Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Israel Konflik Timur Tengah Suriah

    Suriah Bergolak Lagi, Israel Mengebom Suwayda di Suriah Selatan, Berdalih Lindungi Sekutu Druze - Halaman all - Serambinews

    5 min read

     Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah, 

    Suriah Bergolak Lagi, Israel Mengebom Suwayda di Suriah Selatan, Berdalih Lindungi Sekutu Druze - Halaman all - Serambinews

    SERAMBINEWS.COM - Pasukan Israel melancarkan serangan udara terhadap Suwayda di Suriah selatan, saat pertempuran kembali terjadi di kota yang mayoritas penduduknya Druze beberapa jam setelah pemerintah Suriah mengumumkan gencatan senjata, Selasa.

    Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa bahwa kelompok bersenjata telah melanjutkan serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah dengan dukungan dari Angkatan Udara Israel.

    Suriah mengutuk intervensi Israel sebagai pelanggaran hukum internasional, sementara tokoh Druze berpengaruh Sheikh Hikmat al-Hajri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan pemerintah Suriahlah yang melanggar gencatan senjata yang diumumkan sebelumnya pada hari itu.

    Serangan udara Israel terjadi setelah Hikmat al-Hajri mendesak pejuang lokal untuk menghadapi apa yang ia gambarkan sebagai serangan biadab dari pasukan pemerintah.

    Baca juga: Suriah Kembali Memanas, 37 Orang Tewas dan 50 Luka-luka dalam Perang Saudara

    Israel mengklaim serangannya terhadap wilayah selatan Suriah yang berbatasan dengan Israel dimaksudkan untuk melindungi minoritas Druze, yang dianggapnya sebagai sekutu potensial.

    Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di media sosial, Menteri Urusan Diaspora Israel Amichai Chikli mengatakan bahwa Israel tidak bisa “berdiam diri” ketika Druze terlibat dalam pertempuran.

    "Kita menyaksikan pembantaian dan penghinaan terhadap kaum Druze, dan kita harus melawan rezim terorisme di Suriah," ujar Chikli, seraya menambahkan bahwa mengakui Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa sebagai "pemimpin sah" negara tersebut adalah "kesalahan besar".

    Pertempuran antara suku Badui dan pejuang Druze setempat dilaporkan telah menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai lebih dari 100 orang sejak Minggu di Suwayda

    Faksi bersenjata Badui dan Druze telah lama berseteru di Suwayda, dengan kekerasan yang terkadang meletus.

    Utusan Amerika Serikat untuk Suriah Tom Barrack mengatakan Washington sedang menghubungi semua pihak “untuk menavigasi menuju ketenangan dan integrasi”.

    Osama Bin Javaid dari Al Jazeera melaporkan dari Damaskus bahwa situasi di Suwayda telah “semakin meningkat, dengan banyaknya serangan pesawat tak berawak dan udara Israel yang mereka klaim untuk mendukung pejuang Druze”.

    Pemerintah Suriah umumkan 'gencatan senjata total'

    Perkembangan terbaru ini terjadi beberapa jam setelah Menteri Pertahanan Suriah Murhaf Abu Qasra mengumumkan gencatan senjata melalui unggahan di media sosial, yang berbunyi: "Kepada seluruh unit yang beroperasi di kota Suwayda, kami nyatakan gencatan senjata sepenuhnya."

    Pengumuman Abu Qasra muncul tak lama setelah kementerian mengerahkan pasukan pemerintah untuk menghentikan pertempuran antara suku Badui dan pejuang lokal. 

    Pertempuran baru-baru ini merupakan pecahnya kekerasan mematikan pertama di wilayah tersebut sejak pertempuran antara anggota komunitas Druze dan pasukan keamanan yang menewaskan puluhan orang pada bulan April dan Mei.

    Populasi Druze di Suriah berjumlah sekitar 700.000 jiwa, dengan Suwayda menjadi rumah bagi komunitas terbesar sekte tersebut. Sekte keagamaan Druze adalah kelompok minoritas yang berasal dari cabang Syiah Islam pada abad ke-10.

    Di Suriah, komunitas Druze sebagian besar tinggal di Provinsi Suwayda di selatan dan beberapa pinggiran kota Damaskus, terutama di Jaramana dan Ashrafiyat Sahnaya di selatan. 

    Sejak penggulingan penguasa lama Suriah, Bashar al-Assad, pada bulan Desember, muncul kekhawatiran mengenai hak dan keselamatan kaum minoritas di bawah pemerintahan baru, yang juga kesulitan memulihkan keamanan secara lebih luas.

    Pada bulan April, ratusan warga sipil Alawite terbunuh sebagai bentuk pembalasan setelah pertempuran pecah antara pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata yang setia kepada al-Assad, yang merupakan anggota sekte agama Alawite.

    Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap negara tetangga Suriah sejak Desember 2024, rata-rata satu serangan setiap tiga hingga empat hari.

    Serangan terbaru ini terjadi saat pemerintahan Netanyahu terus melancarkan perang terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 58.479 orang sejak Oktober 2023.

    Selain Gaza dan Suriah, Israel juga telah melancarkan serangan ke Tepi Barat yang diduduki, Lebanon, Iran, dan Yaman dalam beberapa bulan terakhir.(*)

    Komentar
    Additional JS