Polisi Selidiki Dugaan Pelecehan Siswi Berkebutuhan Khusus oleh Gurunya di Tangsel - News Liputan6 - Opsiin

Informasi Pilihanku

powered by Surfing Waves
demo-image

Polisi Selidiki Dugaan Pelecehan Siswi Berkebutuhan Khusus oleh Gurunya di Tangsel - News Liputan6

Share This
Responsive Ads Here

 

Polisi Selidiki Dugaan Pelecehan Siswi Berkebutuhan Khusus oleh Gurunya di Tangsel - News Liputan6

Liputan6.com, Jakarta - Polres Tangerang Selatan (Tangsel), membenarkan adanya dugaan pelecehan terhadap anak penyandang berkebutuhan khusus di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Kasi Humas Polres Tangsel, AKP Agil Sahril, menjelaskan bahwa dugaan tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur tersebut terjadi di sebuah sekolah khusus yang berlokasi di kawasan Ciputat, Tangsel.

"Tepatnya di wilayah Sawah Baru, Ciputat, Kota Tangsel. Kejadian dilaporkan oleh saudari S.L (45 tahun), dengan korban perempuan dengan inisial H.P., anak berkebutuhan khusus, dan terlapor saudara F.R," ungkap Agil, Selasa (3/4/2025)

Atas laporan tersebut, penyidik Satuan Reskrim Polres Tangsel telah melakukan rangkaian proses penyelidikan, melakukan visum terhadap korban dan klarifikasi terhadap pelapor, saksi-saksi dan terlapor.

"Perkara saat ini masih proses penyelidikan lebih lanjut unit PPA Sat Reskrim,"ujarnya.

Siswi Berkebutuhan Khusus di Tangsel Diduga Dilecehkan Gurunya

Seperti diketahui, peristiwa tersebut terungkap setelah orang tua korban mencurigai adanya perubahan perilaku anaknya. Jika di rumah, korban memegang dan meremas bagian vital sang ibu, seperti ingin memberitahukan sesuatu yang menimpa dirinya.

"Ibu korban mencurigai adanya perubahan karena korban mulai menunjukkan perilaku seperti memegang dan meremas bagian vital milik ibu. Ini adalah perilaku yang sebelumnya belum pernah muncul,” ujar juru bicara keluarga korban, Muhammad Cahyadi, Senin (2/6/2025).

Kecurigaan itu mendorong ibu korban untuk melakukan pendekatan secara perlahan dan hati-hati, sesuai dengan cara komunikasi yang biasa digunakan anaknya.

Awalnya, ibu korban mencoba bertanya tentang teman-teman di sekolah, semua dijawab baik oleh korban. Namun respons berbeda muncul saat nama salah satu guru laki-laki disebutkan.

Hubungi Wali Kelas

“Ibu korban menceritakan satu-satu, bertanya satu-satu nama dari guru. Ketika kita sebut X (terduga pelaku) berjenis kelamin laki-laki, yang terjadi, korban mengatakan ‘Itu jahat, itu jahat, itu jahat',” katanya.

Setelah mendapat pengakuan dari anaknya, ibu korban langsung menghubungi wali kelas dan menyampaikan apa yang terjadi pada anaknya itu. Namun, Cahyadi mengungkapkan, pihak sekolah baru merespons setelah satu pekan laporan disampaikan.

“Tindak lanjut dari sekolah, sekitar seminggu kemudian baru merespons. Namun respons tersebut tidak berupa pertemuan formal, hanya pemanggilan biasa yang belum menyelesaikan permasalahan secara tuntas,” katanya.

Loading
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages