Kepala Puskesmas Dianiaya Polisi di Polewali Mandar, Diduga Korban Salah Tangkap - Kompas
Lintas Peristiwa,
Kepala Puskesmas Dianiaya Polisi di Polewali Mandar, Diduga Korban Salah Tangkap
/data/photo/2025/07/11/68708aaa6d750.jpg)
POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Seorang kepala puskesmas di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, diduga menjadi korban salah tangkap dan penganiayaan saat terjadi bentrokan antara aparat kepolisian dan massa dalam eksekusi lahan di Dusun Palludai, Desa Katumbangan Lemo, Kecamatan Campalagian, pada 3 Juli 2025.
Korban, Jamaluddin, yang merupakan Kepala Puskesmas Alu sekaligus Ketua PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Cabang Polewali Mandar, mengalami luka serius di kepala dan dinyatakan menderita pendarahan otak akibat pukulan benda tumpul.
Saat ini ia masih dirawat intensif di ruang ICU RSUD Hajja Andi Depu Polewali Mandar.
Baca juga: Sejoli di Makassar Aniaya Wanita, Ditangkap usai Video Penganiayaan Viral
Versi Keluarga: Jamaluddin Korban Salah Tangkap
Keluarga korban menduga kuat bahwa Jamaluddin merupakan korban salah tangkap oleh aparat.
Pemukim Israel Berulah di Tepi Barat, 2 Warga Palestina Tewas
Ia disebut berada di lokasi kericuhan karena rumah mertuanya berdekatan dengan titik eksekusi. Rumah itu sendiri tidak termasuk dalam objek sengketa.
“Korban di lokasi karena rumahnya memang ada di situ. Tidak mungkin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan profesinya. Dia kan ASN dan ketua asosiasi perawat,” ujar Awaluddin, adik korban, Jumat (11/7/2025).
Baca juga: Kronologi Korban Salah Tangkap Dianiaya Polisi Cianjur hingga Babak Belur
Menurut keterangan Awaluddin, saat kericuhan terjadi, Jamaluddin sempat diminta masuk ke dalam rumah oleh aparat.
Namun tidak lama kemudian, beberapa polisi lain datang dan mendobrak pintu rumah, lalu membawa Jamaluddin untuk diinterogasi.
“Setelah itu, kakak saya dibawa keluar. Selanjutnya justru dipukul hingga mengalami pendarahan otak,” lanjut Awaluddin.
Baca juga: Kericuhan di Final Tarkam Banjarnegara, Pemicunya Kekecewaan kepada Wasit
Kapolres: Korban Terpantau di Kerumunan
Kapolres Polman, AKBP Anjar Purwoko, dalam konferensi pers membantah bahwa Jamaluddin merupakan korban salah tangkap.
Menurutnya, korban hanya diamankan karena terlihat berada di barisan depan massa saat terjadi pelemparan batu dan bom molotov ke arah petugas.
“Tidak benar salah tangkap. Polisi hanya mengamankan korban di suatu tempat karena terdeteksi yang bersangkutan berada di depan kerumunan massa,” kata Anjar.
Baca juga: Viral Pria Lebam Disebut Korban Salah Tangkap, Polisi Jelaskan Kronologi Sebenarnya
Namun, Kapolres juga mengakui bahwa saat proses evakuasi, Jamaluddin ikut menjadi korban pemukulan oleh warga lainnya.
“Saat diamankan, sejumlah warga ikut memukuli korban. Kini para pelaku pemukulan, sebanyak empat orang, sudah ditangkap di beberapa lokasi seperti Campalagian, Wonomulyo, dan Kalukku, Mamuju,” jelasnya.
Latar Belakang: Bentrok Eksekusi Lahan
Kericuhan terjadi saat aparat melakukan eksekusi lahan di Dusun Palludai. Massa yang kalah dalam sengketa menolak eksekusi dengan aksi membakar ban, melempar batu, hingga menggunakan bom molotov.
Baca juga: Bentrok Berdarah Sebabkan 2 Orang Tewas di Sumbawa, Polisi Buru Pelaku
Polisi kemudian mengamankan puluhan orang dan menyita senjata tajam, batu, ketapel, dan bahan peledak rakitan dari lokasi.
Kasus dugaan kekerasan terhadap Jamaluddin kini mendapat sorotan luas, terutama karena korban merupakan pejabat publik dan tokoh kesehatan di Polewali Mandar.
Pihak keluarga mendesak adanya evaluasi dan penyelidikan mendalam terhadap tindakan aparat di lapangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Keramaian Hari Terakhir Jakarta Fair Kemayoran, Warga Antusias Jajan