Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured HUT Kemerdekaan RI HUT RI Istimewa Spesial

    Cerita Susmiyati, Satu-satunya Perempuan Pengibar Bendera di Laut Lepas Pantai Baron

    4 min read

     HUT Kemerdekaan RI 

    Cerita Susmiyati, Satu-satunya Perempuan Pengibar Bendera di Laut Lepas Pantai Baron



    YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Hempasan ombak dan angin di tengah laut Pantai Baron, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Minggu (17/8/2025), tidak menyurutkan semangat pengibar Bendera Merah Putih dalam upacara peringatan HUT ke-80 RI.

    Rasa bangga, haru, dan senang bercampur jadi satu di momen tersebut.

    Tak terkecuali bagi Susmiyati, anggota Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron. Pengibaran Bendera Merah Putih di laut lepas sudah 3 kali ia lakoni.

    Sebagai satu-satunya perempuan sebagai petugas pengibar bendera, nyali Susmiati tak ciut saat berenang sekitar 150 meter menuju tiang bendera.

    PKS: Serakahnomics Bisa Bikin Indonesia Jadi Negara Gagal

    Ditambah, dirinya harus membawa bendera.

    "Senang, bangga sudah 3 kali menjadi pembawa bendera merah putih ke tengah laut," kata Susmiyati, saat ditemui di lokasi.

    Baca juga: Upacara HUT Ke-80 RI di Tengah Laut Gunungkidul, Wisatawan Boleh Ikut dengan Syarat

    Dia mengaku sudah mempersiapkan diri sejak beberapa pekan terakhir.

    Profesi sebagai anggota Satlinmas yang bertugas di pantai selatan membuatnya tidak perlu jauh untuk berlatih.

    Setiap hari, hamparan Samudra Hindia menyapanya.

    Setiap ombak datang, dirinya bersama puluhan peserta pengibar bendera harus masuk ke dalam air untuk menghindari sapuan gelombang.

    "Untuk ombaknya sih landai, hanya saja tadi anginnya itu kencang sekali," kata Susmiyati.

    Baca juga: Kisah Susmiyati, Berenang 150 Meter ke Tengah Laut demi Kibarkan Bendera Merah Putih

    Pengibar bendera lainnya, Surono, mengatakan bahwa untuk trik melewati gelombang dan angin, dirinya harus bersabar dan mengatur napas saat berenang.

    Anggota Satlinmas ini juga berlatih renang untuk mempersiapkan diri menjadi tim inti.

    "Triknya harus sabar dan mengatur napas saja," kata Surono.

    Bocah 10 Tahun ikut Upacara di Tengah Laut

    Seorang peserta cilik, Neysa, yang berumur 10 tahun, mengaku sudah tiga kali ikut upacara di tengah laut.

    "Satu kali gagal, dua kali berhasil," kata dia.

    Salah seorang peserta asal Sukoharjo, Jawa Tengah, David Kurniawan, mengaku baru pertama kali ikut.

    Diakuinya, untuk berenang di laut cukup sulit karena harus melawan angin dan gelombang.

    "Tadi itu cuma lihat orang di sekeliling saat menerjang ombak, dan tinggal mengikuti saja," kata dia.

    Meski baru pertama kali ikut, dirinya memang sudah akrab dengan laut karena pernah mengikuti kursus menyelam, hingga senang olahraga renang.

    Baca juga: Unik, Warga Gunungkidul Upacara Bendera di Sungai, Apa Maknanya?

    "Berusaha semaksimal mungkin, Alhamdulillah sampai ke dekat tiang bendera. Bangga bisa ikut," kata David.

    Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Oneng Windu Wardana, mengatakan bahwa ke depan acara ini akan terus ditingkatkan sehingga menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik pengunjung.

    Sebab, tidak semua lokasi ada upacara bendera di tengah laut.

    "Upacara Bendera di tengah laut ini menarik sekali, karena untuk wilayah DIY, satu-satunya lokasi di sini," kata Windu.

    Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

    Upacara Selesai! Prabowo Apresiasi Seluruh Peserta Upacara

    Komentar
    Additional JS