Inggris dan Prancis Luncurkan Pakta Senjata Nuklir Baru, Rusia Waspada | Sindonews
Dunia internasional,
Inggris dan Prancis Luncurkan Pakta Senjata Nuklir Baru, Rusia Waspada | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Jum'at, 11 Juli 2025 - 18:30 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. Foto/pa
- Inggris dan Prancis meluncurkan perjanjian baru untuk mengoordinasikan persenjataan nuklir mereka secara lebih erat. Kedua Negara mengungkap alasan apa yang mereka lihat sebagai "ancaman" yang meningkat terhadap keamanan di Eropa.
Moskow menyebut langkah ini sebagai bagian dari kebijakan NATO yang terang-terangan anti-Rusia, dan memperingatkan perjanjian ini akan dimasukkan ke dalam perencanaan militernya.
Dalam pernyataan bersama pada hari Kamis, kedua pemerintah mengatakan senjata nuklir Inggris dan Prancis ditujukan untuk melindungi kepentingan vital kedua Negara.
Kedua negara menambahkan, "Kekuatan nuklir kami bersifat independen, tetapi dapat dikoordinasikan dan berkontribusi secara signifikan terhadap keamanan aliansi secara keseluruhan."
Berbicara bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer memuji apa yang disebut sebagai Deklarasi Utara, memperingatkan musuh-musuh NATO bahwa mereka "akan tahu bahwa setiap ancaman ekstrem terhadap benua ini akan mendorong respons dari kedua negara kita."
Sementara itu, Macron menggambarkan pakta tersebut sebagai "satu pesan yang harus didengar oleh mitra dan musuh kita."
Namun, ia menolak anggapan bahwa pakta tersebut terkait dengan rencana koalisi untuk mendukung Ukraina jika terjadi gencatan senjata dengan Rusia.
London dan Paris juga telah berkomitmen memperluas unit-unit yang dapat dikerahkan bersama dan menggerakkan mereka menuju kesiapan tempur penuh untuk mencegah atau melawan musuh potensial.
Inggris diperkirakan memiliki sekitar 225 hulu ledak nuklir, sementara Prancis memiliki sekitar 290, menurut data dari Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.
Sebagai perbandingan, baik AS maupun Rusia memiliki lebih dari 5.000 hulu ledak.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov memperingatkan Moskow tidak dapat mengabaikan potensi gabungan Inggris dan Prancis sebagai sekutu NATO terdekat Washington.
“Semua ini sesuai dengan, sejujurnya, kanvas umum anti-Rusia dari kebijakan NATO… Setelah interaksi semacam itu diformalkan dan diletakkan di atas fondasi yang stabil dan kokoh, kami akan mempertimbangkan hal ini tidak hanya secara politis, tetapi juga dalam perencanaan militer kami,” ujar Ryabkov kepada harian bisnis RBK.
Pada bulan Maret, Macron mengusulkan untuk memulai debat tentang perluasan payung nuklir Prancis atas sekutu Paris di Eropa, meskipun Starmer saat itu menentang penyebaran senjata nuklir ke negara-negara baru.
Kementerian Luar Negeri Rusia saat itu mengecam gagasan Macron, menuduhnya melakukan "pemerasan nuklir", dengan mengatakan Prancis tampak ingin menjadi "pelindung nuklir seluruh Eropa."
Kementerian Rusia tersebut juga memperingatkan langkah tersebut tidak akan meningkatkan keamanan Prancis maupun sekutunya.
Baca juga: Citra Satelit Ungkap Kemungkinan Kerusakan Pangkalan AS di Qatar yang Diserang Iran
(sya)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

AS Siapkan 100 Hari Lagi untuk Damaikan Rusia dan Ukraina