Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Inggris

    Ekonomi Inggris di Ambang Kolaps, Krisis 1976 Bakal Terulang? | Sin

    5 min read

     Dunia Internasional, 

    Ekonomi Inggris di Ambang Kolaps, Krisis 1976 Bakal Terulang? | Halaman Lengkap


    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Selasa, 26 Agustus 2025 - 16:29 WIB

    Ekonomi Inggris di Ambang...

    Inggris terancam mengulang krisis ekonomi seperti tahun 1976, yang memaksa pemerintah mencari pinjaman darurat dari Dana Moneter Internasional (IMF) setelah defisit dan inflasi di luar kendali. Foto/Dok Rt

    JAKARTA 

    -

     Inggris 

    terancam mengulang

     krisis ekonomi 

    seperti tahun 1976, seiring lonjakan utang dan biaya pinjaman di tengah keraguan atas kebijakan anggaran pemerintah. Hal ini diperingatkan oleh para ekonomi, dalam laporan yang dirilis Telegraph.

    Krisis hampir 50 tahun yang lalu itu memaksa pemerintah mencari pinjaman darurat dari Dana Moneter Internasional (IMF) setelah defisit dan inflasi di luar kendali. Krisis ekonomi Inggris tersebut menjadi salah satu yang terburuk pascaperang, dimana memaksa pemerintah melakukan penghematan besar-besaran hingga membuat partai buruh kehilangan kuasanya beberapa tahun kemudian.

    Kini Kanselir Exchequer, Rachel Reeves menghadapi peringatan serupa, ketika proyeksi menunjukkan adanya celah sebesar USD68 miliar dalam keuangan publik dan bunga utang diperkirakan akan melebihi 111 miliar pounds. Utang Inggris saat kini melebihi 96% dari PDB atau sekitar 2,7 triliun pounds, untuk menjadi salah satu beban terberat di negara maju.

    Biaya pinjaman pemerintah telah melonjak, dengan imbal hasil obligasi 30 tahun melampaui 5,5%, lebih tinggi daripada yang ada di AS (Amerika Serikat) dan Yunani. Baca Juga: Ramalan Soal Ledakan Utang Nasional Inggris, Kapan Terjadinya?

    Mantan Kepala National Institute for Economic and Social Research, Jagjit Chadha mengatakan, kepada Telegraph bahwa diperkirakan "bahayanya sama seperti periode menjelang pinjaman IMF tahun 1976,". Diperingatkan bahwa Inggris bisa kesulitan memenuhi pembayaran pensiun dan kesejahteraan.

    Andrew Sentance, yang pernah menjadi pembuat kebijakan di Bank of England mengatakan, bahwa Reeves "sedang dalam jalur untuk menghadirkan krisis ala (mantan Kanselir Inggris Denis) Healey tahun 1976 pada akhir 2025 atau 26,". Ia menuding Partai Buruh memicu inflasi dengan pajak yang lebih tinggi, pinjaman, dan pengeluaran.

    Peringatan ini mencuat hanya beberapa minggu sebelum Reeves dijadwalkan bakal mempresentasikan anggaran musim gugur yang pertama, di mana dia diprediksi bakal mengumumkan kenaikan pajak lebih lanjut untuk menutupi kekurangan – sebuah langkah yang dikritik oleh para penentangnya.

    Apa yang dilakukan Reeves disebut akan memperburuk pelemahan. Pemerintah juga menghadapi tantangan politik dan ekonomi yang semakin dalam, termasuk dukungan yang menyusut. Baca Juga: Ekonomi Jerman Jatuh dalam Krisis Struktural, Eropa Goyah?

    Pada akhir pekan kemarin, pemimpin Reform UK, Nigel Farage menyatakan, bahwa apa yang terjadi lagi seperti "tahun 1970-an," sementara pemimpin Konservatif Kemi Badenoch menggambarkan biaya pinjaman yang melambung sebagai dampak yang harus dibayar dari "pengelolaan ekonomi yang buruk" oleh Partai Buruh.

    Disebut juga London telah berjanji bakal meningkatkan belanja militer menjadi 2,5% dari PDB pada tahun 2027, sejalan dengan komitmen NATO. Inggris tetap menjadi salah satu pendukung Ukraina yang paling antusias, mengirimkan miliaran dolar dalam bentuk bantuan militer dan keuangan. Kondisi tersebut diyakini semakin menekan keuangan publik yang sudah ketat.

    (akr)

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya

    Infografis

    Ekonomi Indonesia Tumbuh...

    Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,12% di Kuartal II 2025

    Komentar
    Additional JS