Penyebab Kampung ini Ditinggal Warganya dan Tak Ada yang Mau Tempati Rumah, Ilalang Tumbuh Liar - Halaman all - Tribunjatim - Opsiin

Informasi Pilihanku

powered by Surfing Waves
demo-image

Penyebab Kampung ini Ditinggal Warganya dan Tak Ada yang Mau Tempati Rumah, Ilalang Tumbuh Liar - Halaman all - Tribunjatim

Share This
Responsive Ads Here

 

Penyebab Kampung ini Ditinggal Warganya dan Tak Ada yang Mau Tempati Rumah, Ilalang Tumbuh Liar - Halaman all - Tribunjatim

Penyebab-Kampung-ini-Ditinggal-Warganya-dan-Tak-Ada-yang-Mau-Huni-Rumah-Ilalang-Tumbuh-Liar

TRIBUNJATIM.COM - Sebuah kampung seolah mati karena ditinggal warganya.

Tak ada lagi yang mau menempati puluhan rumah di sana.

Kampung yang dimaksud adalah Kampung Curug di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kampung ini menjadi wilayah yang cukup parah terdampak pergerakan tanah beberapa waktu lalu.

Rumah-rumah warga yang berada di lingkungan RW 09 mengalami kerusakan dengan tingkat yang bervariatif mulai dari kategori ringan, sedang, hingga berat.

Untuk kategori rumah rusak ringan hanya mengalami keretakan pada dinding, sedangkan kategori berat bangunan sudah tidak bisa lagi dihuni karena kondisinya mengkhawatirkan.

Rumah yang mengalami rusak berat kini tak lagi ditempati, para pemiliknya memilih mengungsi ke rumah saudara ataupun mengontrak memanfaatkan bantuan dari pemerintah daerah.

Sedangkan sebagian warga lainnya yang hanya terdampak kerusakan ringan masih menempati rumahnya masing-masing.

"Yang mengalami kerusakan ada sekitar 34 rumah yang tidak bisa dihuni lagi," ujar Ketua RW setempat, Halim, Jumat (13/6/2025), melansir dari TribunBogor.

Baca juga: Penampakan Perumahan Elit 1980 di Semarang, Kini Kampung Mati, Warga Kesal Konten Horor: Terganggu

Bahkan, terdapat satu area yang nampak seperti kampung mati karena tak lagi dihuni sehingga tidak ada aktivitas apapun.

Terpantau terdapat sejumlah rumah di area yang lebih tinggi kini terbengkalai dan suasana sangat hening terasa.

Pekarangan rumah pun ditumbuhi ilalang yang tinggi sejak ditinggalkan oleh pemiliknya begitu saja sejak bencana terjadi pada awal Maret 2025

Halim mengungkapkan, pemukiman warga di wilayahnya yang terdampak cukup parah berada di area atas dan bawah.

"Yang di sebelah atas itu ada sekitar 20 rumah itu udah keluar semua, ngontrak karena rumahnya sudah tidak layak huni," terangnya.

Kendati demikian, kampung yang terdiri dari tiga wilayah RT tersebut masih terdapat aktivitas warga yang tidak terdampak kerusakan parah.

Baca juga: Desa Jadi Kampung Mati karena Tanah Bergeser, Warga Pergi Imbas Rumah Hancur, Disebut Tak Layak Huni

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bogor berupaya merelokasi korban pergerakan tanah di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor.

Pasalnya, warga yang tinggal di pemukiman tersebut sebagian telah kehilangan tempat tinggalnya karena rusak dan sebagian lainnya dalam kondisi terancam.

Tanah yang masih terus bergerak karena konturnya yang labil di area perbukitan menjadi alasan pemerintah daerah untuk melakukan relokasi.

Namun kendala yang dihadapi untuk merelokasi penduduk adalah tidak adanya ketersediaan lahan yang cukup untuk membangun ratusan rumah.

Hal itu diungkap oleh Kabid Perumahan pada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Iin Kamaludin.

"Kalau lahannya tersedia sih tahun ini, kita rancang, dari penyusunan perencanaannya sampai pelaksanaan pembangunannya secara bertahap. Cuma kan masih kesulitan di penyediaan lahannya," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (13/6/2025).

Tantangan lain yang dihadapi oleh pemerintah dalam menentukan lahan relokasi adalah titiknya harus berada di wilayah Kecamatan Babakanmadang.

Pasalnya, kata dia, hal itu merupakan tuntutan dari masyarakat yang menginginkan tempat relokasi tidak jauh dari tempat tinggal awalnya.

Salah satu alasan warga ingin direlokasi tak jauh dari tempat tinggal awalnya karena sumber mata pencaharian mereka ada di wilayah tersebut.

"Pengennya sih di sekitar situ. Pokoknya di Kecamatan Babakanmadang. Kalau umpamanya mau pindah relokasi jauh, di Cigudeg kita masih ada lahan, di Huntap, kan gaakan mau," katanya.

Dalam mencari solusi dari permasalahan ini, Pemerintah Kabupaten Bogor sedang melakukan pembahasan dengan dalam hal ini Sentul City.

Sebab, perusahaan swasta di bidang properti tersebut memiliki memiliki lahan yang sangat luas di kawasan tersebut sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan.

"Kita mau bahas tentang Sentul. Lahan di Sentul. Kalau memungkinkan, kita sedang mau obrolin,"katanya.

Sementara itu, selama tempat relokasi belum terbangun para korban terdampak diberikan bantuan uang senilai Rp500 ribu per bulan untuk sewa kontrakan dari Pemerintah Kabupaten Bogor.

Warga Bangun Rumah Panggung

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Bogor pun memberikan bantuan berupa uang senilai Rp500 ribu per bulan untuk ratusan korban terdampak.

Uang tersebut diperuntukan untuk menyewa kontrakan yang difasilitasi selama tujuh bulan selagi pemerintah membangun tempat relokasi.

Namun setelah tiga bulan berlalu, Pemerintah Kabupaten Bogor belum mendapatkan lahan yang akan dijadikan area relokasi.

Di sisi lain, warga sudah mengeluh karena uang bantuan tersebut tidak mencukupi untuk biaya sewa per bulan sehingga harus menambalnya dengan uang pribadi setiap bulan.

Dengan kondisi demikian, sebagian warga memilih kembali menghuni tempat tinggalnya yang berada di daerah rawan. 

Baca juga: 1 Kampung Patungan Biayai Devit Anak Kuli Angkut yang Masuk ITB, Rektor Nangis saat Jemput di Rumah 

Selain itu, terapat juga warga yang memilih mendirikan bangunan semi permanen untuk tinggal sementara tanpa perlu mengeluarkan biaya sewa bulanan.

Ketua RW setempat, Halim mengungkapkan, lebih dari satu warganya yang mendirikan rumah panggung untuk sementara waktu.

"Ada tiga rumah, dikarenakan bingung mungkin ya karena ngontrak sudah engga sanggup," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (13/6/2025).

Kendati demikian, ia mengatakan warganya tersebut telah mengkomunikasikan terlebih dahulu dengannya sebelum mendirikan bangunan.

Ia mengatakan, warga yang mendirikan rumah semi permanen tersebut dikarenakan tempat tinggalnya tak lagi bisa dihuni.

"Tapi izin sama saya, rumahnya kan udah engga bisa dihuni lagi, bikin rumah panggung biasa yang penting ada untuk sementara gitu sambil nunggu proses dari pemerintah ini," katanya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages