Ari Lasso Buat Petisi Audit WAMI, Ajak Musisi Galang Dana untuk Libatkan Auditor Independen | SINDOnews
Ari Lasso Buat Petisi Audit WAMI, Ajak Musisi Galang Dana untuk Libatkan Auditor Independen | Halaman Lengkap

Penyanyi Ari Lasso mengumumkan inisiatif membuat petisi untuk mengaudit Wahana Musik Indonesia (WAMI). Ia mengajak para rekan musisi mendukung langkahnya. Foto/Instagram @ari_lasso
- Penyanyi
Ari Lassomengumumkan inisiatif membuat petisi untuk mengaudit Wahana Musik Indonesia (WAMI). Dalam unggahan di media sosial, ia mengajak para rekan musisi dan masyarakat yang peduli untuk ikut mendukung langkahnya.
Ari Lasso menegaskan bahwa gerakan ini bukanlah bentuk permusuhan personal, melainkan murni upaya mencari kebenaran dan transparansi dalam pengelolaan royalti musik di Indonesia. Khususnya yang dilakukan oleh WAMI .
Mantan vokalis Dewa 19 itu mengajak para pendukungnya untuk menunjukkan solidaritas dengan simbol kepalan tangan sebagai tanda persetujuan terhadap petisi tersebut.
"Yuk yang setuju petisi kepalkan tangan Anda!!" kata Ari dikutip dari Instagram @ari_lasso, Rabu (13/8/2025).
Baca Juga: Tak Terima Royalti Salah Transfer, Ari Lasso Desak WAMI Diperiksa BPK dan KPK

Foto/Instagram @ari_lasso
Menurutnya, langkah ini akan menjadi bentuk kebersamaan para pelaku industri musik dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Ia menilai, jika dilakukan secara kolektif, suara para musisi akan lebih terdengar dan mampu memberikan tekanan moral kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Dalam pernyataannya, pelantun Hampa itu menyebut bahwa ia tidak berniat meminta bantuan langsung kepada lembaga negara seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Alasannya, menurut Ari, lembaga-lembaga tersebut sudah memiliki beban kerja besar dalam menangani berbagai persoalan bangsa yang lebih mendesak. Karena itu, ia menawarkan solusi lain yang lebih cepat dan terarah untuk memeriksa kinerja WAMI.
"Dan kita jangan minta bantuan BPK atau KPK atau siapa pun. Mereka pasti sibuk dengan urusan bangsa yang lebih urgent," jelasnya.
Baca Juga: Geger! Ari Lasso Ngamuk ke WAMI Gegara Royalti Nyasar ke Nama Lain
Solusi yang dimaksud adalah dengan menggalang dana secara mandiri untuk menyewa jasa auditor independen. Ari bahkan menyinggung kemungkinan menggunakan jasa firma akuntansi ternama seperti PricewaterhouseCoopers (PwC) jika dana yang terkumpul mencukupi.
Menurutnya, keterlibatan auditor independen akan memastikan hasil pemeriksaan yang objektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan di mata publik.
"Kita patungan aja menyewa lembaga auditor independen. Kalau duitnya cukup sekalian misal PricewaterhouseCoopers," ujarnya.
Ia juga optimistis banyak pihak yang akan bersedia membantu perjuangan ini. Termasuk para pemilik lembaga auditor yang memiliki kepedulian terhadap industri musik.
Baca Juga: Protes Keras ke WAMI, Ari Lasso Bebaskan Lagunya Diputar di Kafe Tanpa Bayar Royalti
Ari meyakini, dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, proses audit terhadap WAMI dapat dilakukan tanpa hambatan berarti. Baginya, hal ini merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa sistem distribusi royalti dijalankan secara adil dan profesional.
"Tapi saya yakin teman-teman yang memiliki lembaga auditor akan dengan ringan tangan membantu perjuangan ini," ungkapnya.
Di akhir pernyataannya, Ari menegaskan bahwa ia tidak akan berhenti sebelum kebenaran terungkap secara jelas. Ia menekankan bahwa perjuangannya ini bukanlah urusan pribadi, melainkan persoalan bisnis dan profesionalisme yang harus ditegakkan.
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa dirinya dan komunitas musik tetap menghormati WAMI sebagai lembaga. Namun menginginkan perbaikan sistem.
"Saya tidak akan berhenti hingga ada kebenaran yang pasti. Nothing personal. It's just business. PS : we all love you @wami.id," tandasnya.
Menariknya, aksi Ari ini mendapat respons dari warganet yang menyarankan agar Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) juga menjadi target petisi audit. Saran ini mencerminkan semakin tingginya keinginan publik untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas di seluruh lembaga pengelola hak cipta musik di Indonesia.
Selain itu, hal ini menunjukkan bahwa isu pengelolaan royalti kini bukan hanya perhatian musisi, tetapi juga masyarakat luas yang peduli pada industri musik nasional.
"LMKN juga dipetisi sekalian, om," kata warganet.
"Setuju! Gas mas lejen!" komentar warganet.
"Lanjutkan pakdhe," tulis warganet.
(dra),