Menlu Kuba: Israel 30 Tahun Bohong Soal Nuklir Iran, Mereka Punya Niat Hancurkan Teheran | Republika Online
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
Menlu Kuba: Israel 30 Tahun Bohong Soal Nuklir Iran, Mereka Punya Niat Hancurkan Teheran | Republika Online


Iran ragu Israel akan patuh terhadap gencatan senjata.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez menyebutkan bahwa pemimpin ototritas Israel Benjamin Netanyahu telah berbohong soal program nuklir damai Iran selama lebih dari 30 tahun. Zionis punya tujuan besar untuk menghancurkan Iran
Sponsored
"Netanyahu dan para pendukungnya sudah berbohong selama 30 tahun lebih tentang Iran yang diduga memiliki senjata nuklir," kata Rodriguez lewat unggahannya di akun X miliknya, Senin.
Ia menambahkan bahwa yang jelas niat Israel adalah melibatkan pemerintah Amerika Serikat secara militer untuk menghancurkan sebuah negara kuno yang secara historis mendukung pembentukan negara Palestina.
Iran telah berulangkali membantah tengah menyiapkan senjata nuklir. Teheran menegaskan bahwa tujuan mereka mengembangkan nuklir adalah untuk penguatan energi terbarukan. Namun Israel tak percaya.
Pada 13 Juni rezim Zionis Israel melancarkan perang yang tidak beralasan terhadap Iran dengan dalih menghancurkan program nuklir sipil Teheran. Akibatnya, lebih dari 900 orang, termasuk komandan senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil meninggal dunia dalam agresi tersebut.
Scroll untuk membaca
Republik Islam itu kemudian melakukan serangan balasan dengan meluncurkan Operasi True Promise III, yang mencakup 22 serangan rudal dan pesawat nirawak ke sejumlah target di seluruh wilayah pendudukan. Perang terbuka itu berhenti setelah gencatan senjata.
Namun Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi ragu Israel akan mematuhi gencatan senjata yang mengakhiri agresinya terhadap negara itu. Ia menegaskan Republik Islam Iran siap sepenuhnya untuk memberikan tanggapan yang tegas jika Israel kembali menyerang.
Mayor Jenderal Mousavi menyampaikan pernyataan tersebut dalam percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman. Keduanya membahas perang 12 hari yang dikobarkan oleh rezim Israel dan Amerika Serikat.
“Iran sepenuhnya siap untuk memberikan tanggapan yang tegas jika rezim Israel memperbarui agresi, dan memiliki keraguan serius tentang komitmen musuh terhadap kewajibannya, termasuk gencatan senjata,” kata komandan militer tertinggi tersebut dilansir laman IRNA, Senin (30/6/2025).
Iran menyatakan bahwa agresi AS-Israel terjadi meskipun Teheran telah melakukan 'pengekangan' terhadap program nuklir mereka. Serangan juga terjadi saat negosiasi tidak langsung dengan Washington sedang berlangsung.
“Kedua rezim ini tidak menunjukkan komitmen terhadap aturan atau norma internasional apa pun, dan ini terbukti kepada dunia selama perang 12 hari yang dipaksakan,” katanya.
Youve reached the end
sumber : Antara/Irna-Oana