Hypeabis - Fakta Menarik Kunang-Kunang, Serangga Bercahaya yang Hampir Punah

Di berbagai belahan dunia, kunang-kunang makin jarang terlihat berkelip pada malam hari. Serangga kecil yang dikenal karena cahaya indahnya ini belum masuk daftar hewan yang terancam punah. Akan tetapi, para ilmuwan menyuarakan kekhawatiran mengenai hal tersebut.
Penurunan populasi kunang-kunang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penggunaan pestisida, hilangnya habitat alami, serta polusi cahaya yang mengganggu cara mereka berkomunikasi.
Padahal, kunang-kunang memiliki peran penting dalam ekosistem dan kehidupan malam yang unik. Selain menambah keindahan suasana malam, mereka juga membantu mengendalikan populasi hama di alam. Melansir National Geographic Kids, berikut 5 fakta menarik tentang kunang-kunang.
Baca juga: Kunang-kunang Sudah Jarang Terlihat, Kok Bisa?
1. Kumbang bercahaya
Meskipun disebut
lightning bugatau serangga kilat, kunang-kunang sebenarnya termasuk dalam keluarga kumbang. Mereka berbeda dari kerabat bercahaya lainnya seperti
glowwormsyang tidak memiliki sayap. Sebagian besar kunang-kunang memiliki sayap dan bisa terbang sehingga membuat mereka lebih aktif dalam menjelajahi malam.
Cahaya yang mereka hasilkan membuat mereka termasuk hewan luminesen yaitu makhluk hidup yang dapat memproduksi cahaya sendiri. Organ khusus di bagian bawah perut mereka memungkinkan proses biokimia yang menciptakan cahaya, yang membedakan mereka dari kebanyakan serangga malam lainnya.
2. Ada ribuan jenis kunang-kunang di dunia
Diperkirakan ada sekitar 2.000 spesies kunang-kunang yang tersebar di berbagai belahan dunia, terutama di wilayah beriklim lembap seperti Asia dan Amerika. Mereka lebih aktif di lingkungan yang hangat dan lembab, seperti hutan tropis atau daerah berair seperti rawa dan pinggiran sungai.
Makanan utama kunang-kunang dewasa adalah nektar dan serbuk sari tumbuhan. Akan tetapi, saat masih dalam bentuk larva, mereka lebih bersifat predator yang memangsa cacing tanah, siput, dan serangga kecil lainnya. Bentuk larva kunang-kunang mirip cacing kecil dan belum memiliki sayap.
3. Cahaya untuk berkomunikasi & mencari pasangan
Cahaya yang dihasilkan kunang-kunang bukan hanya hiasan malam hari. Boleh dikatakan, itu adalah bahasa mereka. Kunang-kunang menggunakan cahaya untuk berkomunikasi terutama saat mencari pasangan. Organ cahaya di bagian perut mereka bekerja dengan menyerap oksigen dan menggabungkannya dengan zat bernama luciferin yang menghasilkan cahaya nyaris tanpa panas.
Setiap spesies kunang-kunang memiliki pola kilatan yang berbeda seperti sandi rahasia. Kunang-kunang jantan biasanya terbang rendah sambil memancarkan cahaya dalam pola tertentu. Jika betina dari spesies yang sama tertarik, dia akan membalas dengan kilatan yang serasi. Ini adalah proses komunikasi yang rumit tapi tampak indah.
4. Cahaya sebagai sistem pertahanan
Cahaya kunang-kunang tak hanya digunakan untuk mencari pasangan, tetapi juga sebagai sinyal peringatan bagi predator. Warna terang mereka menyampaikan pesan beracun. Burung, katak, dan predator lainnya biasanya menghindari kunang-kunang setelah mencoba dan merasakan cairan tubuh mereka yang pahit dan beracun.
Cairan ini berasal dari tetesan darah kunang-kunang yang dikeluarkan saat merasa terancam. Sistem pertahanan ini efektif karena membuat predator mengingat bahwa kunang-kunang bukan makanan yang menyenangkan. Cahaya mereka menjadi semacam lampu merah di dunia hewan.
5. Terancam oleh cahaya buatan
Meskipun belum termasuk hewan yang dilindungi secara resmi, populasi kunang-kunang terus menurun dan mengkhawatirkan banyak pihak. Salah satu penyebab utamanya adalah polusi cahaya dari lampu jalan, rumah, dan bangunan lainnya yang membuat sinyal cahaya alami mereka sulit terlihat satu sama lain.
Karena proses kawin kunang-kunang sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk saling melihat kilatan cahaya, cahaya buatan bisa mengacaukan komunikasi ini. Selain itu, penggunaan pestisida dan kerusakan habitat juga memperparah keadaan. Kini, para ilmuwan saat ini masih terus mencari cara efektif untuk melacak dan melindungi kunang-kunang.
Baca juga: Kenalan dengan Caracal, Spesies Kucing Liar yang Terancam Punah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar