Ada Kasus Keracunan MBG di Sragen, Program Dipastikan Lanjut, Menkeu Siapkan Rp 300 Triliun Lebih - Halaman all - Tribunsolo
Kesehatan,
Ada Kasus Keracunan MBG di Sragen, Program Dipastikan Lanjut, Menkeu Siapkan Rp 300 Triliun Lebih - Halaman all - Tribunsolo

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Kasus siswa hingga guru di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, kini jadi sorotan nasional.
Ratusan siswa hingga guru tersebut diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari Makan Bergizi Gratis (MBG) ada 251 orang.
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, sudah menerima informasi terkait kasus ini dan melakukan pendalaman.
Baca juga: Banyak Kasus Keracunan di Gemolong Sragen, Bupati Sigit Pamungkas Bakal Dalami Penyebabnya
"Hari ini, kami mendapat laporan bahwa ada gejala keracunan dari sejumlah siswa SD dan SMP di Gemolong, yang merasakan mual, merasakan sakit perut melilit, ada yang muntah, intinya ada dugaan keracunan," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (12/8/2025).
"Kita per hari ini, yang melaporkan diduga keracunan ada 251 orang," tambahnya.
Sebanyak 251 orang tersebut, tersebar di beberapa sekolah yang ada di Kecamatan Gemolong.
Yakni terdapat 94 siswa dan 3 karyawan di SMPN 1 Gemolong, terdapat 61 orang di SMPN 2 Gemolong, SMPN 3 Gemolong ada 1 orang.
Kemudian di SDN Gemolong ada 66 orang, SDN 4 Gemolong ada 26 orang, SDN 3 Gemolong ada 1 orang.
Baca juga: 251 Siswa di Sragen Diduga Keracunan Makanan Bergizi Gratis, Kepala BGN Usahakan Tak Terjadi Lagi
Jumlah korban yang diduga mengalami keracunan tersebut terdiri dari murid, guru, dan karyawan sekolah.
Usai dicek pada Selasa sore, para siswa dan guru yang diduga mengalami keracunan dalam kondisi baik.
Selain itu, juga dipastikan para korban tidak ada yang dirawat di rumah sakit.
"Dari siswa yang terkena diduga keracunan kondisi baik, mereka memang mengalami gejala keracunan, tapi dari pantauan kita, ada yang sudah minum obat, ada yang belum, tapi kondisi mereka baik," jelasnya.
Baca juga: Tak Terpengaruh Isu Beras Oplosan, Warga Sragen Tetap Minati Beras Curah, Ada 3 Merek Paling Laris
MBG Tetap Lanjut, Pemerintah Anggarkan Lebih dari Rp300 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan melonjak drastis menjadi lebih dari Rp 300 triliun pada tahun 2026.
Kenaikan ini hampir dua kali lipat dari alokasi anggaran tahun 2025 yang mencapai Rp 171 triliun untuk 82,9 juta penerima manfaat.
Hal ini disampaikan Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah Refleksi Kemerdekaan RI 2025, yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Bank Indonesia, Rabu (13/8/2025).
"Makan bergizi gratis tahun ini Rp 71 triliun, kita cadangkan tambahan Rp 100 triliun. Tahun depan, kalau 82,9 juta (penerima), akan lebih dari Rp 300 triliun," jelas Sri Mulyani.
Potensi Ekonomi Syariah dalam Rantai Pasok Halal
Sri Mulyani menyoroti besarnya potensi ekonomi dalam program MBG, yang bisa menjadi peluang bagi pelaku usaha syariah untuk terlibat dalam rantai pasok halal nasional.
Ia mendorong agar program seperti MBG dan Koperasi Desa Merah Putih, yang masing-masing menggelontorkan anggaran besar, dapat diisi dengan tata kelola berbasis nilai ekonomi syariah.
"Pertanyaannya, apakah ekonomi syariah mampu menginfiltrasi nilai-nilainya ke dalam program-program besar seperti ini? Increasing value adalah tugas kita semua," ujarnya.
Baca juga: KAI Beberkan Faktor Penyebab 10 Orang Tertemper Kereta Hingga 5 Tewas di Solo Raya Sepanjang 2025
Sebagai informasi, program Koperasi Desa Merah Putih dialokasikan sebesar Rp 250 triliun, dengan estimasi biaya Rp 2,5 miliar per koperasi.
Anggaran MBG Didukung Luhut dan BGN
Besaran anggaran MBG yang disebut Sri Mulyani sebelumnya juga diungkapkan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
Dalam International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta Convention Center, Luhut menyebut bahwa program MBG bisa menggerakkan ekonomi hingga pelosok.
"Kita biayai mungkin sekitar Rp 300 triliun tahun depan. Program ini tidak hanya untuk Jawa, tapi seluruh Indonesia. Ini akan membentuk simpul ekonomi baru di daerah-daerah," kata Luhut, Kamis (12/6/2025).
Luhut juga optimistis bahwa melalui MBG dan program ekonomi inklusif lainnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melaju ke angka 8 persen selama lima tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Versi Anggaran dari BGN Capai Rp 336 Triliun
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memperkirakan kebutuhan anggaran MBG tahun 2026 mencapai Rp 28 triliun per bulan. Jika dihitung selama setahun, angkanya bisa mencapai Rp 336 triliun.
"Kalau tahun depan, kita butuhnya Rp 28 triliun per bulan," ujar Dadan di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (24/2/2025).
Baca juga: Info Pinjaman KUR BRI di Solo, Simak Tabel Angsuran KUR BRI 2025 di Sini
Namun, dalam dokumen resmi Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026, alokasi anggaran untuk BGN tercatat sebesar Rp 217,86 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp 210,40 triliun diarahkan untuk pemenuhan gizi nasional, dan sisanya Rp 7,45 triliun digunakan untuk dukungan manajemen.
Program Prioritas Presiden Prabowo
MBG menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang digadang-gadang sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia. Pemerintah berharap program ini mampu memperbaiki kualitas gizi anak-anak Indonesia dan menciptakan generasi unggul.
Namun, tingginya anggaran program ini juga menuai perhatian publik, termasuk sorotan terhadap efektivitas distribusi, potensi penyalahgunaan, serta penyerapannya di tengah tantangan pengelolaan fiskal dan daerah.
Program Makan Bergizi Gratis di Sragen Dimulai 17 Februari 2025
Pemerintah Kabupaten Sragen resmi memulai pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 17 Februari 2025, setelah sebelumnya melalui tahap uji coba pada Januari 2025.
Program ini menyasar peserta didik mulai dari tingkat TK/RA hingga SMP/MTs di wilayah Kabupaten Sragen.
Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan sejumlah media lokal, pada hari pertama pelaksanaan, sebanyak 5.274 porsi makanan dibagikan ke berbagai sekolah penerima.
Distribusi dilakukan secara serentak di seluruh kecamatan, dengan pengawasan ketat untuk memastikan kualitas dan gizi makanan sesuai standar.
Sebelum resmi diluncurkan, uji coba program telah dilakukan pada Sabtu, 11 Januari 2025 di SDN 3 Sragen.
Uji coba ini menguji kelayakan proses mulai dari pengadaan bahan, pengolahan, hingga distribusi makanan.
Sebanyak 321 paket makanan bergizi dibagikan saat uji coba tersebut.
Rentetan Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis Terjadi di Soloraya Sepanjang 2025
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah kembali menjadi sorotan setelah beberapa kali memicu kasus dugaan keracunan massal di wilayah Soloraya sepanjang 2025.
Data yang dihimpun menunjukkan setidaknya tiga insiden besar terjadi di Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen dengan ratusan siswa terdampak.
Baca juga: Keracunan Massal Usai Santap MBG di Sukoharjo : Kepala Sekolah Sebut Terjadi di Tiap Kelas
Kasus terbaru terjadi di Gemolong, Sragen, pada Senin (11/8/2025). Sekitar 100 siswa SD dan SMP mengalami gejala mual, pusing, dan diare setelah menyantap menu MBG di sekolah.
Meski kondisi mereka tergolong ringan, Dinas Kesehatan Sragen menyiapkan posko kesehatan 24 jam di Puskesmas Gemolong untuk memantau perkembangan. Polsek, Dinkes, dan Pemkab Sragen turut menangani insiden tersebut secara cepat.
Sebelumnya, pada April–Mei 2025, delapan siswa di Gondangrejo, Karanganyar, juga mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu soto ayam dan ayam suir.
Hasil laboratorium menunjukkan makanan terpapar mikroorganisme berbahaya akibat disiapkan sejak malam dan disajikan terlambat pada pagi hari.
Korban mendapat perawatan di Puskesmas Gondangrejo, sementara pemerintah daerah memperketat SOP pengelolaan MBG melalui pelatihan juru masak oleh BPOM dan Badan Gizi Nasional.
Insiden pertama di tahun ini tercatat pada 16 Januari 2025 di Sukoharjo.
Puluhan siswa mengalami mual, pusing, dan muntah setelah menyantap ayam tepung, sayur, buah naga, dan susu dalam program MBG.
Badan Gizi Nasional mengungkapkan penyebab keracunan adalah kesalahan teknis pengolahan ayam yang kurang matang.
Makanan sisa segera ditarik dan diganti menu baru sesuai prosedur.