Prancis Akhirnya Buka Suara Soal Jatuhnya Tiga Rafale India, Tapi Malah Menambah Kebingungan - Zona Jakart - Opsiin

Informasi Pilihanku

powered by Surfing Waves
demo-image

Prancis Akhirnya Buka Suara Soal Jatuhnya Tiga Rafale India, Tapi Malah Menambah Kebingungan - Zona Jakart

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, 

Prancis Akhirnya Buka Suara Soal Jatuhnya Tiga Rafale India, Tapi Malah Menambah Kebingungan - Zona Jakarta


ZONAJAKARTA.COM - Setelah sekian lama diam, Prancis akhirnya buka suara soal klaim Pakistan yang telah menjatuhkan enam pesawat India, termasuk tiga Rafale.

Rafale merupakan pesawat tempur generasi 4,5 buatan Dassault Aviation yang menjadi andalan dan kebanggaan Prancis.

Pesawat ini belum pernah terkalahkan dalam beberapa misi pertempuran atau operasi keamanan.

Namun, pada 7 Mei 2025, ketika terjadi pertempuran udara antara Pakistan dan India, muncul kabar mengejutkan.

Pakistan mengklaim telah menjatuhkan enam pesawat tempur India, tiga di antaranya Rafale, dengan menggunakan pesawat tempur J-10 buatan China.

Sejak klaim itu, reputasi Rafale langsung jatuh dan saham Dassault Aviation juga turun.

Sebaliknya, saham Chengdu Aircraft Industry Corporation sebagai produsen J-10 langsung naik.

India tak pernah mengonfirmasi tentang klaim Pakistan tersebut, hanya mengatakan bahwa kekalahan adalah bagian dari perang.

Sementara, Prancis maupun perusahaan produsen Rafale, Dassault Aviation, juga tak berkomentar.

Sehingga, analisis dan polemik tentang kalahnya Rafale oleh J-10 buatan China terus berkembang secara liar.

Akhirnya, Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis buka suara lewat juru bicaranya.

Hanya saja, pernyataannya itu menegaskan tentang kebingungan soal apakah tiga Rafale benar-benar berhasil dijatuhkan Pakistan atau sekadar klaim.

"Mengenai konflik yang terjadi antara India dan Pakistan, yang terutama saya amati adalah bahwa kita berada dalam kabut perang dan ada perang informasi yang intensif,” demikian kata juru bicara Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis yang tak disebut namanya.

Pernyataan itu disampaikan melalui video klip di Phoenix TV, 28 Mei 2025.

LSabtu, 31 Mei 2025 | 06:03 WIB
Jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation, Prancis. Tentang tiga Rafale India yang diklaim dijatuhkan Pakistan, Prancis berharap India segera memberi penjelasan. (Dassault Aviation)

"Dengan kata lain, yang paling kita ketahui saat ini adalah bahwa kita tidak tahu apa yang terjadi,” tambah juru bicara itu.

“Tentu saja, ada sejumlah tuduhan yang tidak akan saya ulangi, karena belum ada informasi yang dikonfirmasi pada tahap ini,” lanjutnya.

Juru bicara itu menggarisbawahi kurangnya data yang diverifikasi secara independen dalam apa yang digambarkan sebagai salah satu konflik udara paling rumit dan bergerak cepat dalam beberapa tahun terakhir.

Pernyataan tersebut sekaligus menyindir India agar segera membuat konfirmasi atau klarifikasi yang menjelaskan insiden tersebut.

Pemerintah Prancis dikatakan sangat prihatin atas laporan yang menunjukkan bahwa India mungkin telah kehilangan tiga jet tempur Rafaleyang dibeli dari Prancis.

Pesawatitu masih menjadi tulang punggung kemampuan dominasi udara Prancis dan menjadi pusat proyeksi kekuatannya di seluruh Asia Selatan.

“Masalah Rafale, tentu saja, sangat penting bagi kami,” kata juru bicara Prancis itu, mencerminkan investasi besar Dassault Aviation dan industri pertahanan Prancis dalam reputasi tempur platform tersebut.

