Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Israel Konflik Timur Tengah WHO

    WHO: Kediaman Staf Kami di Gaza Diserang Israel Tiga Kali, 1 Orang Masih Ditahan - Halaman all - TribunNews

    6 min read

     Dunia Internasional ,Konflik Timur Tengah 

    WHO: Kediaman Staf Kami di Gaza Diserang Israel Tiga Kali, 1 Orang Masih Ditahan - Halaman all - TribunNews



    TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengecam keras serangan militer Israel terhadap kediaman stafnya dan gudang utama di Deir al-Balah Gaza pada Senin (21/7/2025).

    Serangan tersebut, terjadi sebanyak 3 kali dan telah membahayakan keselamatan puluhan staf WHO beserta keluarga mereka, termasuk anak-anak.

    World Health Organization (WHO), organisasi internasional yang bergerak di bidang kesehatan berkantor pusat di Jenewa, Swiss, dan kantor-kantor regional di seluruh dunia.

    “Tempat tinggal staf WHO di Deir el-Balah, Gaza, diserang tiga kali hari ini, begitu pula gudang utamanya,” kata kepala badan kesehatan PBB Tedros Adhanom Ghebreyesus di X, dikutip dari Al-Arabiya.

    Serangan udara itu, memicu kebakaran hebat dan merusak bangunan secara signifikan.

    WHO melaporkan bahwa militer Israel memasuki lokasi, memaksa perempuan dan anak-anak mengungsi dengan berjalan kaki menuju wilayah Al-Mawasi di Gaza selatan.

    Sementara itu, staf pria dan anggota keluarga mereka mengalami perlakuan kasar.

    "Staf laki-laki dan anggota keluarga diborgol, ditelanjangi, diinterogasi di tempat, dan diperiksa dengan todongan senjata," ungkap WHO.

    1 Staf Masih Ditahan

    Sebanyak 32 staf WHO dan anggota keluarga berhasil dievakuasi setelah situasi memungkinkan. 

    Namun, dua staf WHO dan dua anggota keluarganya sempat ditahan oleh militer Israel

    Tiga orang telah dibebaskan, sementara satu staf WHO hingga kini masih ditahan, dikutip dari The New Arab.

    Baca juga: Gedung Putih: Trump Terkejut Israel Serang Suriah dan Gereja di Gaza, Minta Hubungi Netanyahu Segera

    “WHO menuntut pembebasan segera staf yang ditahan dan perlindungan seluruh stafnya,” tegas Tedros.

    Serangan ini terjadi di tengah operasi darat besar-besaran Israel yang baru pertama kalinya memasuki bagian selatan dan timur Deir al-Balah, wilayah yang diyakini militer Israel sebagai lokasi kemungkinan ditahannya para sandera oleh kelompok Hamas. 

    Serangan tersebut, juga menghantam rumah-rumah warga dan masjid, menewaskan sedikitnya tiga orang Palestina serta melukai beberapa lainnya.

    Gudang Utama Rusak, Bantuan Kemanusiaan Terhambat

    Selain menyerang kediaman staf, gudang utama WHO di Deir al-Balah mengalami kerusakan berat akibat serangan sehari sebelumnya. 

    Kebakaran besar terjadi, menghancurkan sejumlah pasokan medis penting. 

    Gudang ini terletak di dalam zona evakuasi yang ditetapkan Israel.

    Tedros menyatakan, situasi tersebut memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza

    Sistem kesehatan di wilayah itu sudah berada dalam kondisi lumpuh akibat kekurangan bahan bakar, obat-obatan, dan peralatan medis, diperparah oleh gelombang korban massal akibat serangan yang terus berlangsung.

    “Dengan gudang utama yang tidak berfungsi dan sebagian besar pasokan medis di Gaza menipis, WHO sangat terbatas dalam memberikan dukungan yang memadai kepada rumah sakit, tim medis darurat, dan mitra kesehatan,” katanya.

    Baca juga: Israel Gempur Deir al-Balah, 65 Warga Tewas, Termasuk Pencari Bantuan

    Seruan Gencatan Senjata dan Akses Bantuan

    WHO menegaskan, akan tetap berada di Deir al-Balah dan memperluas operasinya, meskipun terjadi serangan langsung terhadap fasilitas dan personelnya. 

    Namun Tedros menyerukan kepada negara-negara anggota PBB untuk menjamin akses aman dan berkelanjutan bagi pengiriman bantuan medis ke Gaza.

    “Sebagai badan kesehatan utama, mengkompromikan operasi WHO akan melumpuhkan seluruh respons kesehatan di Gaza,” ujarnya. 

    “Gencatan senjata bukan hanya diperlukan, tetapi sudah terlambat," tambahnya.

    Sementara itu, lebih dari 20 negara, termasuk Inggris, juga menyerukan diakhirinya perang di Gaza

    Sejak dimulainya serangan Israel pada Oktober 2023, lebih dari 59.000 warga Palestina telah tewas.

    Sebagian besar penduduk terpaksa mengungsi, menciptakan krisis kemanusiaan yang semakin mendalam.

    (Tribunnews.com/Farra)

    Artikel Lain Terkait WHO dan Konflik Palestina vs Israel

    Komentar
    Additional JS