Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,
Rusia Harap Gencatan Senjata Iran-Israel Terus Berlanjut Berlanjut meski Masih Ada Keraguan - Halaman all - TribunNews


TRIBUNNEWS.COM - Rusia menyambut baik pengumuman gencatan senjata antara Iran dan Israel, yang disampaikan Presiden AS Donald Trump.
Namun, Kremlin menyuarakan keraguan mengenai apakah kesepakatan ini akan bertahan lama, mengingat masih muncul laporan serangan berlanjut di kedua pihak.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengungkapkan dalam Forum Internasional Primakov ke‑11 bahwa meski menyambut baik perdamaian, Moskow sulit untuk memastikan keberlanjutan gencatan senjata.
"Mengenai pengumuman yang telah keluar dari Washington, Israel, dan Teheran...sangat sulit bagi kami untuk membuat kesimpulan akhir dan mendapatkan gambaran yang jelas, karena Presiden Trump telah mengumumkan bahwa perdamaian akan berlangsung selamanya, ada kesepakatan," kata Lavrov, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Meski begitu, Moskow menyambut baik gencatan senjata tersebut.
Akan tetapi, ia menekankan bahwa perlu adanya pembuktian bahwa serangan ini benar-benar selesai dan damai.
"Namun setelah pengumuman itu, ada laporan tentang saling serang antara Israel dan Iran, jadi janganlah kita membuat kesimpulan tergesa-gesa berdasarkan informasi yang tidak lengkap. Namun, kami mendukung perdamaian," imbuh Lavrov.
Sejalan dengan Lavrov, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga menyambut baik keputusan tersebut.
Ia berharap gencatan senjata ini dapat terus berlanjut.
"Jika benar-benar memungkinkan untuk mencapai gencatan senjata, maka ini hanya dapat disambut baik... Ya, ini dapat dan harus disambut baik, dan kami berharap ini akan menjadi gencatan senjata yang berkelanjutan," kata Peskov.
Ia kemudian menegaskan bahwa selama ini Rusia selalu mendukung iran.
Moskow mendukung Teheran melalui "posisi yang jelas" sehubungan dengan eskalasi tersebut.
Peskov mengatakan bahwa dirinya mendengar banyak pihak yang ingin memanfaatkan konflik ini.
Baca juga: Gencatan Senjata dengan Iran Mulai Berlaku, Israel Kembali Bombardir Gaza
Tidak hanya itu, menurut Peskov, banyak pihak juga yang ingin merusak hubungan kemitraan Moskow dan Teheran.
"Banyak pihak yang ingin memanfaatkan situasi (di Timur Tengah) untuk menambah panasnya situasi, untuk merusak hubungan kemitraan antara Moskow dan Teheran. Hal ini dapat dipahami," imbuhnya.
Menurut Trump, gencatan senjata "Lengkap" dan "Total" mulai berlaku Selasa, pukul 04.00 waktu setempat, setelah 12 hari konflik udara yang dipicu oleh serangan Israel pada 13 Juni dan balasan rudal Iran.
Sebelumnya, AS juga telah mengebom tiga fasilitas nuklir utama Iran Minggu pagi, dan Teheran membalas dengan serangan terhadap pangkalan udara AS di Qatar pada malam berikutnya.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengumumkan "berakhirnya perang 12 hari" pada hari Selasa.
“Hari ini, setelah perlawanan heroik bangsa kita yang hebat, yang tekadnya membuat sejarah, kita menyaksikan tercapainya gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi” Israel, kata Pezeshkian, dikutip dari Al-Arabiya.
Sebelumnya, Pezeshkian mengatakan Iran akan menghormati gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump asalkan Israel juga menegakkan persyaratannya.
“Jika rezim Zionis tidak melanggar gencatan senjata, Iran juga tidak akan melanggarnya,” kata Pezeshkian.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Rusia dan Konflik Iran vs Israel
0 Komentar