Perkuat Kerja Sama Strategis, Krakatau Steel Siap Ekspor 10.000 Ton Baja ke AS | Sindonews
Perkuat Kerja Sama Strategis, Krakatau Steel Siap Ekspor 10.000 Ton Baja ke AS | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Minggu, 13 Juli 2025 - 12:52 WIB
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terus menunjukkan kinerja positif dan memperkuat langkah transformasi melalui ekspansi global dan kemitraan strategis. FOTO/dok.SindoNews
- PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terus menunjukkan kinerja positif dan memperkuat langkah transformasi melalui ekspansi global dan kemitraan strategis. Di pertengahan Juli 2025, Krakatau Steel melalui anak usahanya PT Krakatau Baja Industri dan PT Tata Metal Lestari siap mengekspor 10.000 ton baja ke Amerika Serikat.
Direktur Utama Krakatau Steel, Akbar Djohan, menyampaikan bahwa ekspor tersebut menjadi bagian dari serangkaian kesepakatan strategis yang dilakukan perusahaan sejak Maret 2025. Termasuk di antaranya penandatanganan nota kesepahaman dengan Delong Steel Group dan kerja sama bersama Xiamen ITG Group Co., Ltd. serta PT Dexin Steel Indonesia dalam ajang BRICS Innovation Base Industry Project Matchmaking Meeting di Beijing, China.
Selain itu, Krakatau Steel juga menjalin kerja sama dagang dengan Tatarstan Trade House di Rusia dan telah mengekspor 2.400 ton baja ke Polandia. "Ini bukti bahwa transformasi dan restrukturisasi yang dilakukan membawa dampak nyata. Krakatau Steel mendapat kepercayaan penuh dari pemangku kepentingan, tercermin dari kenaikan harga saham yang tidak hanya menunjukkan kinerja keuangan, tetapi juga kepercayaan publik dan investor," ujar Akbar dalam pernyataannya, Minggu (13/7).
Baca Juga: Krakatau Steel Catatkan Rekor Penjualan Pipa Baja Tertinggi Sepanjang Sejarah
Kepala Riset Praus Capital, Marolop Alfred Nainggolan, menilai bahwa lonjakan harga saham KRAS dalam beberapa pekan terakhir terjadi karena respons pasar terhadap langkah-langkah pertumbuhan anorganik, termasuk kolaborasi strategis dengan Delong Steel. Menurutnya, kepercayaan produsen global terhadap Krakatau Steel menjadi sinyal penting bagi masa depan industri baja nasional.
Kepemilikan mayoritas oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara Indonesia (BPI Danantara Indonesia) juga disebut memberi dorongan signifikan terhadap percepatan restrukturisasi Krakatau Steel.
"Setelah seluruh BUMN bergabung di bawah BPI Danantara Indonesia, Krakatau Steel mengalami perubahan signifikan, terutama dalam hal leverage investasi dan percepatan birokrasi," tambah Akbar.
Akbar juga menekankan pentingnya efisiensi dalam pengadaan (procurement) dan produksi. Dengan reaktivasi pabrik Hot Strip Mill 1, Krakatau Steel kini berfokus pada optimalisasi produksi baja berkualitas tinggi guna mendukung proyek-proyek strategis nasional.
Ia menambahkan bahwa Krakatau Steel berkomitmen menjadi tulang punggung industri baja nasional. Penyerapan produk baja domestik dalam proyek strategis akan memperkuat perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri.
Akbar turut mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat perlindungan industri nasional melalui kebijakan safeguard, antidumping, dan regulasi yang mendukung keberlanjutan industri baja Indonesia. “Mari rapatkan barisan. Jangan ragu memperketat proteksi demi memperkuat industri baja nasional,” tegasnya.
Hingga kini, Krakatau Steel disebut telah menjalani transformasi masif dengan target peningkatan kapasitas produksi hingga 3 juta ton per tahun. Hal ini selaras dengan berbagai upaya efisiensi dan inovasi yang dilakukan secara menyeluruh.
Baca Juga: LPEI Salurkan Pembiayaan Ekspor Melalui Skema PKE Rp26 Triliun hingga Juni 2025
Menutup pernyataannya, Akbar menyoroti potensi pasar yang sangat besar di kawasan ASEAN. Krakatau Steel mendukung inisiatif One ASEAN First dan berambisi menjadikan Indonesia sebagai pemimpin industri baja kawasan.
"Kami melihat potensi besar di sektor konstruksi, manufaktur, energi, pangan, hingga pertahanan. Semua ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang kami untuk menjadikan Krakatau Steel sebagai pilar industri baja nasional dan ASEAN," pungkas Akbar.
(nng)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

AS Jual Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun