di Israel Dianggap Kelewatan, Sampai Minta Sidang Korupsi Netanyahu Dibatalkan

Israel Perintahkan IDF Batasi Bantuan ke Gaza

Israel mengeluarkan instruksi agar pasukan militer IDF segera ambil alih proses penyaluran bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.

Hal tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersama Menteri Pertahanan, dalam rapat kabinet keamanan pada awal pekan kemarin, Rabu (25/6/2025).

Sebelumnya, ada laporan intelijen yang menunjukkan bahwa Hamas mulai mengambil alih pengiriman bantuan dan mengalihkannya dari penduduk sipil Gaza.

Pernyataan itu diperkuat dengan sebuah video yang diunggah ke media sosial oleh mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, yang memperlihatkan teroris Hamas bersenjata menaiki truk makanan setelah menguasainya.

Karena hal tersebut, Netanyahu meminta pasukan militer Israel menyusun rencana detail terkait sistem kontrol distribusi bantuan dalam waktu 48 jam ke depan.

Selain itu, pemerintah Israel juga mengambil langkah ekstrem dengan menghentikan penyaluran bantuan ke Gaza, karena khawatir penyaluran bantuan akan dimanfaatkan Hamas.

Langkah itu dilakukan Israel dengan tujuan agar Hamas tidak mendapatkan dan menerima bantuan di wilayah Gaza.

Upaya ini pun dinilai bisa menekan pergerakan Hamas dan memisahkan antara kelompok militan dengan warga sipil yang membutuhkan.

Dengan menyerahkan pengawasan bantuan kepada militer, Netanyahu menunjukkan bahwa Israel tetap memegang kendali penuh atas Gaza, bahkan dalam urusan kemanusiaan.

“Netanyahu perintahkan IDF untuk segera hentikan bantuan agar tidak sampai ke Hamas atau berisiko kehilangan dukungannya dalam koalisi yang berkuasa,” ujar Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, dilansir dari Jewish News Syndicate.

Di sisi lain, keputusan Netanyahu untuk memerintahkan militer mengontrol ketat bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza itu menuai gelombang kecaman dari berbagai pihak internasional, karena dinilai bisa memperparah krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di wilayah tersebut.

Beberapa lembaga, termasuk PBB, Komite Palang Merah Internasional, dan Amnesty International, menyatakan keprihatinan atas kebijakan Israel.

Mereka menilai bahwa pembatasan akses bantuan akan membuat jutaan warga Gaza semakin menderita.

Sebab, saat ini mereka sangat bergantung pada suplai makanan, air bersih, dan obat-obatan dari luar.

Turki, Norwegia, dan Irlandia juga mengecam kebijakan ini dan menuduh Israel melanggar hukum kemanusiaan internasional.

Terutama Konvensi Jenewa yang menjamin hak warga sipil dalam konflik bersenjata.

Israel dianggap terlalu jauh dengan menyeret bantuan kemanusiaan ke dalam strategi perang, yang bisa mengarah pada apa yang disebut sebagai “hukuman kolektif” terhadap seluruh penduduk Gaza.

(Tribunnews.com/Rifqah/Namira)

Posting Komentar

0 Komentar

728