- Harga bahan bakar minyak (BBM) di Iran menjadi yang termurah di dunia dengan harga bensin sekitar Rp800 hingga Rp1.200 per liter. Kebijakan tersebut dimungkinkan berkat subsidi dari pemerintah meskipun negara tersebut menghadapi tekanan ekonomi dan fluktuasi nilai tukar.

Berdasarkan data National Iranian Oil Company (NIOC), harga bensin standar dengan oktan 87 dipatok sekitar 10.000 rial Iran (IRR), sementara bensin premium dengan oktan 95 dijual sekitar 25.000 IRR, atau setara Rp2.000 hingga Rp3.000 per liter berdasarkan kurs pasar informal.

Harga solar bahkan lebih murah, yakni hanya 5.000–8.000 IRR per liter, atau sekitar Rp400-Rp700. Sedangkan gas alam terkompresi (CNG), yang banyak digunakan di sektor transportasi, dijual antara Rp250 hingga Rp400 per liter.

Baca Juga: Rudal Iran Dicegat, Harga Minyak Anjlok 7% dalam Sehari

Guna mencegah penyalahgunaan subsidi, Pemerintah Iran memberlakukan sistem kuota bulanan, yakni 60-120 liter per orang. Jika melewati batas tersebut, pengguna dikenakan harga lebih tinggi. Kebijakan ini juga ditujukan untuk mengurangi penyelundupan BBM ke negara tetangga seperti Pakistan dan Afghanistan.

Namun, harga BBM murah hanya berlaku bagi warga Iran. Wisatawan asing dan kendaraan berpelat luar negeri harus membeli BBM dengan harga internasional, kadang dalam dolar AS atau euro. Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di kawasan perbatasan menerapkan sistem khusus.

Fluktuasi nilai tukar turut memengaruhi harga BBM dalam denominasi asing. Dengan kurs pasar informal mencapai 500.000 IRR per 1 dolar AS, harga riil BBM Iran sangat rendah secara global. Namun, pemerintah tetap menjaga kestabilan harga dalam negeri dengan menanggung selisih melalui subsidi negara.

Sebagai perbandingan, harga bensin Pertalite di Indonesia saat ini berada di kisaran Rp10.000 per liter. Harga solar bersubsidi di Indonesia mencapai Rp6.800 per liter, jauh lebih tinggi dibandingkan solar di Iran yang hanya sepersepuluhnya.

Baca Juga: Perang Iran dan Israel Akan Berlanjut, Berikut 6 Indikatornya

Iran dapat mempertahankan harga rendah karena memiliki cadangan minyak terbesar keempat di dunia. Meski distribusi sempat terganggu akibat sanksi ekonomi Amerika Serikat, produksi minyak dalam negeri tetap stabil.

Pemerintah Iran juga mendorong penggunaan CNG dan energi terbarukan guna menekan konsumsi bensin. Saat ini, sekitar 20 persen kendaraan di Iran telah beralih ke CNG karena efisiensi dan harga yang terjangkau.

Namun, harga BBM tetap menjadi isu sensitif di Iran. Kenaikan harga pada 2019 memicu gelombang protes besar-besaran. Pemerintah pun berhati-hati dalam melakukan penyesuaian kebijakan energi dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat.

(nng)

Iklan - Scroll untuk melanjutkan

Iklan - Scroll untuk melanjutkan