Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Alaska Amerika Serikat Dunia Internasional Featured Rusia

    AS Beli Alaska dari Rusia, Kesepakatan Terbaik Dalam Sejarah? - Kompas

    6 min read

     Dunia Internasional, 

    AS Beli Alaska dari Rusia, Kesepakatan Terbaik Dalam Sejarah?

    Penulis: Waleed Badran & Maria Zaccaro/BBC News Indonesia

    WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan melakukan pertemuan puncak di Alaska, pada Jumat (15/8/2025), guna membahas penghentian perang di Ukraina. 

    Pertemuan ini bisa dibilang sebagai salah satu perkembangan diplomatik paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

    Namun, lokasi pertemuan itu memiliki makna sejarah. Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu di Anchorage, kota terbesar di Alaska.

    BNPP Siapkan 3 Opsi Tangani “Jalur Tikus” di Perbatasan RI-Timor Leste

    Seandainya pertemuan itu terjadi di lokasi yang sama sekitar 150 tahun yang lalu, pertemuan itu akan berlangsung di wilayah Rusia.

    Sebab Alaska, yang sekarang menjadi negara bagian terbesar di AS, mencakup sekitar seperlima dari total luas daratan negara itu, dulunya dimiliki oleh Rusia.

    Baca juga: Kenapa Rusia Jual Alaska ke AS?

    Lokasi yang cukup logis

    Terletak di ujung barat laut Amerika Utara, Alaska dipisahkan dari Rusia oleh Selat Bering—yang lebarnya hanya 80 kilometer pada titik tersempitnya.

    Ketika Trump mengumumkan bahwa pertemuan puncak akan diadakan di Alaska, asisten presiden Rusia Yuri Ushakov mengatakan bahwa hal itu tampak cukup logis.

    Dia bilang delegasi Rusia cukup terbang melintasi Selat Bering agar pertemuan puncak para pemimpin kedua negara yang begitu penting dan dinantikan ini dapat diadakan di Alaska.

    Namun, ikatan sejarah antara Rusia dan Alaska sudah ada sejak awal tahun 1700-an, ketika penduduk asli Siberia dilaporkan pertama kali menceritakan tentang daratan luas yang terletak di sebelah timur.

    Sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh navigator Denmark, Vitus Bering, menemukan bahwa daratan baru itu tidak terhubung dengan daratan utama Rusia. Namun, karena kabut tebal, ekspedisi tersebut gagal.

    Baca juga: Penyesalan Rusia Usai Jual Murah Alaska ke AS

    Pada 1741, ekspedisi lain yang kembali dipimpin oleh Bering berhasil dan beberapa orang dikirim ke daratan Alaska.

    Beberapa ekspedisi komersial kemudian menyusul. Lalu, ketika bulu berang-berang laut dibawa ke Rusia, terbukalah pintu bagi perdagangan bulu yang menguntungkan antara Eropa, Asia, dan pesisir Pasifik Amerika Utara.

    Namun, pada abad ke-19, pedagang bulu Inggris dan Amerika menjadi pesaing sengit bagi Rusia. 

    Persaingan itu lantas diselesaikan pada tahun 1824, ketika Rusia menandatangani perjanjian terpisah dengan AS dan Inggris.

    Beberapa dekade kemudian, Rusia bersedia menjual Alaska kepada AS akibat hampir punahnya berang-berang laut dan konsekuensi politik dari Perang Krimea tahun 1853–1856).

    Baca juga: Strategi Putin Temui Trump di Alaska, Iming-imingi Insentif untuk AS

    Pembelian yang bodoh

    Mantan Menteri Luar Negeri AS William Seward menegosiasikan pembelian Alaska dari Rusia.

    Lihat Foto

    William Seward, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS, memimpin negosiasi pembelian tanah dan berhasil mengamankan perjanjian dengan pihak Rusia.

    Setelah banyak pertentangan, Kongres AS menyetujui tawaran resmi Seward sebesar 7,2 juta dollar AS.

    Jika disesuaikan dengan inflasi, 7,2 juta dollar AS yang dibayarkan oleh AS akan setara dengan lebih dari 100 juta dollar AS saat ini atau Rp 1,6 triliun, harga yang sangat murah bagi negara bagian terbesar di AS sekarang.

    Pada 18 Oktober 1867, bendera Amerika dikibarkan di Sitka, yang saat itu merupakan ibu kota Alaska.

    Pada awalnya, pembelian Alaska disebut sebagai "kebodohan Seward" oleh para kritikus yang yakin bahwa tanah itu tidak memiliki nilai apa pun.

    Namun, pandangan itu berubah ketika pada akhir abad ke-19 ditemukan cadangan emas, minyak, dan gas alam di Alaska yang segera menghasilkan keuntungan besar bagi AS.

    Baca juga: Kremlin Bocorkan Satu Topik Utama KTT Trump-Putin di Alaska

    Langkah Seward terbukti membuahkan hasil. Pada 1959, Alaska secara resmi menjadi negara bagian ke-49 AS.

    Alaska saat ini memiliki lebih dari 12.000 sungai dan sejumlah besar danau.

    Ibu kotanya, Juneau, adalah satu-satunya ibu kota negara bagian di AS yang hanya dapat dijangkau dengan perahu atau pesawat.

    Lalu, Danau Hood di Anchorage adalah salah satu pangkalan pesawat amfibi tersibuk di dunia, yang menampung sekitar 200 penerbangan per hari.

    Presiden Trump dan Putin akan bertemu di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, instalasi militer terbesar di negara bagian tersebut.

    Pangkalan seluas 64.000 hektare itu merupakan lokasi yang penting bagi AS dalam hal kesiapan militer di wilayah Arktik.

    Baca juga: Pangkalan Militer Terbesar AS di Alaska, Lokasi KTT Trump-Putin Digelar

    Bukan pertama kali

    Ini bukanlah pertama kalinya bagi Alaska menjadi pusat acara diplomatik Amerika.

    Pada Maret 2021, tim diplomatik dan keamanan nasional pemerintahan Presiden Joe Biden yang baru dilantik bertemu dengan perwakilan China di Anchorage.

    Belum ada detail resmi mengenai pertemuan Trump dan Putin itu, namun Gedung Putih mengatakan bahwa pembicaraan di Alaska akan menjadi latihan mendengarkan bagi Trump dan akan memberikan presiden AS petunjuk terbaik tentang cara mengakhiri perang di Ukraina.

    Saat mengumumkan pertemuan puncak ini pekan lalu, Trump terdengar positif bahwa pertemuan itu dapat menghasilkan langkah-langkah konkret menuju perdamaian.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya telah mengatakan bahwa setiap kesepakatan tanpa keterlibatan Kyiv akan menjadi keputusan yang sia-sia.

    Artikel ini pernah tayang di BBC Indonesia dengan judul: AS beli Alaska dari Rusia, kesepakatan terbaik dalam sejarah?

    Baca juga: Kenapa KTT Trump-Putin Minggu Depan Digelar di Alaska?

    Baca juga: Jelang KTT di Alaska, Trump Wacanakan Dialog 3 Pihak dengan Putin dan Zelensky

    Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!
    Komentar
    Additional JS