Negosiasi 21 Jam, Gencatan Senjata Kembali Gagal karena Israel Minta 45% Wilayah Gaza - merdeka
dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,
Negosiasi 21 Jam, Gencatan Senjata Kembali Gagal karena Israel Minta 45% Wilayah Gaza - merdeka

Negosiasi yang berlangsung selama delapan sesi dengan total 21 jam itu berakhir buntu.
Negosiasi tidak langsung antara Hamas dan pejabat Israel mengalami kebuntuan di Doha, Qatar, menurut sumber Palestina dan Israel, karena pembicaraan tersendat akibat cakupan usulan penarikan militer Israel dari Gaza.
Diskusi ini didasarkan pada kerangka kerja yang didukung AS untuk gencatan senjata selama 60 hari dan pembebasan bertahap tawanan Israel, tetapi isu-isu kunci masih belum terselesaikan.
Dilansir the Cradle, Sabtu (12/7), Hamas dilaporkan menolak peta yang diusulkan Israel yang akan membiarkan 40 hingga 45 persen wilayah tetap diduduki, termasuk seluruh Rafah selatan serta bagian utara dan timur Gaza.
Israel mengulur waktu

Dua sumber Israel mengatakan kepada Reuters, Hamas menuntut kembalinya garis batas seperti pada gencatan senjata sebelumnya, sebelum tentara pendudukan melanjutkan serangannya pada Maret.
Hamas juga menuduh Tel Aviv “mengulur waktu” selama kunjungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke Washington pekan lalu, dan menyatakan delegasi Israel di Doha “tidak memiliki wewenang nyata untuk mengambil keputusan pada poin-poin penting yang masih diperselisihkan.”
Ketidaksepakatan lebih lanjut terkait jaminan pengiriman bantuan kemanusiaan dan penghentian kampanye pembersihan etnis Israel. Sumber Palestina mengatakan hambatan ini mungkin memerlukan keterlibatan AS yang lebih langsung.
Awal pekan ini, utusan khusus AS Steve Witkoff membatalkan rencana perjalanannya ke Doha untuk bergabung dalam pembicaraan, dengan alasan pembicaraan tersebut “belum matang.”
Menurut media Ibrani, pejabat Israel meyakini kedatangan Witkoff dapat menandakan “terobosan” karena kedua belah pihak berharap utusan AS itu akan memberikan “dorongan akhir” yang diperlukan untuk menyelesaikan kesepakatan.
Delegasi Hamas dan Israel telah berada di Qatar sejak 7 Juli, menegosiasikan kerangka kerja yang mencakup penarikan bertahap Israel, pembebasan tawanan, dan kemungkinan akhir perang.
Hamas tetap teguh pada tuntutannya untuk penghentian total permusuhan sebelum pertukaran akhir dilakukan. Sementara itu, pejabat Israel mengatakan pengepungan total Gaza akan berlanjut hingga semua tawanan dibebaskan dan Hamas “dibubarkan.”
Saat pembicaraan gencatan senjata mengalami hambatan baru, bentrokan terjadi di seluruh Jalur Gaza pada 12 Juli, dengan media Israel melaporkan pertempuran langsung antara pejuang perlawanan Palestina dan pasukan penjajah Israel.
Johanis Tanak KPK Marah Banyak Pejabat Ngaku Gaji Kurang: Banyak Rakyat Jelata, Bapak Berhenti Saja! - merdeka
- Pandasurya Wijaya
Kesepakatan tersebut mencakup gencatan senjata selama 70 hari, pembebasan 10 tawanan Israel yang masih hidup, dan penarikan sebagian militer Israel dari Gaza.
Padahal Hamas mengumumkan mereka siap untuk pertukaran tahanan penuh dan gencatan senjata.
Kelompok Hamas dan Jihad Islam Palestina dikabarkan kembali menguat dengan ribuan anggota pasukan baru.
Belum genap satu bulan, kesepakatan gencatan antara Israel dan pejuang Hamas justru berada di ujung tanduk.
Pengumuman ini disampaikan di tengah pembicaraan oleh sumber-sumber Israel terkait kemungkinan gagalnya gencatan senjata.
Harian Haaretz pekan lalu melaporkan 130 tentara Israel menandatangani surat yang berisi menolak kembali ditugaskan ke Gaza selama belum ada pertukaran tawanan.
Perundingan gencatan senjata berlangsung di Kairo, Mesir. Namun tidak dihadiri perwakilan Israel.
Hamas setuju bebaskan 10 sandera Israel sebagai upaya majukan perundingan gencatan senjata di Gaza, namun dengan beberapa syarat..
Rumah Sakit Al-Shifa, yang dahulu menjadi pusat layanan kesehatan terbesar dan paling vital di Jalur Gaza, kini hanya menyisakan bayang-bayang masa kejayaannya.
Perang 12 hari antara Israel dan Iran meninggalkan bekas luka permanen bagi banyak warga Iran.
Mantan orang dekat Trump mengatakan gencatan senjata yang diumumkan kemarin oleh AS adalah langkah untuk menyelamatkan Israel.
Aktifitas warga Israel saat matahari terbenam (sunset) usai gencatan senjata yang mengakhiri perang dengan Iran di Pantai Tel Aviv, Israel (24/06/2025).
Gencatan senjata memiliki tujuan utama untuk menghentikan kekerasan dan pertumpahan darah.