Profil Noam Chomsky, Intelektual yang Bongkar Peran AS dalam Operasi Anti-Komunis di Indonesia | Sindonews - Opsiin

Informasi Pilihanku

powered by Surfing Waves
demo-image

Profil Noam Chomsky, Intelektual yang Bongkar Peran AS dalam Operasi Anti-Komunis di Indonesia | Sindonews

Share This
Responsive Ads Here

 

Profil Noam Chomsky, Intelektual yang Bongkar Peran AS dalam Operasi Anti-Komunis di Indonesia | Halaman Lengkap

profil-noam-chomsky-intelektual-yang-bongkar-peran-as-dalam-operasi-antikomunis-di-indonesia-ncc

Noam Chomsky, profesor Amerika Serikat yang terkenal karena kritik tajamnya terhadap kebijakan luar negeri Amerika, termasuk peran rahasia AS dalam mendukung operasi anti-komunis di Indonesia. Foto/Wikimedia Commons

JAKARTA 

- Noam Chomsky merupakan intelektual Amerika Serikat (AS) yang terkenal karena kritik tajamnya terhadap kebijakan luar negeri Amerika. Salah satu kritiknya adalah adalah peran rahasia Amerika Serikat dalam mendukung operasi anti-komunis di Indonesia selama era Perang Dingin.

Profil Singkat Noam Chomsky

Noam Chomsky lahir pada 7 Desember 1928 di Philadelphia, Pennsylvania. Dia adalah seorang linguis, filsuf, ilmuwan kognitif, sejarawan, dan aktivis politik.

Chomsky dikenal sebagai Profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT) sejak 1955. Dia juga profesor di University of Arizona sejak 2017.

Profesor Amerika ini telah menerima lebih dari 30 gelar kehormatan dari universitas-universitas top dunia, termasuk Harvard, Cambridge, dan University of Chicago. Dia sudah menulis lebih dari 100 buku di bidang linguistik, politik, media, dan filsafat.

Baca Juga: Profil Dwight D Eisenhower, Jenderal Sekaligus Presiden AS di Balik Pemberontakan Permesta di Indonesia

Chomsky dikenal sebagai "Bapak Linguistik Modern" berkat teorinya tentang tata bahasa generatif yang merevolusi studi bahasa. Selain kontribusinya dalam linguistik, Chomsky juga aktif mengkritik kebijakan luar negeri AS, terutama yang berkaitan dengan intervensi militer di berbagai negara.

Kritik Chomsky atas Intervensi AS di Indonesia

Chomsky secara konsisten menyoroti peran Amerika Serikat dalam mendukung operasi rahasia di Indonesia. Dalam berbagai tulisan dan wawancaranya, dia mengungkap bagaimana AS, melalui Badan Intelijen Pusat (CIA), terlibat dalam upaya menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno yang dianggap terlalu dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Salah satu contoh konkret adalah dukungan CIA terhadap pemberontakan PRRI dan Permesta pada akhir 1950-an. CIA memberikan bantuan berupa senjata, pelatihan, dan dukungan logistik kepada kelompok-kelompok anti-komunis.

Salah satu insiden terkenal adalah penangkapan pilot CIA, Allen Pope, yang pesawatnya ditembak jatuh oleh tentara Indonesia di Ambon pada 1958. Penangkapan ini menjadi bukti nyata keterlibatan langsung AS dalam konflik internal Indonesia.

Analisis Chomsky tentang Media dan Propaganda

Dalam bukunya "

Manufacturing Consent 

", yang ditulis bersama Edward S Herman, Chomsky membahas bagaimana media massa di AS sering kali berperan sebagai alat propaganda yang mendukung kepentingan elite politik dan ekonomi. Menurut The New Yorker, dia menyoroti bagaimana kekerasan yang dilakukan oleh sekutu AS, seperti Indonesia, sering kali diabaikan atau dibenarkan oleh media, sementara kekerasan oleh musuh AS mendapat sorotan tajam.

Chomsky juga mengkritik bagaimana media Barat gagal melaporkan secara adil tentang pembantaian massal yang terjadi di Indonesia pada 1965-1966, di mana ratusan ribu orang yang diduga komunis dibunuh. Dia menilai bahwa media Barat cenderung mengabaikan atau bahkan menyambut baik peristiwa tersebut karena sejalan dengan kepentingan anti-komunis AS.

Melalui kritik-kritiknya, Chomsky telah membantu membuka mata publik internasional terhadap praktik-praktik intervensi dan dukungan AS terhadap rezim otoriter di berbagai negara, termasuk Indonesia saat itu. Dia menekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam kebijakan luar negeri.

Dalam artikelnya yang berjudul "Indonesia, master card in Washington's hand" yang diterbitkan di Le Monde Diplomatique pada Juni 1998, Chomsky mencatat bahwa Presiden ke-34 AS, Dwight David Eisenhower, secara vokal menyetujui pandangan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan ancaman utama di Indonesia, meskipun tidak ada keterlibatan Soviet yang signifikan.

(mas)

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages