Skip to main content
728

Ini Kata-kata Pilot AS saat Jet Siluman B-2 Jatuhkan Bom GBU-57 di Situs Nuklir Iran | Sindonews

 Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,

Ini Kata-kata Pilot AS saat Jet Siluman B-2 Jatuhkan Bom GBU-57 di Situs Nuklir Iran | Halaman Lengkap

Seorang pilot jet tempur AS ungkap momen jet pengebom siluman B-2 menjatuhkan bom GBU-57 di situs nuklir Fordow, Iran. Foto/The War Zone

WASHINGTON 

- Seorang pilot jet tempur Amerika Serikat (AS) menyampaikan kesaksiannya tentang momen jet pengebom siluman B-2 menjatuhkan bom GBU-57 di situs nuklir Fordow,

 Iran. 

Kesaksian itu disampaikan kepada Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Dan Caine.

Selain situs nuklir Fordow, yang terletak jauh di dalam tanah di bawah gunung, situs nuklir Natanz dan situs nuklir Isfahan juga menjadi sasaran serangan AS pada akhir pekan lalu.

"Ini adalah ledakan paling terang yang pernah saya lihat, ini benar-benar tampak seperti siang hari," kata Jenderal Caine, menirukan ucapan pilot tersebut.

Baca Juga: Khamenei Sebut Israel Hancur Total Jika AS Tak Ikut Campur, Ini Respons Zionis

Panglima Militer AS tersebut menyampaikan kesaksian pilot AS pada Kamis waktu Washington ketika Pentagon memberikan pengarahan tentang serangan bom di Iran, dengan membagikan lebih banyak detail tentang operasi tersebut, termasuk dari badan intelijen.

Menteri Pertahanan Pete Hegseth menepis keras laporan media sebelumnya tentang penilaian intelijen awal yang bocor yang meremehkan tingkat kerusakan pada situs-situs nuklir Iran yang disebabkan oleh serangan Amerika. Presiden Donald Trump menggambarkan serangan itu sebagai "pemusnahan total".

Ada penerbang pria dan wanita yang terlibat dalam misi Iran, kata Caine. Mereka berasal dari Angkatan Udara yang bertugas aktif dan Garda Nasional Udara Missouri.

"Seorang anggota kru memberi tahu saya ketika saya berbicara dengan mereka melalui video tempo hari bahwa ini terasa seperti Super Bowl, ribuan ilmuwan, penerbang, dan teknisi semuanya berkumpul," kata Caine.

"Ketika kru pergi bekerja pada hari Jumat, mereka mencium orang yang mereka cintai selamat tinggal, tanpa tahu kapan atau apakah mereka akan pulang," paparnya.

"Pada Sabtu malam, keluarga mereka mengetahui apa yang terjadi. Dan pada hari Minggu, ketika jet-jet itu kembali dari Whiteman, keluarga mereka ada di sana. Bendera berkibar dan air mata mengalir. Saya merinding saat membicarakan ini," imbuh dia.

Caine juga berbicara tentang 15 tahun kerja intelijen oleh dua perwira Defense Threat Reduction Agency (DTRA) yang telah mempelajari fasilitas Fordow dan yang karyanya berkontribusi pada pengembangan bom penghancur bunker yang dapat menembusnya.

"Keduanya hidup dan menghirup target tunggal ini, Fordow, elemen penting dari program senjata nuklir rahasia Iran," kata Caine, mempelajari konstruksinya dengan sangat rinci.

"Para perwira memantau setiap sudut, setiap kawah, setiap peralatan yang masuk dan setiap peralatan yang keluar," ujarnya.

"Mereka benar-benar memimpikan target ini di malam hari saat mereka tidur. Mereka memikirkannya saat berkendara bolak-balik ke tempat kerja. Dan mereka tahu sejak hari pertama untuk apa ini," kata Caine.

"Anda tidak membangun kompleks bunker bawah tanah berlapis-lapis dengan sentrifus dan peralatan lain di gunung untuk tujuan damai apa pun," imbuh Caine, seperti dikutip Newsweek, Jumat (27/6/2025).

Teheran mengatakan program nuklirnya ditujukan untuk keperluan energi sipil, tetapi memiliki persediaan uranium yang diperkaya hingga tingkat yang jauh melebihi yang dibutuhkan dan mendekati level senjata.

Trump mengatakan AS dan Iran akan mengadakan pembicaraan baru tentang masalah program nuklir Teheran.

Dia mengatakan Iran tidak dapat membangun kembali fasilitasnya atau memperkaya uranium, dan bahwa dia akan bertindak lagi secara militer jika dia merasa perlu.

Trump mendesak Iran untuk mengejar perdamaian, diplomasi, dan perdagangan sebagai gantinya.

"Kami akan berbicara dengan mereka minggu depan, dengan Iran," kata Trump pada pertemuan puncak NATO di Belanda pada hari Rabu. "Kami mungkin menandatangani perjanjian. Saya tidak tahu."

Pada hari Kamis, Dewan Wali Iran mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui keputusan Parlemen-nya untuk menangguhkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB, yang telah memantau fasilitas-fasilitas nuklir Iran.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed sehari sebelumnya bahwa serangan-serangan AS memiliki dampak serius dan mendalam pada jalannya program nuklir, seraya menambahkan: "Kami perlu memikirkan kembali cara kita melindungi fasilitas-fasilitas nuklir kami."

(mas)

Posting Komentar

0 Komentar

728