Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Kasus Prada Lucky

    Prada Lucky Tewas Dianiaya Senior, Eks Jenderal: Itu Pembunuhan, Bukan Pendidikan Lagi - Kompas

    3 min read

     

    Prada Lucky Tewas Dianiaya Senior, Eks Jenderal: Itu Pembunuhan, Bukan Pendidikan Lagi

    JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menekankan para senior yang menganiaya Prada Lucky di NTT sudah termasuk melakukan pembunuhan, bukan lagi memberi pengarahan atau pendidikan.

    TB Hasanuddin mendorong agar para pelaku dihukum secara pidana.

    "Itu sudah bukan lagi sebuah memberikan pengarahan, pendidikan. Tetapi itu sudah termasuk pembunuhan lah. Dan harus dipidanakan," ujar TB Hasanuddin, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/8/2025).

    TB Hasanuddin mengatakan, empat senior yang menganiaya Prada Lucky harus dihukum seberat-beratnya.

    Momen Bupati Kolaka Timur Tiba di KPK Usai Ditangkap

    Baca juga: Prada Lucky Tewas Diduga Disiksa Senior, Pimpinan MPR: Harusnya TNI Jadi Teladan

    Dia juga menyebut, para pelaku harus diberi tambahan hukuman berupa pemecatan.

    "Bawa ke pengadilan militer, kemudian buka secara terbuka agar menjadi pelajaran bagi anggota yang lain," imbuh dia.

    Ayah Prada Lucky marah

    Berdiri tegap dengan mata melotot, Sersan Mayor (Serma) Christian Namo menengadahkan tangan kanannya sambil berteriak di belakang mobil ambulans yang memuat jenazah putra tercintanya, Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo (23).

    Baca juga: Maaf dan Doa Remaja yang Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus...

    Dengan suaranya bergetar, Christian yang mengenakan seragam pakaian dinas lapangan khas matra darat itu mempertanyakan kehadiran negara saat anaknya meninggal dengan cara tak wajar.

    Berjalan mondar-mandir di halaman depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Kamis (7/8/2025), Christian yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao ini berulang kali meminta keadilan untuk anak lelaki sulungnya itu.

    Beberapa kali rekan kerjanya berusaha menenangkan Christian, tetapi tetap saja tak mempan.

    Dia terus saja mengumpat.

    Baca juga: Geramnya Serma Christian, Saat Jenazah Anaknya Prada Lucky Tak Bisa Diotopsi

    "Kamu saksikan semua, yang bunuh anak saya sifat PKI, keji. Ingat baik-baik itu," kata Christian dengan lantang.

    Kekesalan Christian itu lantaran putranya yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT, meninggal karena diduga dianiaya para seniornya.

    Kekecewaannya semakin memuncak, lantaran keinginan untuk mengotopsi jenazah anaknya di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang tak bisa terwujud.

    Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

    Israel Bakal Okupasi Gaza, Pemimpin Dunia Ramai-ramai Mengecam

    Komentar
    Additional JS