Titik Terang Penyebab Arya Daru Pangayunan, Diplomat Asal Bantul Yogyakarta Meninggal Tragis, Linkedin, Instagram Banjir Duka Cita

Aura duka mendalam menyelimuti langit diplomasi Indonesia. Sebuah kehilangan besar, datang tanpa aba-aba, meninggalkan duka yang menggumpal di dada. Arya Daru Pangayunan—diplomat muda penuh asa, sosok bersahaja yang hidupnya dipersembahkan untuk bangsa—ditemukan tak bernyawa dalam kondisi memilukan di kamar kosnya di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Juli 2025.

Wajahnya yang selama ini dikenal teduh dan bersahabat, ditemukan telah tertutup lakban kuning.

Tak sekadar kepergian, ini adalah tragedi. Dugaan kekerasan menggelayut di balik kematian Arya, meninggalkan banyak tanya yang mengguncang hati keluarga dan para sahabat.

Arya bukan nama asing bagi mereka yang mengenal dunia diplomasi Indonesia. Ia bukan hanya birokrat; ia adalah pejuang senyap, penjaga kepentingan negeri di panggung global.

Titik Terang Penyebab Arya Daru Pangayunan, Diplomat Asal Bantul Yogyakarta Meninggal Tragis, Linkedin, Instagram Banjir Duka Cita Pexels/ Mario Wallner

Lulusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada ini meniti jalan pengabdian dengan penuh keyakinan. Dari Dili, Yangon, hingga Buenos Aires, ia menjadi duta yang membawa nama Indonesia dengan senyum dan keberanian.

Di Direktorat Perlindungan WNI, tempat terakhir ia mengabdi sebagai Diplomat Ahli Muda, Arya menjadi andalan dalam melindungi ribuan warga Indonesia yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Pekerjaan yang tak hanya butuh kecerdasan, tapi juga keberanian, empati, dan keteguhan jiwa—semuanya ada pada dirinya.

Namun, sebelum mengarungi samudra diplomasi, Arya lebih dulu menyalakan cahaya ilmu sebagai pengajar di Wall Street Institute. Sebuah jejak kecil yang menandai betapa ia mencintai pengetahuan dan manusia.

Dalam keseharian, Arya bukan hanya sosok profesional. Ia adalah suami yang lembut, ayah penuh kasih, dan sahabat yang selalu ada.

Titik Terang Penyebab Arya Daru Pangayunan, Diplomat Asal Bantul Yogyakarta Meninggal Tragis, Linkedin, Instagram Banjir Duka Cita Instagram

Kini, istri tercinta, Meta Ayu Puspitantri, harus menatap hari-hari ke depan dalam kesunyian yang belum siap ia peluk. Dua anak mereka—satu lelaki, satu perempuan—kehilangan pelindung utama, kehilangan cahaya yang biasa menyambut mereka di balik pintu pulang.

"Belum ada kesimpulan apa pun... Kami hanya bisa menunggu hasil autopsi. Semoga kebenaran segera terungkap," tutur Lyarman, kerabat Arya, dengan suara nyaris pecah.

Ucapannya menjadi suara ribuan doa yang berharap keadilan akan segera menyibak tirai gelap dari peristiwa ini.

Kepergian Arya bukan hanya menyayat hati keluarga. Ini adalah kehilangan yang merobek kesadaran kolektif: bahwa mereka yang bertugas demi kehormatan negara, pun tak luput dari luka yang dalam. Sosok muda penuh cahaya itu kini telah tiada—namun warisannya tetap menyala, dalam ingatan, dalam semangat, dalam setiap upaya diplomatik yang terus berjalan.

Dan di antara duka dan doa, satu harapan masih menyala: agar mereka yang mencintai Arya, dan negeri yang ia cintai sepenuh jiwa, tak melupakan bahwa pernah ada seorang diplomat muda yang gugur dalam pengabdian, dalam sunyi yang menjerit, dalam luka yang belum sempat disembuhkan.

***