Kami tentu ingin memahami apa yang terjadi, jadi kami berusaha sedekat mungkin dengan mitra India kami untuk lebih memahami situasi ini.”

“Tentu saja, umpan balik yang paling signifikan akan datang dari penggunaan ini dalam pertempuran intensitas tinggi. Tampaknya, menurut beberapa laporan, ini melibatkan beberapa ratus pesawat. Jadi, tentu saja, kami mengikuti kejadian ini sedekat mungkin.”

Jika dikonfirmasi, hilangnya satu Rafale karena tembakan musuh dalam konflik ini akan menandai pembunuhan tempur pertama yang pernah terjadi pada pesawat tempur buatan Prancis tersebut sejak debut operasionalnya pada tahun 2001.

Perang udara Pakistan-India, yang dipicu oleh meningkatnya ketegangan di Kashmir dan sekitarnya, menandai awal aksi tempur jet J-10C “Vigorous Dragon” buatan China.

Pakistan mengandalkan J-10 untuk menyerang aset India dengan rudal udara-ke-udara PL-15E yang sangat mematikan.

Menurut sumber pertahanan regional dan Barat, termasuk analis dari Amerika Serikat dan Prancis, skuadron J-10C PAF mungkin telah berhasil menjatuhkan beberapa pesawat India dalam salvo pembuka konflik.

Selain dugaan kehilangan tiga Rafale, India juga diyakini telah kehilangan satu Su-30MKI, satu MiG-29, dan satu Mirage 2000.

Halaman:
user-author
Sabtu, 31 Mei 2025 | 06:03 WIB
Rafale-2-Dassault-Aviation-770923529
Jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation, Prancis. Tentang tiga Rafale India yang diklaim dijatuhkan Pakistan, Prancis berharap India segera memberi penjelasan. (Dassault Aviation)

Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya keenam jet tempur Angkatan Udara India (IAF), termasuk tiga Rafale, dan mengaitkan keberhasilan pencegatan tersebut dengan rudal PL-15E PAF yang ditembakkan dari platform J-10C.

“Rafale yang banyak digembar-gemborkan, telah gagal total. Pilot India terbukti tidak terlatih dengan baik,” kata Dar dalam sebuah pernyataan yang dinilai kontroversial.

Laporan juga menunjukkan bahwa pesawat keenam, Mirage 2000, mungkin telah dinetralkan oleh J-10C lain yang menggunakan PL-15E berpemandu radar yang sama.

Rudal yang dikembangkan oleh China ini dinilai mengungguli AIM-120D buatan Amerika Serikat dandan juga rudal Meteor milik Eropa yang diintegrasikan ke dalam Rafale.

Meski belum memberi konfirmasi resmi, India secara tersirat dianggap mengakui klaim Pakistan tersebut.

Hal itu tercermin dari pernyataan pejabat senior IAF, Marsekal Udara A.K. Bharti.

“Kita berada dalam skenario perang. Kerugian adalah bagian dari pertempuran,” kata Bharti ketika didesak tentang insiden Rafale.

Bharti menolak untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut, tetapi penolakannya tersebut hanya memperdalam kecurigaan di antara analis pertahanan dan pengamat intelijen.

Bagi banyak ahli, pernyataannya tampak sebagai pengakuan tersirat bahwa India mungkin memang telah menderita kerugian pertempuran udara terburuk sejak konflik Kargil.

Menambah kredibilitas klaim tersebut, koresponden senior CNN Jim Sciutto melaporkan di X bahwa seorang pejabat tinggi intelijen Prancis telah mengonfirmasi setidaknya satu Rafale India telah ditembak jatuh oleh Pakistan.

Pejabat Prancis tersebut juga menyatakan bahwa dinas intelijen mereka secara aktif menyelidiki kemungkinan lebih dari satu Rafale telah jatuh dalam pertempuran tersebut.

Sebab itu, Prancis terus berusaha mempelajari insiden tersebut dan menekan India untuk memberi informasi detail, sehingga bisa segera dijelaskan tentang kasus Rafale tersebut. ***

Halaman:
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages