Skip to main content
728

'Patuh' pada Israel Deportasi Peserta Konvoi Kemanusiaan Menuju Gaza, 'Mesir Menjual Gaza Demi Dolar' Menggema - merdeka

 Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,

'Patuh' pada Israel Deportasi Peserta Konvoi Kemanusiaan Menuju Gaza, 'Mesir Menjual Gaza Demi Dolar' Menggema - Merdeka

Israel mendesak Mesir blokir konvoi aktivis yang bergerak menuju Gaza.

Konvoi kemanusiaan "Somoud" yang secara besar-besaran bergerak dari Afrika Utara telah mencapai Misrata, sekitar 200 kilometer di sebelah timur Tripoli dan semakin mendekati wilayah yang dikuasai oleh komandan militer timur Khalifa Haftar.

Konvoi Soumoud yang berarti keteguhan dalam bahasa Arab meninggalkan Tunisia dengan bus dan mobil pada hari Senin (9/6) dan bertujuan melewati Libya dan Mesir.

Konvoi tersebut merupakan bagian dari respons akar rumput yang terus berkembang terhadap serangan dan blokade Israel yang sedang berlangsung di Gaza.

Konvoi tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah pasukan Israel secara ilegal mencegat kapal Armada Kebebasan Madleen, yang berupaya mengirimkan bantuan melalui laut.

Laporan dari Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC), sekitar 470.000 orang di Gaza menghadapi kelaparan, dengan seluruh penduduk menderita kerawanan pangan akut.

Selain itu, otoritas kesehatan setempat mengatakan Israel telah menewaskan lebih dari 51.000 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023.

Meski berniat memutus blokade Israel, namun upaya para aktivis mendapat pencekalan dari pemerintah Mesir di wilayah perbatasan.

Otoritas setempat menilai aksi itu tidak sah, terlebih melibatkan ribuan delegasi asing. Alhasil Mesir melakukan deportasi besar-besaran menyambung permintaan resmi Menteri Pertahanan Israel.

Konvoi Kemanusiaan Menuju Gaza

Sebanyak 1.500 orang dari Afrika Utara beramai-ramai pergi menggunakan mobil, van, dan bus, berangkat dari Tunisia minggu lalu dan melewati Aljazair dan Libya barat.

Aksi mereka dilakukan atas koridor kemanusiaan menuju Gaza di tengah kelaparan sistematis yang diberlakukan di daerah kantong pantai yang dikepung oleh Israel.

Meski dianggap baik bagi Gaza, respons berbeda diberikan oleh pejabat Mesir dan media yang berpihak pada negara, Mereka kompak menyebut aksi tersebut sebagai tindakan sembrono dan tidak terkoordinasi sehingga dapat membahayakan keamanan nasional.

Meski begitu, pihak penyelenggara mengklaim kegiatan itu tidak ada hubungan politik terhadap Kairo dan murni dukungan terhadap Palestina.

"Pesan kami ditujukan secara eksklusif kepada musuh Zionis yang memusnahkan dan membuat rakyat kami kelaparan di Gaza," kata Koordinasi Aksi Bersama untuk Palestina dalam sebuah pernyataan.

Wael Naouar, salah satu penyelenggara utama, mengatakan kelompok mengatakan telah mengajukan permintaan resmi untuk masuk ke Mesir pada 19 Mei dan bertemu dengan duta besar Mesir di Tunisia.

Namun hingga sekarang belum ada izin resmi dari pihak berwenang Mesir sehingga memutuskan tetap berangkat.

Karena dianggap ilegal, pihak berwenang Mesir telah mulai menahan dan mendeportasi para aktivis yang tiba di Kairo untuk bergabung dengan konvoi tersebut.

Deportasi Massal di Kairo

Mohamed Ilyas, seorang peserta aksi dari Tunisia mengatakan kepada The New Arab bahwa terjadi penangkapan dan deportasi secara ilegal keesokan paginya kepada seorang peserta setelah mengakui bahwa ia bermaksud menuju Rafah.

Petugas perbatasan juga menggeledah telepon dan menanyai para pendatang secara panjang lebar.

Ilyas dan peserta lainnya berhasil lolos karena dengan bersikeras melakukan kunjungan wisata.

Sementara itu, otoritas bandara Mesir melarang hampir 40 warga negara Aljazair memasuki negara itu, menahan mereka di terminal bandara sambil menunggu deportasi, menurut koresponden Al-Araby Al-Jadeed di Aljazair.

Dalam sebuah unggahan akun X @tamerqdh, terekam detik-detik pihak berwenang Mesir menahan para aktivis dan melakukan deportasi massal di bandara. Tak hanya itu, paspor mereka sempat disita untuk pemeriksaan.

"Di pintu masuk pesawat, mereka dikepung oleh tentara Mesir, paspor mereka disita, lalu mereka dipulangkan kembali ke pesawat," tulis unggahan.

Ancaman Tentara Israel

Pergerakan para aktivis membuat Menteri Pertahanan Israel pada hari Rabu meminta Mesir untuk memblokir dua konvoi aktivis pro-Palestina yang berencana menuju perbatasan Rafah Mesir dengan Gaza.

"Saya berharap otoritas Mesir mencegah kedatangan pengunjuk rasa jihad di perbatasan Mesir-Israel dan tidak mengizinkan mereka melakukan provokasi atau mencoba memasuki Gaza," kata Israel Katz dalam sebuah pernyataan.

Katz menambahkan bahwa tindakan seperti itu akan membahayakan keselamatan tentara (Israel) dan tidak akan diizinkan.

Pemerintah Mesir memilih tunduk dengan Israel dengan berbagai pertimbangan termasuk menjaga kedaulatan negara.

Meski patuh pada permintaan Israel, Mesir sejatinya mendukung upaya untuk memberikan "tekanan kepada Israel" agar mencabut blokade terhadap Gaza.

Namun, setiap delegasi asing yang ingin mengunjungi daerah perbatasan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu melalui jalur resmi.

Mesir tidak akan mempertimbangkan permintaan apa pun atau menanggapi undangan apa pun yang diajukan di luar kepentingan negara yang sah.

Kebijakan tersebut mendapat perlawanan dari para peserta konvoi. Dalam unggahan video akun X @qudsn, terekam beberapa peserta kompak meneriakkan sindiran bahwa Mesir telah menjual Gaza demi dolar dari atas pesawat.

"Memalukan, memalukan, mereka menjual Gaza demi dolar," ucap para peserta.

Artikel ini ditulis oleh
Israel Tak Peduli Warga Gaza Kelaparan, Blokade Bantuan Kemanusiaan Dijadikan Strategi Perang

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz berdalih strategi itu bertujuan untuk mengamankan pembebasan sandera dan akhirnya mengalahkan Hamas.

Israel Rilis Program Percontohan Untuk Usir 100 Penduduk Gaza ke Indonesia, Akan Dipekerjakan di Sektor Kontruksi

Jika berhasil, Israel berharap ribuan warga Gaza lainnya akan pindah ‘secara sukarela,’ atas persetujuan Jakarta.

Rencana Jahat Terbaru Israel Terungkap, Bangun Kantor Untuk Atur Pengusiran Warga Palestina di Gaza

Israel gagal menguasai Gaza setelah perang genosida selama 15 bulan dan sekarang punya rencana baru untuk mengusir warga Palestina.

Tentara Israel Izinkan Penjarahan Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Mesti Ada Uang "Jatah Preman"

Pekerja bantuan dipaksa membayar biaya perlindungan atau uang keamanan untuk memasuki Gaza dan dicegah oleh pasukan militer serta diserang pemukim Israel.

Selama Satu Tahun Genosida, Israel Larang Masuk Lebih dari 250.000 Truk Bantuan ke Gaza

Israel mulai melarang masuk truk bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak peristiwa 7 Oktober tahun lalu.

Mesir Setuju Israel Ambil Alih Perbatasan Gaza, Tapi Ini Syaratnya

Israel mengajukan dua opsi terkait, namun Mesir juga mengajukan syarat jika Israel mau menguasai sepanjang perbatasan Mesir-Gaza.

VIDEO Demonstran Israel Penuhi Jalanan dengan Batu, Blokir Truk-Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

VIDEO Demonstran Israel Penuhi Jalanan dengan Batu, Blokir Truk-Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Maladewa Larang Warga Israel Masuk ke Negaranya, "Kami Tidak Butuh Uang Berdarah Kalian"

Maladewa Larang Warga Israel Masuk ke Negaranya, "Kami Tidak Butuh Uang Berdarah Kalian"

Warga Israel di Perbatasan Halangi Puluhan Truk Bantuan Masuk ke Gaza

Sebanyak 51 truk terpaksa kembali ke Mesir karena dihadang di perbatasan.

Hamas dan Jihad Islam Tolak Usulan Mesir Soal Gaza Demi Imbalan Gencatan Senjata Permanen

Hamas dan Jihad Islam Tolak Usulan Mesir Soal Gaza Demi Imbalan Gencatan Senjata Permanen

15 Tahun Lalu Israel Serang dan Bunuh Kru Kapal Bantuan yang Menuju Gaza, Begini Kisahnya

Penyergapan dan penculikan kru kapal Madleen oleh Israel menambah daftar panjang serangan terhadap konvoi bantuan ke Gaza selama lebih dari satu dekade.

Krisis Kemanusiaan di Gaza: Dampak Parah Blokade Israel

Blokade Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang mengancam nyawa ratusan ribu warga, terutama anak-anak.

Posting Komentar

0 Komentar

728