Kisah Raya, Bocah 3 Tahun Anak ODGJ Meninggal Akibat Tubuh dan Otaknya Dipenuhi Cacing Gelang - merdeka
Kesehatan, Lintas Peristiwa
Kisah Raya, Bocah 3 Tahun Anak ODGJ Meninggal Akibat Tubuh dan Otaknya Dipenuhi Cacing Gelang - merdeka
Cerita Pilu Raya, Anak 3 Tahun Meninggal Akibat Infeksi Cacing Gelang yang Menyerang Otaknya. Ortunya ODGJ.
Rumah panggung sederhana dari kayu dan triplek di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, kini ramai didatangi warga. Penyebabnya bocah 3 tahun bernama Raya meninggal dunia karena infeksi cacing yang begitu parah hingga menyerang otaknya.
Raya adalah anak kedua dari pasangan Udin (32) dan Endah (38). Sejak lahir, hidupnya dijalani dalam keterbatasan. Tinggal bersama orang tua yang mengalami gangguan kejiwaan (ODGJ), Raya tumbuh tanpa pengawasan yang layak. Ia sering terlihat bermain di kolong rumah bersama ayam peliharaan. Bahkan untuk berjalan saja, tumbuh kembangnya terbilang lambat.
Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, tak bisa menyembunyikan keprihatinannya. Ia mengungkapkan bahwa sejak lama kondisi keluarga ini memang memprihatinkan.
“Anak itu sering main di kolong rumah. Jalannya juga agak lambat, ternyata punya sakit paru-paru, sempat diperiksa ke klinik,” kata Wardi.
Ironisnya, rumah sederhana yang pernah rusak sudah sempat dibangunkan kembali oleh warga dan pemerintah desa.
Namun, karena keterbatasan dan kondisi mental kedua orang tua Raya, alas bambu rumah panggung itu perlahan habis dipakai untuk dijadikan kayu bakar.
“Sampai-sampai anaknya pernah jatuh ke bawah rumah karena lantainya habis,” tutur Wardi.
Puncak penderitaan Raya terjadi beberapa pekan lalu. Tubuhnya dipenuhi cacing yang keluar dari hidung hingga feses.
Kondisinya semakin memburuk, namun keluarga tidak segera membawanya ke rumah sakit. Hingga akhirnya, pada 22 Juli 2025, Raya menghembuskan napas terakhir di rumah sakit.
Pemerintah desa sebenarnya sudah berusaha membantu. Berbagai bantuan, mulai dari program kesehatan hingga makanan tambahan, pernah diberikan. Bahkan sempat ada masa ketika berat badan Raya naik dan kesehatannya membaik. Namun, takdir berkata lain.
Akses Rumah Sakit Jauh
Iin Achsien, pendiri Rumah Teduh & Peaceful Land bersama tim relawan sempat memberikan pertolongan. Pada 13 Juli 2025, Raya langsung dilarikan ke RSUD R Syamsudin Sh.
Sayangnya, akses ke rumah sakit butuh waktu dua jam. Melewati jalanan berkelok serta kondisi sebagian jalan rusak.
"Kami dapat berita dari kerabatnya Raya, mereka cuma bilang sakitnya sesak napas," ungkap Iin, Rabu (20/8).
Penyakit cacingan akut yang diderita Raya baru terdeteksi setelah dia tiba di RSUD R Syamsudin Sh (Bunut).
"Kondisinya sudah drop, langsung dimintakan masuk ke PICU (Pediatric Intensive Care Unit)," kata Iin.
Namun, tim Rumah Teduh menghadapi kendala besar dalam perjalanan, yaitu Raya tidak memiliki identitas.
Pihak rumah sakit memberikan waktu 3x24 jam untuk mengurus BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) agar biaya perawatan dapat ditanggung oleh pemerintah.
Cacing Gelang Merusak Tubuh Raya
Harapan keluarga dan tim medis untuk melihat Raya kembali sehat akhirnya pupus. Bocah berusia tiga tahun asal Sukabumi itu tak mampu melawan infeksi cacing gelang (ascaris) yang sudah terlalu lama bersarang di tubuh mungilnya.
Ketua Tim Penanganan Keluhan RSUD R Syamsudin SH, dr. Irfanugraha Triputra, mengatakan sejak awal dirawat, kondisi Raya tidak menunjukkan perkembangan berarti. Cacing yang seharusnya hanya berada di usus sudah menjalar ke paru-paru hingga ke otak.
“Keluarnya cacing dari hidung itu menandakan infeksi sudah sangat berat. Artinya, jalur pernapasan dan pencernaan bagian atas sudah terkontaminasi,” ujar dr. Irfanugraha.
Menurutnya, jumlah cacing dalam tubuh Raya sangat banyak, bahkan berukuran besar. Kondisi itu membuat penanganan medis menjadi rumit.
“Ini sudah kasus terlambat. Cacingnya terlalu banyak dan besar, sehingga terapi menjadi sangat sulit,” tambahnya.
Pada 22 Juli 2025, tepat pukul 14.24 WIB, Raya menghembuskan napas terakhir di ruang perawatan. Ia pergi tanpa sempat kembali ke rumah panggung sederhananya.
Detik-detik Prada TNI Lucky Lari Awal Dicambuk Senior di Barak, Minta Tolong ke Mama - merdeka

- Fira Syahrin
- Yacob Billiocta
Jasad bocah tiga tahun itu ditemukan di ruko kosong Jalan Inspeksi Kalimalang, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Hasil autopsi dari tim medis menunjukkan bahwa balita berinisial AGS (5) tidak meninggal akibat kekerasan seksual.
Seorang balita berusia 3,5 tahun tewas usai diracun dan dianiaya oleh kekasih sang ibu.
Seorang bocah berusia 4 tahun di Jambi yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarga ditemukan sudah jadi mayat di bawah gardu listrik.
Selain cedera otak berat, korban mengalami patah leher akibat dianiaya pacar tantenya.
Kesepakatan untuk berdamai diambil setelah pihak rumah sakit menjalin komunikasi dengan pihak keluarga sejak BAD meninggal.
Bocah 7 tahun meninggal dunia diduga jadi korban malapraktik operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih.
Seorang bocah meninggal dunia diduga korban malapraktik usai menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi
Dulunya, baterai ponsel dapat bertahan seharian penuh, tetapi kini menjelang siang sudah "menjerit" meminta pengisian ulang.
Anak-anak kini sangat bergantung pada jam digital yang ada di ponsel, tablet, atau smartwatch, sehingga jam analog semakin jarang digunakan.
Hasil tes DNA RK-Lisa dan anak CA akan diumumkan hari ini, Rabu (20/8). Publik menanti kepastian, hasil ini bisa jadi titik balik kasus yang menyita perhatian.
Ketua Tim Penanganan Keluhan RSUD R Syamsudin SH, Dokter Irfanugraha Triputra, menjelaskan bahwa kondisi pencernaan Raya sangat memprihatinkan.
Mulai Rabu, 20 Agustus 2025, kebijakan ganjil genap akan diterapkan kembali di Jakarta.
Irjen Agus Suryo, yang juga menjabat Kepala Operasi Pusat (Kaopspus) Operasi Merdeka Jaya 2025, sejak dini hari telah meninjau Pos Pengamanan.