Dampak Balasan Iran, 240 Bangunan Israel Rusak, 13 Ribu Warga Mengungsi - Lombok Post
Dunia Internasional, Timur Tengah,
Dampak Balasan Iran, 240 Bangunan Israel Rusak, 13 Ribu Warga Mengungsi - Lombok Post


LombokPost -- Saling serang antara Iran dan Israel selama 12 hari menimbulkan korban jiwa dan kerusakan besar di kedua negara. Data resmi dan independen menunjukkan total hampir seribu orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka maupun kehilangan tempat tinggal.
Dari Iran, pemerintah setempat menyatakan bahwa sebanyak 935 orang tewas. Mengutip Times of Israel, dari jumlah itu, dapat dirincikan 38 di antaranya anak-anak dan 132 lainnya perempuan. Angka ini meningkat tajam dari laporan awal pekan lalu yang mencatat 627 korban.
Selain itu, 79 narapidana tewas dalam serangan Israel ke Penjara Evin di Teheran. Penjara tersebut dikenal sebagai tempat menahan para pembangkang politik.
Kelompok aktivis HAM independen berbasis di AS menyebut, jumlah korban tewas di Iran bahkan kemungkinan lebih tinggi.
Mereka melaporkan korban tewas mencapai 1.190 orang, dengan 436 di antaranya warga sipil, dan 435 lainnya personel militer. Sisanya belum teridentifikasi.
Sementara itu, di pihak Israel, serangan balasan Iran yang mencakup sekitar 550 rudal balistik dan 1.100 drone menyebabkan 28 orang tewas.
Kementerian Kesehatan Israel mencatat 27 korban adalah warga sipil, sementara satu lainnya adalah seorang tentara yang sedang tidak bertugas, dan berada di rumah bersama keluarganya.
Baca Juga: Serangan Israel ke Penjara Evin, 71 Warga Iran Tewas Termasuk Keluarga Tahanan
Korban termuda adalah seorang anak penderita kanker asal Ukraina berusia 7 tahun, sementara yang tertua adalah seorang penyintas Holocaust berusia 95 tahun.
Selain korban jiwa, lebih dari 3.200 orang mengalami luka-luka dan menjalani perawatan di berbagai rumah sakit di Israel.
Serangan itu juga menyebabkan kerusakan pada 240 kompleks bangunan, termasuk dua universitas dan satu rumah sakit. Akibatnya, lebih dari 13.000 warga Israel terpaksa mengungsi.
Permbangan Data
Yang menjadi masalah, dalam kondisi perang, data resmi itu sulit dicek validitasnya. Tak mudah mendapatkan data pembanding yang valid.
Baca Juga: Iran-Israel Mulai Hitung Kerusakan Perang, Serangan Rudal Tinggalkan Luka Dalam