Profil Bob Vylan, Duo Punk yang Serukan Matilah IDF dan Dukung Palestina di Glastonbury | Sindonews
Dunia Internasional,Timur Tengah
Profil Bob Vylan, Duo Punk yang Serukan Matilah IDF dan Dukung Palestina di Glastonbury | Halaman Lengkap


Bob Vylan, duo punk asal Inggris, jadi sorotan dunia usai tampil di Glastonbury 2025 dengan seruan matilah IDF. Dukungan terhadap Palestina memicu kecaman. Foto/The Guardian
-
Bob Vylan, duo punk asal Inggris, mendadak jadi sorotan dunia usai tampil di Glastonbury 2025 dengan seruan kontroversial “matilah IDF” yang mereka lontarkan dari atas panggung. Dukungan vokal mereka terhadap Palestina memicu kecaman luas dan mengakibatkan pembatalan visa AS, serta penyelidikan kepolisian Inggris.
Dilansir dari The Guardian, Kamis (3/7/2025), aksi Bob Vylan ini memicu kecaman luas di Inggris dan memicu respons keras dari pemerintah dan penyelenggara festival.
Meskipun sebelumnya belum terlalu dikenal publik luas, Bob Vylan sebenarnya bukan pemain baru. Grup ini sudah mengantongi penghargaan dari majalah rock Kerrang dan sempat masuk 20 besar tangga album Inggris. Namun, aksi kontroversial mereka di Glastonbury menjadi titik balik paling besar dalam karier mereka sejauh ini.
Baca Juga: Bob Vylan Kena Sanksi Berat Buntut Serukan Matilah IDF: Visa AS Dicabut, Kontrak Diakhiri
Klarifikasi dan Tuduhan
Bobby Vylan, melalui akun Instagram, menegaskan bahwa pernyataannya bukanlah bentuk kebencian terhadap etnis atau agama apa pun. Ia menyatakan bahwa yang ditolak adalah "mesin militer kejam" yang, menurutnya, telah menewaskan warga sipil tak berdosa di Gaza.
Namun, pernyataan itu tetap dianggap problematik oleh sejumlah pihak. Termasuk pemerintah Inggris dan pihak kepolisian, yang tengah menyelidiki dugaan pelanggaran pidana atas ujaran tersebut.
Visa Dicabut dan Konser Dibatalkan
Imbas dari kontroversi ini pun meluas hingga ke Amerika Serikat. Visa AS untuk Bob Vylan resmi dicabut, seperti yang diumumkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS Christopher Landau. Akibatnya, rencana tur mereka ke AS musim gugur ini batal.
Lebih lanjut, agen pemesanan dan sponsor visa mereka juga mencabut kerja sama, membuat masa depan tur internasional Bob Vylan terancam.
Siapa Bob Vylan?
Bob Vylan terdiri dari dua anggota, Bobby Vylan (nama asli Pascal Robinson-Foster), vokalis yang juga dikenal sebagai seniman grime dan penyair, dan Bobbie Vylan, drummer sekaligus partner musikalnya. Mereka bertemu pada 2017 di sebuah bar di London, dan memulai proyek musik yang sarat kritik sosial dan politik.
Musik mereka adalah perpaduan unik antara punk, grime, reggae, dan indie, dengan lirik-lirik keras dan pesan anti-kemapanan. Dalam lagu Take That, Bobby bahkan menyuarakan aksi simbolik menjatuhkan patung Churchill sebagai bentuk kritik terhadap kolonialisme dan nasionalisme.
Tak hanya vokal soal rasisme dan ketimpangan sosial, Bob Vylan juga dikenal konsisten mendukung perjuangan Palestina. Bobby mengaku telah mengikuti aksi pro-Palestina sejak remaja dan merasa gerakan tersebut belum mendapat cukup sorotan dari kelompok sayap kiri lainnya.

Foto/The Guardian
Baca Juga: Bob Vylan Tak Gentar! setelah Matilah IDF, Kini Serukan Kemerdekaan Palestina
Karier dan Popularitas yang Meningkat
Meski tetap termasuk dalam kategori musisi underground, Bob Vylan telah merilis empat album studio dan tampil di berbagai festival besar, termasuk Coachella 2025. Penampilan mereka di Glastonbury seharusnya menjadi puncak karier, tetapi justru menjadi awal krisis akibat sikap politik mereka.
Di panggung West Holts, mereka tampil bersama band Irlandia Kneecap, yang juga dikenal kontroversial karena menyuarakan pesan-pesan keras tentang isu geopolitik, termasuk soal Israel dan Palestina. Penonton membentangkan bendera Palestina, dan layar di panggung menampilkan pesan-pesan tajam seperti “PBB menyebutnya genosida. BBC menyebutnya konflik.”
Ketegangan Global dan Sensor Terhadap Musisi
Kasus Bob Vylan menambah panjang daftar musisi yang menghadapi sanksi, pembatalan tur, hingga penolakan visa karena menyuarakan pendapat politik. Beberapa artis lain, termasuk dari Kanada dan Inggris, juga mengalami pembatasan serupa karena kritik terhadap Israel, kebijakan imigrasi AS, hingga isu identitas gender.
Namun, kasus Bob Vylan menjadi yang pertama di mana Departemen Luar Negeri AS secara terbuka mengumumkan pelarangan musisi karena pernyataan politik di atas panggung.
Baca Juga: Polisi Inggris Turun Tangan usai Bob Vylan Serukan Matilah IDF di Glastonbury 2025
(dra)