Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Muhammadiyah Nahdhatul Ulama

    Kolaborasi Dosen NU-Muhammadiyah Hadirkan Buku Ekonomi Hijau, - Beritasatu

    2 min read

     

    Kolaborasi Dosen NU-Muhammadiyah Hadirkan Buku Ekonomi Hijau


    Jakarta, Beritasatu.com – Dosen dari Universitas Nahdlatul Ulama (NU) Indonesia dan Muhammadiyah berkolaborasi menulis buku "Green Economy Concept: Mengulik Etika Bisnis dan Bisnis Berkelanjutan di Indonesia". Karya ini hadir di tengah krisis lingkungan yang semakin nyata di Indonesia, mulai dari hutan gundul akibat tambang hingga sungai tercemar limbah industri.

    Buku ini ditulis oleh Dr Rismawati (Universitas Muhammadiyah Palopo), Abin Suarsa (Universitas Muhammadiyah Bandung), Monika Handayani (Politeknik Negeri Banjarmasin), dan Muhammad Aras Prabowo (Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia). Kolaborasi lintas kampus dan organisasi ini menunjukkan NU dan Muhammadiyah mampu bersatu dalam gagasan besar membangun ekonomi hijau yang adil dan berkelanjutan.

    “Akuntabilitas dan transparansi dalam pelaporan keberlanjutan tidak boleh berhenti sebagai jargon. Ia harus menjadi landasan nyata dalam praktik bisnis yang berpihak pada lingkungan dan masyarakat,” ungkap dosen akuntansi Universitas Muhammadiyah Palopo, Dr Rismawati dalam keterangan resminya, Sabtu (23/8/2025).

    Muhammad Aras Prabowo, dosen akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia menekankan pentingnya menjembatani teori dan praktik.

    “Kami mencoba menghubungkan kerangka etika dengan studi kasus nyata di Indonesia, agar pembahasan green economy ini tidak hanya idealis, tetapi juga bisa dipraktikkan dalam dunia bisnis dan kebijakan," ujarnya.

    Buku ini membahas etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan, transparansi pelaporan keberlanjutan, hingga manajemen rantai pasok ramah lingkungan. Para penulis juga menawarkan proyeksi model bisnis hijau di masa depan yang relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, di mana banyak perusahaan tambang hanya mengejar keuntungan tanpa memulihkan kerusakan ekosistem.

    Selain memperkaya literatur bisnis berkelanjutan, buku ini juga memiliki makna simbolis. NU dan Muhammadiyah yang kerap dianggap berbeda justru bersatu untuk isu mendesak, yakni penyelamatan lingkungan.

    Simak berita dan artikel lainnya di Google News

    Ikuti yang terbaru di WhatsApp Channel Beritasatu

    Komentar
    Additional JS