Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Berita Dunia Internasional Featured Israel Suriah

    Israel Sebut Suriah Sangat Berbahaya, Tepis Janji Al-Sharaa Lindungi Etnis Druze | Sindonews

    5 min read

    Dunia Internasional,

    Israel Sebut Suriah Sangat Berbahaya, Tepis Janji Al-Sharaa Lindungi Etnis Druze | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Minggu, 20 Juli 2025 - 08:18 WIB

    Israel Sebut Suriah...

    Israel menepis janji baru Presiden Sementara Suriah Ahmed Al-Sharaa untuk melindungi etnis Druze dan kaum minoritas lainnya setelah bentrokan sektarian yang mematikan. Foto/Screenshot video Sky News

    DAMASKUS 

    - Pemerintah

     Israel 

    menepis janji baru Presiden Sementara

     Suriah 

    Ahmed Al-Sharaa untuk melindungi etnis Druze dan kaum minoritas lainnya setelah bentrokan sektarian yang mematikan. Rezim Zionis bahkan menyebut Suriah di bawah Al-Sharaa menjadi sangat berbahaya bagi kaum minoritas.

    Lebih dari 900 orang telah tewas di Provinsi Sweida, Suriah, sejak Minggu pekan lalu, seiring bentrokan antara kelompok Druze dan Badui Arab yang melibatkan pasukan pemerintah Suriah yang dipimpin kelompok Islamis, Israel, dan suku-suku bersenjata dari berbagai wilayah Suriah.

    "Intinya: Di Suriah yang dikuasai Al-Shara, sangat berbahaya menjadi anggota minoritas—Kurdi, Druze, Alawi, atau Kristen," tulis Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar di akun X-nya.

    Baca Juga: Usai Berperang karena Druze, Israel dan Suriah Sepakat untuk Gencatan Senjata

    "Hal ini telah terbukti berulang kali selama enam bulan terakhir," ujarnya, seperti dikutip dari BBC, Minggu (20/7/2025).

    "Masyarakat internasional memiliki kewajiban untuk menjamin keamanan dan hak-hak minoritas di Suriah dan untuk mensyaratkan penerimaan Suriah yang baru ke dalam keluarga bangsa-bangsa dengan perlindungan mereka," imbuh dia.

    Pasukan Kementerian Dalam Negeri Suriah mulai dikerahkan di wilayah inti Druze pada hari Sabtu di bawah kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat yang bertujuan untuk mencegah intervensi militer Israel lebih lanjut.

    Israel sebelumnya mengebom pasukan Kementerian Pertahanan di Sweida dan Ibu Kota Suriah; Damaskus, awal pekan ini untuk memaksa penarikan pasukan setelah mereka dituduh melakukan eksekusi singkat dan pelanggaran lainnya terhadap warga sipil Druze selama penempatan singkat mereka di provinsi selatan Suriah.

    Israel, yang memiliki komunitas Druze yang cukup besar, mengatakan bahwa mereka membela minoritas tersebut.

    Namun, beberapa diplomat dan analis mengatakan tujuan Israel adalah untuk melemahkan militer di Suriah karena mereka berada di titik lemah sejak kelompok Islam Sunni pimpinan Al-Sharaa menggulingkan Bashar Al-Assad, sekutu Iran, pada Desember 2024.

    Ketegangan berkepanjangan antara suku Druze dan Badui Arab di Sweida pecah menjadi bentrokan sektarian yang mematikan Minggu lalu, menyusul penculikan seorang pedagang Druze di jalan raya menuju ibu kota.

    Menurut Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) yang berbasis di Inggris, 940 orang telah tewas sejak saat itu.

    Gencatan senjata antara Israel dan Suriah diumumkan oleh utusan khusus AS untuk Suriah, Tom Barrack, pada hari Jumat.

    "Kami menyerukan kepada Druze, Badui, dan Sunni untuk meletakkan senjata mereka dan bersama dengan minoritas lainnya membangun identitas Suriah yang baru dan bersatu dalam perdamaian dan kesejahteraan dengan negara-negara tetangganya," ujarnya.

    (mas)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    PBB Singkirkan Bendera...

    PBB Singkirkan Bendera Israel di Dataran Tinggi Golan Suriah

    Komentar
    Additional JS