Puan Sebut Deretan Kritik Kreatif: Indonesia Gelap hingga One Piece - Kompas
Puan Sebut Deretan Kritik Kreatif: Indonesia Gelap hingga One Piece
/data/photo/2025/08/15/689ea0ae19e5b.jpeg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, rakyat kini sudah lebih kreatif dalam menyampaikan kritik kepada pemerintahan, contohnya kritik dalam bentuk narasi Indonesia Gelap hingga bendera One Piece.
Puan mengingatkan bahwa, dalam demokrasi, rakyat harus memiliki ruang yang luas untuk berserikat, berkumpul, menyatakan pendapat, dan menyampaikan kritik.
Hal tersebut Puan sampaikan dalam pidato Sidang Tahunan MPR dan Sidang MPR bersama DPR dan DPD di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Baca juga: Puan Sebut Parpol Harus Jadi Jembatan, Bukan Cuma Cari Kekuasaan
"Kini, kritik rakyat hadir dalam berbagai bentuk yang kreatif dan memanfaatkan kemajuan teknologi, khususnya media sosial, sebagai corong suara publik," ujar Puan.
Ketua MPR Muzani: MBG Tak Cuma Memberi Makan, tapi Investasi Masa Depan
"Ungkapan tersebut dapat berupa kalimat singkat seperti 'kabur aja dulu', sindiran tajam 'Indonesia Gelap', lelucon politik 'negara Konoha', hingga simbol-simbol baru seperti 'bendera One Piece', dan banyak lagi yang menyebar luas di ruang digital," sambungnya.
Baca juga: Hadiri Sidang Bersama DPR-DPD, Puan Berkebaya Hijau dan Selendang Merah Merona
Puan menjelaskan, fenomena ini menunjukkan bahwa aspirasi dan keresahan rakyat kini disampaikan dengan bahasa zaman mereka sendiri.
Bagi para pemegang kekuasaan, kata dia, semua suara rakyat yang didengar bukanlah sekadar kata atau gambar.
Puan menekankan bahwa di balik setiap kata, pasti ada pesan.
Baca juga: Miftah Maulana Hina Penjual Es Teh, DPR Usul Pendakwah Disertifikasi
"Di balik setiap pesan ada keresahan. Dan di balik keresahan itu ada harapan. Karena itu, yang dituntut dari kita semua adalah kebijaksanaan. Kebijaksanaan untuk tidak hanya mendengar, tetapi juga memahami," jelas Puan.
"Kebijaksanaan untuk tidak hanya menanggapi, tetapi merespons dengan hati yang jernih dan pikiran yang terbuka. Kita semua berharap, apa pun bentuk dan isi kritik yang disampaikan rakyat, tidak boleh menjadi bara yang membakar persaudaraan," imbuhnya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa![FULL] Puan: Politik Garis Tangan, Campur Tangan, dan Buah Tangan