Kenapa Atap Asbes Masih Populer meski Berbahaya bagi Kesehatan? - ,Kompas
Kesehatan ,
Kenapa Atap Asbes Masih Populer meski Berbahaya bagi Kesehatan?
/data/photo/2025/01/02/67761b6449e5a.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan asbes sebagai atap bangunan masih cukup populer di Indonesia.
Bahan ini mudah ditemui di toko bangunan dan masih menjadi pilihan masyarakat untuk atap rumah.
Padahal, asbes mengandung partikel yang berbahaya bagi kesehatan apabila terhirup dalam jangka waktu panjang.
Lantas, meski berbahaya bagi kesehatan, kenapa asbes masih dipakai?
Pujian Gibran untuk Pramono Anung
"Karena harga asbes relatif murah," jawab Ahli Konstruksi Davy Sukamta saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/7/2025).
Baca juga: Berbahaya Bagi Kesehatan, 9,68 Persen Rumah Masyarakat Beratap Asbes
Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) ini mengatakan, asbes juga banyak disukai karena ringan, sehingga tidak memberatkan struktur bangunan.
Menurut Davy, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya asbes, pemerintah lintas kementerian harus bekerja sama.
"Kalau menurut saya, dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan Kementerian Perindustrian yang harus bertindak," tandasnya.
Asbes Dilarang oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang
Pemerintah Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, akan melarang penggunaan asbes untuk atap rumah.
"Menjadi bahan evaluasi dalam pengembangan perumahan dan kawasan permukiman tentang risiko penggunaan asbes yang nantinya secara bertahap tidak lagi digunakan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pangkalpinang, Mie Go di Pangkalpinang, Sabtu (19/7/2025).
Mie Go menjelaskan, material asbes yang bersifat mikroskopis dapat menyebabkan bahaya serius jika terhirup. Dampak kesehatan yang mungkin timbul termasuk sesak napas hingga kanker.
"Asbes juga termasuk limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yang proses pembuangannya memerlukan prosedur dan biaya khusus," tambahnya.
Penyakit Akibat Asbes
Asbes bisa menimbulkan berbagai macam penyakit, antara lain:
1. Mesotelioma
Kanker ganas yang menyerang lapisan paru-paru (pleura) atau rongga perut (peritoneum). Hampir seluruh kasus mesotelioma disebabkan oleh paparan asbes. Penyakit ini sangat sulit disembuhkan dan hampir selalu berakibat fatal.
2. Kanker paru-paru akibat asbes
Jenis kanker paru ini mirip dengan kanker akibat merokok. Risiko meningkat drastis jika seseorang yang terpapar asbes juga seorang perokok.
Baca juga: Sebelum Pilih Atap Asbes, Pertimbangkan Dulu Kekurangannya
3. Asbestosis
Penyakit paru kronis yang disebabkan oleh jaringan parut pada paru-paru akibat paparan asbes dalam jangka panjang. Gejalanya termasuk sesak napas yang makin memburuk dan bisa berujung pada kematian.
4. Penebalan pleura
Penebalan dan pembengkakan lapisan paru-paru yang menyebabkan sesak napas dan nyeri dada. Umumnya terjadi setelah paparan asbes dalam jumlah besar.
Sudah Ditinggalkan Developer
Asbes untuk atap rumah juga sudah ditinggalkan oleh developer atau pengembang rumah subsidi.
"Asbes itu material penutup atap yang sudah lama ditinggalkan developer. Walaupun itu rumah sederhana untuk MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah)," kata Praktisi Properti dan Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Bambang Eka Jaya kepada Kompas.com, dikutip Senin (21/07/2025).
Salah satu alasan asbes tak lagi digunakan adalah karena materialnya yang dapat membahayakan penghuni rumah.
Asbes terdiri dari mineral silikat atau serat kaca yang kecil dan tajam. Partikel kecil tersebut bisa lepas dari lembaran dan jatuh sehingga berisiko terhirup oleh penghuni rumah.
"Itu berbahaya bahkan bisa melukai saluran pernapasan, merusak paru-paru hingga mengakibatkan kematian," ucapnya.
Baca juga: Kenapa Atap Asbes Dilarang? Simak Alasan dan Bahayanya
Memakan Korban Lebih Banyak dari Laka Lantas
Dilansir dari laman resmi Health and Safety Executive (HSE), asbes memakan korban jiwa dengan angka yang lebih besar daripada korban akibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas).
Setiap tahun, sekitar 5.000 pekerja meninggal karena penyakit terkait asbes. Angka ini lebih banyak dibanding korban laka lantas.
Selain itu, sekitar 20 pekerja bangunan meninggal setiap minggu akibat paparan asbes pada masa lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Jelang Vonis Hasto, Mahfud MD: Saya Berharap Tak Seperti Tom Lembong