Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Belgia Dunia Internasional Featured Israel Konflik Timur Tengah

    Berlibur di Festival Musik, Tentara Israel Ditangkap Polisi Belgia atas Kejahatan Perang di Gaza - Halaman all - TribunNews

    6 min read

     Dunia Internasional ,Konflik Timur Tengah ,

    Berlibur di Festival Musik, Tentara Israel Ditangkap Polisi Belgia atas Kejahatan Perang di Gaza - Halaman all - TribunNews




    TRIBUNNEWS.COM - Dua tentara Israel yang sedang berlibur dan mengadiri festival musik Tomorrowland di Belgia ditangkap dan diinterogasi oleh polisi Belgia.

    Mereka ditangkap atas dugaan pelanggaran serius hukum humaniter internasional yang dilakukan di Gaza

    Penangkapan ini dilakukan menyusul laporan hukum yang diajukan oleh organisasi Hind Rajab Foundation dan Global Legal Action Network.

    Kantor Kejaksaan Federal di Brussels menyatakan dalam pernyataan resmi bahwa kedua individu tersebut diperiksa pada akhir pekan lalu, setelah pengaduan hukum masuk pada hari Jumat (18/7/2025) dan Sabtu (19/7/2025).

    "Mengingat potensi yurisdiksi ini, Kejaksaan Federal meminta polisi untuk mencari dan menginterogasi kedua orang yang disebutkan dalam pengaduan," ujar kejaksaan dalam pernyataan tertulis pada hari Senin (21/7/2025), dikutip dari Al Jazeera.

    Setelah proses interogasi selesai, keduanya dibebaskan tanpa penahanan lanjutan.

    "Setelah interogasi ini, mereka dibebaskan," tambahnya.

    Interogasi ini dilakukan berdasarkan ketentuan baru dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Belgia yang mulai berlaku tahun lalu.

    Ketentuan ini memungkinkan pengadilan Belgia untuk menyelidiki dugaan kejahatan internasional yang terjadi di luar negeri, jika tindakan tersebut termasuk dalam konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh Belgia—seperti Konvensi Jenewa 1949 dan Konvensi PBB Menentang Penyiksaan 1984.

    Israel Konfirmasi 2 Tentaranya Sempat Ditangkap di Belgia

    Kementerian Luar Negeri Israel membenarkan bahwa satu tentara dan satu warga negara Israel telah diinterogasi oleh pihak berwenang Belgia. 

    Baca juga: Daftar Nama Tiga Korban Tewas saat Tentara Israel Menyerang Gereja dengan Menggunakan Tank

    Namun, Kejaksaan Belgia menyebutkan bahwa keduanya merupakan anggota militer Israel, sehingga terjadi ketidaksesuaian dalam pernyataan kedua belah pihak.

    Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, "Otoritas Israel telah menangani masalah ini dan sedang berkomunikasi dengan keduanya," dikutip dari AP News.

    Tidak dijelaskan secara rinci identitas ataupun lokasi mereka setelah pembebasan.

    Titik Balik Penegakan Hukum Internasional?

    Yayasan Hind Rajab, yang berbasis di Belgia, memuji tindakan ini sebagai “titik balik dalam upaya global untuk mencapai akuntabilitas.” 

    Organisasi ini dinamai dari seorang gadis Palestina berusia enam tahun yang tewas akibat tembakan Israel saat mencoba melarikan diri bersama keluarganya dari Kota Gaza di awal perang.

    Sejak didirikan tahun lalu, Hind Rajab Foundation telah mengajukan puluhan pengaduan di lebih dari 10 negara terhadap tentara Israel berpangkat rendah hingga tinggi. 

    Kelompok ini memanfaatkan geolokasi dan unggahan media sosial untuk mengidentifikasi individu yang diduga terlibat dalam kejahatan perang.

    “Kami akan terus mendukung proses hukum yang sedang berlangsung dan mendesak otoritas Belgia untuk melanjutkan penyelidikan secara tuntas dan independen. Keadilan tidak boleh berhenti di sini,” kata kelompok tersebut dalam pernyataan resminya.

    Sementara itu, Global Legal Action Network (GLAN) adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) berbasis di Inggris dan Irlandia yang berfokus pada penegakan hukum internasional untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia (HAM), kejahatan perang, dan kejahatan lintas negara lainnya.

    Namun, Asosiasi Yahudi Eropa mengecam tindakan Belgia ini dan menyebutnya sebagai “pengaduan bermotif politik.” 

    Mereka menilai bahwa para tentara Israel sedang menjalankan tugas sah mereka dalam membela negara, sebagaimana tentara dari negara demokratis lainnya.

    Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya kritik internasional terhadap tindakan militer Israel di Gaza

    Lebih dari dua lusin negara Barat, termasuk Inggris, Prancis, Australia, Kanada, dan Uni Eropa, baru-baru ini menyerukan diakhirinya perang yang telah berlangsung lebih dari 21 bulan tersebut. 

    Pernyataan bersama mereka menyebut bahwa penderitaan di Gaza telah “mencapai titik terendah.”

    Pada hari Minggu (20/7/2025), Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan Israel menggunakan tank, penembak jitu, dan senjata berat untuk menembaki kerumunan warga Palestina yang sedang menunggu bantuan pangan di Gaza utara. 

    Serangan tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, menewaskan sedikitnya 92 orang.

    Menjadikannya salah satu hari paling mematikan bagi warga sipil selama konflik.

    Menurut data otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 59.000 warga Palestina telah tewas sejak Israel memulai operasi militernya pada Oktober 2023.

    Sebagian besar wilayah Gaza kini dalam kondisi hancur, dengan jutaan orang menghadapi krisis pangan, kekurangan obat-obatan, dan minimnya akses terhadap kebutuhan dasar akibat blokade Israel.

    (Tribunnews.com/Farra)

    Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

    Komentar
    Additional JS