5 Fakta Perang Thailand–Kamboja, Rupanya Sengketa 100 Tahun yang Kembali Memanas - Halaman all - Tribun Gorontalo
Dunia Internasional ,
5 Fakta Perang Thailand–Kamboja, Rupanya Sengketa 100 Tahun yang Kembali Memanas - Halaman all - Tribun Gorontalo

TRIBUNGORONTALO.COM — Konflik lama di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali membara.
Insiden baku tembak yang pecah pada Kamis (24/7/2025) menewaskan sedikitnya 12 orang, mayoritas warga sipil.
Sengketa tapal batas yang sudah berusia lebih dari satu abad ini mendadak memanas lagi setelah serangkaian peristiwa yang memicu kemarahan di kedua pihak.
Berikut kronologi lengkap bentrok berdarah di perbatasan Thailand–Kamboja:
1. Sengketa Berusia Lebih dari 100 Tahun
Wilayah perbatasan sepanjang 800 kilometer antara Thailand dan Kamboja memang telah lama diperselisihkan.
Perselisihan ini berkali-kali memicu ketegangan sejak masa kolonial Prancis, terutama di sekitar kuil kuno Preah Vihear yang kerap jadi simbol perebutan klaim kedaulatan.
2. Tensi Meningkat Sejak Mei 2025
Hubungan dua negara Asia Tenggara ini makin panas sejak Mei lalu, ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan kecil di perbatasan.
Sejak itu, patroli bersenjata di sisi perbatasan semakin sering berhadapan.
3. Ledakan Ranjau Jadi Pemicu Langsung
Puncaknya terjadi pada Rabu (23/7/2025). Sebuah ranjau darat meledak di jalur patroli perbatasan, melukai lima tentara Thailand.
Pemerintah Bangkok langsung bereaksi keras dengan menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan mengusir diplomat Kamboja.
4. Baku Tembak Pecah, Jet Tempur Dikerahkan
Situasi makin memburuk pada Kamis pagi (24/7/2025). Pasukan Kamboja dilaporkan menembakkan artileri dan roket ke arah wilayah Thailand.
Sebagai balasan, Thailand mengerahkan jet tempur dan membalas serangan. Warga desa Thailand pun terpaksa mengungsi menyelamatkan diri.
5. Saling Tuduh Jadi Pemicu Ketegangan Baru
Kementerian Pertahanan Kamboja menuduh Thailand menerbangkan drone ke wilayah mereka sebelum melepaskan tembakan.
Sementara Thailand balik menuding Kamboja menargetkan sasaran sipil, termasuk rumah sakit.
Masing-masing pihak menegaskan tindakan mereka adalah bentuk “pertahanan diri”.
Bentrok ini berdampak pada sektor pariwisata perbatasan. Kuil Preah Vihear/Khao Phra Wihan, Ta Krabey/Ta Kwai, dan Tamone Thom/Ta Muen Thom, kawasan warisan budaya yang sering dikunjungi turis, ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris (FCDO) mengeluarkan peringatan bagi warga negaranya agar meningkatkan kewaspadaan, mengikuti instruksi otoritas setempat, dan menghindari perjalanan ke perbatasan Thailand–Kamboja.
FCDO juga mengingatkan bahwa lintas batas darat resmi kini ditutup, dan evakuasi dilakukan di beberapa area.
Secara terpisah, FCDO tetap menganjurkan warganya menghindari perjalanan tidak mendesak ke wilayah perbatasan Thailand–Malaysia, mengingat kawasan tersebut masih rawan konflik bersenjata oleh milisi separatis Melayu Muslim.
Meski Bangkok dan Phnom Penh telah sepakat untuk menurunkan eskalasi, suasana di lapangan masih tegang.
Kedua pihak masih saling menerapkan sanksi diplomatik dan manuver militer terbatas.
(*)